Jumat, 3 Oktober 2025

DPRD Sumbar Soroti Kasus 2 Narapidana Tewas Akibat Alkohol, Diduga Petugas Lapas Bukittinggi Lalai

Sebanyak 22 narapidana di Lapas Bukittinggi mengalami keracunan dan 2 di antaranya tewas. Kasus ini mendapat sorotan dari DPRD Sumatra Barat.

Penulis: Faisal Mohay
TribunPadang.com/Muhammad Iqbal
NARAPIDANA KERACUNAN - Para pasien dari warga binaan Lapas Kelas IIA Bukittinggi yang keracunan akibat minuman oplosan, Rabu (30/4/2025) malam. Sebanyak delapan pasien masih dirawat inap di RSUD Achmad Mochtar gedung Ambun Suri Bukittinggi. 

TRIBUNNEWS.COM - Dua narapidana di Lapas Kelas II Bukittinggi, Sumatra Barat tewas setelah menegak cairan alkohol yang dioplos perasa minuman pada Rabu (30/4/2025) lalu.

Sebanyak 20 narapidana lain yang ikut minum alkohol oplosan dilarikan ke RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi.

Polisi masih mendalami unsur kelalian yang dilakukan petugas lapas sehingga alkohol dapat dikonsumsi warga binaan.

Wakil Ketua DPRD Sumbar, Nanda Satria, meminta kepolisian mengusut kemungkinan petugas lapas sengaja mencelakai para narapidana.

“Nanti saya akan koordinasi dengan Komisi I. Harapannya, Komisi I bisa masuk dalam tim investigasi agar proses pengusutan lebih transparan,” bebernya, Kamis (1/5/2025).

Insiden ini menjadi peringatan agar petugas lapas meningkatkan pengawasan.

Diketahui, cairan alkohol digunakan warga binaan untuk menghapus tato dan sisanya diminum.

"Alkohol sebanyak itu seharusnya terpantau oleh unit kesehatan. Meski digunakan untuk menghapus tato, tetap harus diawasi,” lanjutnya.

Menurutnya, polisi harus segera mengungkap kasus ini agar masyarakat tak berspekulasi terkait penyebab kematian korban.

“Kita perlu pastikan apakah ini murni kelalaian atau ada unsur kesengajaan untuk mencelakai sesama napi. Ini penting untuk diusut secara serius,” tegasnya.

Nanda Satria mengkritisi lemahnya pengawasan di lapas dan berharap insiden serupa tak terulang.

Baca juga: Update Minuman Oplosan Maut di Lapas Bukittinggi, Korban Tewas Jadi 2 Napi, 11 Lainnya Masih Dirawat

“Kalaupun benar alkohol itu digunakan untuk hapus tato, tetap saja pengawasan dari petugas wajib dilakukan. Ini menjadi tanda tanya besar soal kontrol di lapas,” pungkasnya.

Alkohol 70 Persen Dioplos

Direktur RSUD Achmad Mochtar, Busril, mengatakan dua korban sempat kritis saat masuk ke ruang ICU, namun nyawa mereka tak dapat diselamatkan.

Dari 22 orang yang dirawat pada Rabu malam, tersisa 11 pasien yang kondisinya belum pulih.

"Sebenarnya tiga orang di ruangan ICU, dua kritis. Dan, satu orang lagi sudah mulai membaik," ucapnya, dikutip dari TribunPadang.com.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved