Ustaz di Tulungagung Jadi Tersangka Pencabulan 7 Santri, Lakukan Sodomi sejak Maret 2024
Seorang ustaz di Tulungagung menjadi tersangka pencabulan terhadap tujuh santri. Dia melakukan aksi bejatnya sejak Maret 2024 lalu.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ustaz sekaligus kepala kamar sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, berinisial AIA (26), ditetapkan menjadi tersangka pencabulan terhadap tujuh santri laki-laki pada Kamis (17/4/2025).
AIA ditetapkan menjadi tersangka setelah diduga menyodomi santri yang rata-rata masih di bawah umur.
Kapolres Tulungagung, AKBP Taat Resdi, mengungkapkan AIA ditangkap saat tiba di ponpes setelah sebelumnya pulang kampung.
"Tersangka kami amankan saat tiba di pesantren, setelah pulang kampung," ungkapnya pada Kamis siang, dikutip dari Surya.co.id.
Taat mengatakan AIA melakukan aksinya sejak Maret 2024-Maret 2025. Hingga kini, sudah ada tujuh korban yang telah mengakui dicabuli oleh tersangka.
Dia mengungkapkan adanya kemungkinan korban akan bertambah. Pasalnya, AIA mengaku sudah mencabuli 12 santri.
"Pengakuan tersangka, ada lima anak yang berhasil mengelak. Tidak menutup kemungkinan korban akan bertambah," sambungnya.
Sementara, modus yang digunakan AIA adalah melakukan pencabulan saat malam hari.
Baca juga: Cerita Ketua RT Cijantung soal Penangkapan Pelaku Penculikan dan Pencabulan Anak di Jaktim
AIA juga mengancam para korbannya akan dihukum atau dilaporkan ke pimpinan ponpes jika tidak memenuhi nafsu bejatnya.
"Jadi ada pengancaman yang dilakukan oleh tersangka yang membuat para korban tertekan, hingga melakukan yang diperintahkan tersangka," kata Taat.
Adapun rencananya, AIA akan dititipkan ke Lapas Kelas IIB untuk menjalani penahanan lantaran Rumah Tahanan (Rutan) Polres Tulungagung tengah direnovasi.
Awal Mula Kasus Terungkap, Orang Tua Korban Lihat Anaknya Murung
Di sisi lain, Taat mengatakan awal mula terungkapnya kasus pencabulan ini berawal dari adanya laporan dari orang tua korban di mana terjadi perubahan sikap dari anaknya.
Dia menuturkan korban terlihat murung dan tertekan secara mental.
"Saat libur lebaran kemarin, ada orang tua yang curiga karena anaknya berubah sikap. Saat ditanya, akhirnya korban cerita ke orang tuanya," jelasnya.
Akhirnya, orang tua korban berinisial AS membuat laporan ke Polres Tulungagung pada Selasa (15/4/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.