Puluhan Warga di Klaten Keracunan Makanan, Polisi Minta Keterangan Pemilik Hajatan
Warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diduga mengalami keracunan massal pada Senin, 14 April 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diduga mengalami keracunan massal pada Senin, 14 April 2025.
Setidaknya ada sebanyak 64 warga yang mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap hidangan hajatan wayang kulit gelaran warga setempat, Sabtu (12/4/2025).
Gejala keracunan yang dialami warga, di antaranya sakit perut, mual, muntah, diare, lemas, hingga demam.
"Tadi kami mendapatkan informasi adanya beberapa masyarakat yang mengalami sakit terutama diare dan demam," ucapnya Kasat Reskrim Polres Klaten, Iptu Taufik Frida Mustofa, Senin, dilansir Tribun Jogja.
"Dimungkinkan karena keracunan konsumsi makanan, sehingga kami mengecek dan melakukan penanganan dengan beberapa stakeholder terkait."
"Mulai dari Diskes, Puskesmas, dan tenaga kesehatan lain untuk mengecek kesehatan warga. Apabila kondisi tidak memungkinkan, kami rujuk ke rumah sakit," imbuhnya.
Bukan hanya itu, Taufik menyebut, pihaknya juga meminta keterangan sejumlah saksi dan pemilik hajat mengenai peristiwa tersebut.
Menurutnya, sebanyak dua orang saksi yang sudah dimintai keterangan.
"Berdasarkan keterangan pemilik hajatan rutinitas di kampung ini kalau ada hajatan, mereka memasak secara rewang atau juru masaknya tetangga-tetangga sekitar."
"Lalu dibuat nasi dus untuk penyajiannya agar lebih mudah," ucap Taufik.
Taufik menyatakan saat ini kepolisian sedang mendalami insiden ini.
Baca juga: 64 Warga Klaten Keracunan Usai Santap Makanan Saat Acara Halal Bi Halal, Alami Demam dan Muntah
Sampel makanan juga sudah diambil untuk dilakukan pemeriksaaan uji laboratorium.
"Ada beberapa sampel makanan yang masih tersisa. Bentuk makanannya itu tersaji dalam nasi kardus, itu ada rendang, sayur, sambel krecek, kerupuk, dan makanan ringan yang tersaji malam itu. Kami ambil sampel semuanya," terangnya.
Sebelumnya, sejumlah mobil ambulans tampak terparkir di sepanjang jalan Desa Karangturi.
Mobil-mobil ambulans itu siap mengantar warga yang harus dirawat inap di Puskesmas maupun rumah sakit.
Di desa tersebut terlihat para pegawai dari Kecamatan Gantiwarno, Puskesmas Gantiwarno, Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten sudah berkumpul.
Sejumlah pegawai terlihat mengecek kondisi kesehatan beberapa warga yang tampak lemas.
Tak lama kemudian, warga tersebut diarahkan menaiki mobil ambulans dan diantarkan ke puskesmas atau rumah sakit.
Kepala Puskesmas Gantiwarno, Andi Markoco, mengungkapkan pihaknya mendapatkan informasi beberapa warga Desa Karangturi mengalami gejala keracunan makanan pada Senin pagi.
Ia menyebut, kebanyakan warga mengalami keluhan diare.
"Ternyata sejak Minggu (13/4/2025) sudah ada beberapa warga yang mengeluhkan hal sama, tapi tidak sebanyak pagi tadi. Sehingga kami kirim tim medis ke TKP untuk melakukan pengobatan," ucapnya, Senin.
Adapun dalam acara halalbihalal yang dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit itu, warga menyantap hidangan makanan semisal nasi, sambel krecek, daging rendang, dan lainnya.
Namun, satu hari sejak kegiatan itu sejumlah warga mulai merasakan sakit perut, diare, muntah, lemas, hingga demam.
Gejala tersebut semakin banyak dirasakan warga pada hari Senin.
"Kalau dugaan sementara memang dari makanan yang disajikan itu. Tetapi kami masih mempertajam penyelidikan beberapa jenis makanan."
"Tadi sudah diambil sampel makanan untuk dilakukan pemeriksaan, yang diambil adalah sisa makanan yang masih ada termasuk bahan makanannya," jelasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Keracunan Makanan 'Berjamaah' di Klaten: Polisi Minta Keterangan Pemilik Hajatan.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Dewi Rukmini)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.