Sosok Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo Utus Beli Lahan Makam usai Warga Antar Jenazah Lewat Sungai
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, memerintahkan Camat Slahung membeli lahan pemakaman baru, buntut warga menggotong keranda lewat sungai.
TRIBUNNEWS.com - Bupati Ponorogo, Jawa Timur, Sugiri Sancoko, memerintahkan Camat Slahung untuk membeli lahan pemakaman baru di Dukuh Bungkul, Desa Wates, Kecamatan Slahung.
Perintah ini diberikan merespons adanya warga yang melarang jalan samping rumahnya, dilewati rombongan pengantar jenazah.
Padahal, jalan itu merupakan satu-satunya jalan menuju pemakaman.
"Pak Bupati akan membantu ketersediaan lahan makam, dibelikan tanah sendiri untuk warga Dukuh Bungkul."
"Tadi sudah kita tinjau dan harganya juga sudah deal, dan besok (hari ini) rencananya akan kita tinjau ulang," kata Camat Slahung, Nur Huda Rifai, Senin (21/4/2025), dikutip dari Kompas.com.
Sosok Sugiri Sancoko
Menurut catatan Wikipedia, Sugiri Sancoko lahir pada 26 Februari 1971 di Ponorogo.
Baca juga: Bupati Ponorogo Turun Tangan, Beli Lahan Pemakaman Baru Buntut Pengantar Jenazah Lewat Sungai
Ia merupakan politisi PDIP yang kini menjabat sebagai Bupati Ponorogo.
Sugiri diketahui menjadi Bupati Ponorogo pertama yang menjabat selama dua periode.
Diketahui, Sugiri sempat berpartisipasi dalam Pilkada 2015, melawan Ipong Muchlissoni, namun gagal.
Ia kembali menjajal peruntungan pada Pilkada Ponorogo 2020, bersama Lisdyarita. Lagi-lagi, Sugiri melawan Ipong.
Tetapi, Sugiri-Lisdyarita akhirnya terpilih menjadi Bupati Ponorogo dengan perolehan 352.047 suara.
Pada periode pertama kepemimpinannya, Sugiri menginisiasi mega proyek Monumen Reog dan Museum Peradaban yang bertempat di Gunung Gamping, Kecamatan Sampung.
Proyek yang dicanangkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) itu dimulai di tahun 2022.
Pada Pilkada Ponorogo 2024, Sugiri kembali melawan Ipong dalam perebutan kursi orang nomor satu di Bumi Reog, bersama Lisdyarita.
Hasilnya, Sugiri kembali terpilih menjadi Bupati Ponorogo. Meski hasil Pilkada Ponorogo 2024 sempat digugat kubu Ipong, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Sugiri dan Lisdyarita secara sah menang, dilansir laman Kominfo Jatim.
Sebelum terjun ke dunia politik, Sugiri dulunya memulai karier sebagai wartawan dan pengusaha reklame.
Di tahun 2009, ia terpilih menjadi anggota DPRD Jatim untuk periode 2009-2014.
Ia kemudian kembali lolos menjadi anggota DPRD Jatim untuk periode 2015-2019, dikutip dari Surya.co.id.
Tetapi, belum resmi menjabat, Sugiri mundur karena didorong maju Pilkada Ponorogo 2015.
Gagal di Pilkada Ponorogo 2015, Sugiri pergi ke Aceh untuk bertani jagung bersama rekan-rekannya dari Jawa Timur.
Baca juga: Warga Tak Perlu Lewat Sungai Lagi demi Antar Jenazah, Pemkab Ponorogo Bakal Beli Lahan Pemakaman
Sebagai Bupati Ponorogo, Sugiri berperan penting dalam pengakuan UNESCO terhadap budaya Reog.
Pada 2023, ia memimpin upaya pendaftaran Reog Ponorogo ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
Proses itu membutuhkan pengumpulan berbagai bukti sejarah, dokumentasi, serta dukungan komunitas lokal dan nasional.
Di tahun yang sama, Reog Ponorogo masuk daftar ke-39 sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO yang disidangkan pada 2024.
Duduk Perkara Pengantar Jenazah Lewati Sungai
Baru-baru ini, viral video yang memperlihatkan pengantar jenazah harus melewati sungai saat hendak menuju pemakaman di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung.
Insiden itu terjadi saat pengantaran jenazah Mulyadi (38), warga Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (19/4/2025).
Kepala Desa Tugurejo, Siswanto, menjelaskan duduk perkara mengapa pengantar jenazah harus melewati sungai.
Ia mengatakan, sebenarnya sudah dibangun jembatan secara swadaya oleh warga setempat untuk memudahkan akses menuju pemakaman.
Tetapi, ada seorang warga yang tak mengizinkan jalan samping rumahnya dilintasi pengantar jenazah.
Alasannya, karena warga tersebut menganut kepercayaan kuno.
"Akses jalan sebenarnya sudah dibangun jembatan oleh warga secara gotong royong."
"Tapi, ada salah satu keluarga yang tidak mengizinkan jalannya dilintasi saat ada pengantaran jenazah," jelas Siswanto, Minggu (20/4/2025), dilansir TribunJatim-Timur.com.
"Alasannya itu pemahaman Jawa yang tua-tua, katanya jika dilewati jenazah menjadi kurang bagus," imbuh dia.
Siswanto menuturkan, pihaknya sudah berulang kali mengupayakan mediasi dengan warga dan keluarga yang menolak tersebut.
Namun, hingga saat ini belum mencapai kesepakatan. Bahkan, menurut Siswanto, proses pengantaran jenazah warga yang meninggal kerap diwarnai perseteruan karena penolakan itu.
"Setiap kejadian selalu geger (bertengkar)" kata Siswanto.
"Sampai sekarang mereka (warga yang menolak) tidak mau dilewati untuk membawa jenazah," lanjutnya.
Terkait warga Desa Wates yang dikuburkan di pemakan Desa Tugurejo, Siswanto juga memberi penjelasan.
Ia mengatakan, dua dukuh Desa Wates berbatasan langsung dengan Desa Tugurejo.
Selain itu, di Desa Wates, kata dia, tidak memiliki tempat pemakaman. Sehingga, warga Desa Wates biasanya menggunakan pemakaman di Desa Tugurejo.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Profil Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo Terpilih 2024, Punya Harta Kekayaan Capai Rp 6 Miliar dan di Tribunjatim-timur.com dengan judul Akses Jalan Ditutup Pemilik Tanah, Warga Ponorogo Gotong Jenazah Menyebrangi Sungai
(Tribunnews.com/Putra Dewangga, Surya.co.id/Putra Dewangga, TribunJatim-Timur.com/Pramita, Kompas.com/Sukoco)
Sumber: TribunSolo.com
Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 169: Aktivitas 1 Perbedaan Budaya Pemakaman Jenazah |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Surabaya Hari Ini, 17 September 2025, BMKG Juanda: Sore Hujan Ringan |
![]() |
---|
Kisah Azitah Azman, Milenial dari Banyuwani yang Memilih Bertani sebagai Jalan Hidup |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Surabaya Besok Rabu, 17 September 2025, BMKG Juanda: Didominasi Berawan |
![]() |
---|
Sosok Ribut, Guru Viral Sebut Siswa Tambah Gendut Berkat MBG, Ingin Jumpa Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.