Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut
Buntut Tragedi Pemusnahan Amunisi di Garut, Warga Minta Lokasi Ditutup Permanen: Jangan Dirusak
Inilah kabar terbaru dari tragedi pemusnahan bahan peledak di Garut, Jawa Barat. Warga meminta aktivitas di lokasi kejadian diberhentikan permanen
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 13 orang menjadi korban ledakan dalam pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (13/5/2025).
Empat orang korban merupakan anggota TNI sementara sembilan lainnya adalah warga sipil.
Kepala Desa Sagara, Alit Saripudin meminta agar lokasi pemusnahan ditutup.
Usulan penutupan tersebut datang dari beberapa warga sekitar.
"Satu, tolong tutup selamanya aktivitas peledakan di area tersebut. Sekarang tidak seperti zaman dulu."
"Sekarang banyak warga yang sudah mukim dekat lokasi," ujar Alit kepada Tribun Jabar, Rabu (14/5/2025).
Selain itu, ia menuturkan warga merasa khawatir terkait keselamatan dari aktivitas pemusnahan amunisi ini.
Suara ledakan, ujar Alit, dikeluhkan karena mengganggu dan getaran yang ditimbulkan ditakutkan mengganggu struktur bangunan warga.
Selain itu, ia juga meminta penyelidikan atas tewasnya warga sipil bisa transparan.
"Kedua, tolong proses penyelidikan atas meninggalnya sembilan warga sipil dibuka ke publik dan transparan," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan agar keluarga para korban diberikan santunan dan jaminan pendidikan untuk anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya.
Baca juga: Sosok Irjen Karyoto, Jenderal Bintang 2 Sekaligus Ayah Wabup Garut akan Besanan dengan Dedi Mulyadi
Termasuk merehabilitasi lingkungan di kawasan peledakan yang ternyata kawasan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Ini kan statusnya kawasan BKSDA, tolong kembalikan fungsinya jangan dirusak," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal berjanji akan menanggung biaya sekolah anak korban.
Bahkan, biaya sekolah tersebut akan ditanggung hingga perguruan tinggi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.