Senin, 6 Oktober 2025

Sosok Sulasmi, Warga Slahung Ponorogo Larang Pengantar Jenazah Lewat Rumahnya, Ikuti Kata sang Ayah

Sosok yang melarang pengantar jenazah di Slahung, Ponorogo, melewati jalan samping rumah, ternyata adalah Sulasmi.

TribunJatim.com/Dokumentasi Warga
KERANDA SEBERANGI SUNGAI - Tangkapan layar video rombongan pembawa keranda jenazah melintasi sungai di perbatasan Desa Wates dengan Desa Tugurejo di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (19/4/2025) lalu. Warga terpaksa lewat sungai karena dilarang melintasi jalan oleh seorang pemilik tanah. Terungkap siapa yang melarang pengantar jenazah lewat jalan samping rumah warga.oo55 

"Karena larangan itu, warga akhirnya melarang jenazah Mbah Oso dimakamkan di Tugurejo."

"Akhirnya jenazah Mbah Oso dimakamkan di Gemahharjo, Kabupaten Pacitan, di tempat kelahirannya, meski dia warga sini," pungkas Misdi.

Pengantar Jenazah Harus Lewati Sungai

Baru-baru ini, viral video yang memperlihatkan pengantar jenazah harus melewati sungai saat hendak menuju pemakaman di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung.

Insiden itu terjadi saat pengantaran jenazah Mulyadi (38), warga Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (19/4/2025).

Kepala Desa Tugurejo, Siswanto, menjelaskan duduk perkara mengapa pengantar jenazah harus melewati sungai.

Ia mengatakan, sebenarnya sudah dibangun jembatan secara swadaya oleh warga setempat untuk memudahkan akses menuju pemakaman.

Tetapi, ada seorang warga yang tak mengizinkan jalan depan rumahnya dilintasi pengantar jenazah.

Alasannya, karena warga tersebut menganut kepercayaan kuno.

"Akses jalan sebenarnya sudah dibangun jembatan oleh warga secara gotong royong."

"Tapi, ada salah satu keluarga yang tidak mengizinkan jalannya dilintasi saat ada pengantaran jenazah," jelas Siswanto, Minggu (20/4/2025), dilansir TribunJatim-Timur.com.

"Alasannya itu pemahaman Jawa yang tua-tua, katanya jika dilewati jenazah menjadi kurang bagus," imbuh dia.

Siswanto menuturkan, pihaknya sudah berulang kali mengupayakan mediasi dengan warga dan keluarga yang menolak tersebut.

Namun, hingga saat ini belum mencapai kesepakatan. Bahkan, menurut Siswanto, proses pengantaran jenazah warga yang meninggal kerap diwarnai perseteruan karena penolakan itu.

"Setiap kejadian selalu geger (bertengkar)" kata Siswanto.

"Sampai sekarang mereka (warga yang menolak)  tidak mau dilewati untuk membawa jenazah," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved