Jumat, 3 Oktober 2025

Dokter Kandungan Libur, Ibu Hamil di Bima Keguguran Usai Dua Hari Pendarahan

Meski terpukul oleh kejadian ini, Haris mengaku tidak menyalahkan pihak manapun dan hanya berharap kejadian serupa tidak terulang lagi

Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNLOMBOK.COM/ANDI HUJAIDIN
IBU HAMIL KEGUGURAN - Tampak Depan RSUD Kota Bima. Seorang ibu hamil mengalami keguguran dan tidak mendapat penanganan saat dirujuk ke RSUD Kota Bima. Ada empat dokter kandungan yang bertugas di Kota Bima namun cuti dengan berbagai alasan. 

TRIBUNNEWS.COM, KOTA BIMA – Seorang ibu hamil asal Kelurahan Tanjung, Kota Bima, berinisial A (40) mengalami keguguran setelah dua hari mengalami pendarahan.

A tidak mendapatkan penanganan dari dokter kandungan karena seluruh dokter spesialis tengah cuti, sakit, atau menjalani ibadah keagamaan.

Peristiwa bermula pada Rabu malam, 2 April 2025, ketika A mengeluhkan sakit di perut bagian bawah. 

Tak lama kemudian, saat buang air kecil, ia mendapati bercak darah.

Ditemani suaminya, Haris, A segera dilarikan ke IGD Puskesmas Paruga, Kelurahan Dara, sekitar pukul 23.00 WITA.

Pemeriksaan awal oleh dua perawat menyatakan bahwa A mengalami pendarahan ringan.

Namun, tidak ada tindakan medis lanjut karena dokter yang bisa melakukan pemeriksaan USG sedang libur.

“Kami disarankan datang lagi tanggal 8 April karena petugas USG libur.

Baca juga: Luthfi Aulia Kabarkan Hanggini Alami Keguguran: Sudah Seminggu Kita Berpisah

Tidak ada obat penguat janin yang bisa diberikan karena harus diresepkan oleh dokter kandungan,” kata Haris.
 
Hingga Kamis, 3 April 2025, kondisi A tak membaik.

Pendarahan terus terjadi, disertai nyeri hebat di perut dan pinggang. Haris berinisiatif menghubungi petugas RSUD Kota Bima untuk memastikan ketersediaan dokter kandungan jika istrinya dirujuk ke sana.

Namun, informasi yang diterima cukup mengecewakan.

Dari total empat dokter kandungan yang bertugas di Kota Bima, semuanya sedang tidak aktif karena ada yang cuti, sakit hingga menjalankan ibadah.

 Pada Jumat dini hari, 4 April 2025, sekitar pukul 01.10 WITA, A mengalami pendarahan hebat.

Ia langsung dilarikan ke RSUD Kota Bima, berharap ada pertolongan yang bisa menyelamatkan kehamilannya.

Namun sesuai prediksi sebelumnya, dokter kandungan tidak ada di tempat.

Petugas medis yang berjaga tetap memberikan pertolongan darurat.

Tak lama setelahnya, gumpalan daging berair keluar dari tubuh A, yang kemudian diidentifikasi sebagai janin yang telah tidak aktif lagi.

“Istri saya dinyatakan keguguran,” ungkap Haris dengan nada sedih.

Setelahnya, petugas menyarankan A untuk melakukan USG ke dokter praktek pada sore hari, untuk memastikan apakah tindakan medis lanjutan dibutuhkan guna mencegah pendarahan susulan.

Direktur RSUD Kota Bima, dr Fathurrahman, memberikan penjelasan bahwa pihak rumah sakit baru menerima pasien pada malam hari, setelah sebelumnya ditangani di Puskesmas.

“Biasanya para dokter spesialis sudah saling berkoordinasi sebelum cuti agar pelayanan tetap tersedia.

Namun, pasien ini baru tiba saat malam hari. Kami tetap buka 24 jam di IGD dan ruang bersalin,” jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima, Ahmad, juga angkat bicara.

Ia menyatakan bahwa pasien tiba di RSUD pukul 02.00 WITA dan langsung diperiksa oleh bidan jaga.

“Petugas melakukan pemeriksaan VT, namun tidak menemukan pembukaan. Dilanjutkan observasi, dan pasien diberikan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) untuk USG ke dokter praktek karena poli RS saat itu masih tutup,” katanya.

Pasien kemudian pulang pada pukul 02.30 WITA, dengan anjuran untuk segera kembali ke fasilitas kesehatan jika pendarahan kembali terjadi.

Meski terpukul oleh kejadian ini, Haris mengaku tidak menyalahkan pihak manapun. 

Ia hanya berharap kejadian serupa tidak terulang lagi.

“Kami hanya ingin tak ada lagi ibu hamil yang menjadi korban karena tidak ada dokter. Pelayanan medis adalah hak dasar, apalagi bagi perempuan hamil,” ujarnya tegas. (Tribun Lombok/Andi Hujaidin)
 

 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Ibu Hamil di Kota Bima Keguguran, Tidak Tertolong karena Dokter Kandungan Cuti Lebaran

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved