Senin, 29 September 2025

Sesudah Ratakan Bangunan Wisata di Puncak, Pemerintah Lakukan Penghijauan demi Resapan Air

Pemerintah mulai melakukan penghijauan dengan menanam pohon pada lahan yang sebelumnya menjadi lokasi tempat wisata Hibisc Fantasy di Puncak.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Febri Prasetyo
Dokumentasi Kemenhut RI
PENGHIJAUAN - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memimpin penghijauan pada bekas kawasan wisata Hibisc Fantasy di Puncak, Jawa Barat pada Sabtu (22/3/2025). Sebanyak 50 ribu bibit pohon disiapkan untuk penghijauan di area seluas 300 hektare. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mulai melakukan penghijauan dengan menanam pohon pada lahan yang sebelumnya menjadi lokasi tempat wisata Hibisc Fantasy di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Tempat wisata ini sebelumnya dibongkar karena terbukti melanggar ketentuan pengelolaan lahan dari pemberian izin seluas 4.800 meter persegi, tetapi pada praktiknya menggunakan lahan PTPN I Regional 2 seluas 15 ribu meter persegi.

Penghijauan ini dilakukan untuk mengembalikan fungsinya sebagai resapan air hujan, yang sebelumnya hilang akibat berdirinya bangunan-bangunan tempat wisata di daerah hulu penopang tata air bagi Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat hingga Banten. Hilangnya resapan air itudiduga memicu banjir di sejumlah wilayah beberapa waktu lalu.

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memimpin dimulainya penghijauan pada bekas kawasan wisata Hibisc Fantasy ini. Sebanyak 50 ribu bibit pohon disiapkan untuk penghijauan di area seluas 300 hektare.

“Bibit yang sudah disiapkan sebanyak 50 ribu bisa meng-cover sekitar 200 atau 300 hektare,” ujar Raja Antoni dalam keterangannya, Senin (24/3/2025).

Kemenhut bersama Pemprov Jabar tidak hanya melakukan penanaman pada area hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, tetapi juga DAS Kali Bekasi dan hulu DAS Cisadane.

Jenis pohon yang ditanami di antaranya mahoni, sirsak, jambu, mangga, hingga durian.

Raja Antoni menjelaskan dia bersama Dedi sepakat mengedepankan kolaborasi untuk menjaga hutan tetap lestari dan sesuai fungsi sebagai resapan air.

“Tapi insyaallah Kang Gubernur udah bilang kita akan hijaukan terus ya kang, Insyaallah ini konsistensi semua diharapkan terjaga,” ungkapnya.

Sementara itu, Dedi mengatakan peristiwa banjir beberapa waktu lalu yang menghujam daerah Puncak dan sekitarnya harus dijadikan momentum untuk bertaubat ekologi.

Setiap masyarakat, kata dia, harus punya kesadaran untuk berani mengambil tindakan besar untuk membuka pori-pori tanah dari bangunan beton.

Baca juga: Kemenhut Tak Terlibat Penanaman Ganja di Kawasan TNBTS, Raja Juli: Staf Kami Paling Menanam Singkong

Dedi menerangkan kebijakan seperti pembebasan area daerah aliran sungai dari bangunan-bangunan beton yang menutup pori-pori tanah akan terus digencarkan ke depan.

“Peristiwa banjir kemarin sebenarnya kita ngingetin untuk bertaubat, bertaubat ekologi, artinya, taubat hari ini disadarkan untuk kembali lagi berani melakukan tindakan-tindakan yang besar untuk membuka pori-pori tanah dari bangunan, beton dan ini bagian dari rangkaian kebijakan yang akan terus dilakukan,” ucap Dedi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan