Senin, 29 September 2025

Temuan KontraS soal Tewasnya Remaja di Asahan, Sempat Diinjak Polisi Berulang Kali di Perut

KontraS menemukan adanya penganiayaan terhadap Pandu oleh polisi di mana korban diinjak perutnya sebanyak dua kali sebelum dinyatakan tewas.

Instagram Pandu via Tribun Medan
SISWA SMA TEWAS - Foto Pandu Brata Siregar (18) siswa sekolah menengah atas (SMA) Swasta di Asahan yang diduga meninggal usai ditendang oleh Polisi merupakan siswa berprestasi. Sering juara lomba lari, dan bercita-cita sebagai tentara. KontraS Sumatera Utara menemukan adanya penganiayaan terhadap Pandu oleh polisi di mana korban diinjak perutnya sebanyak dua kali sebelum dinyatakan tewas. Hal ini disampaikan KontraS Sumatera Utara dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (17/3/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara membeberkan hasil investigasinya terkait tewasnya remaja di Kabupaten Asahan bernama Pandu Brata Siregar (18) yang diduga akibat dianiaya oleh polisi.

Menurut temuannya, peristiwa berawal pada 8 Maret 2025 lalu sekira pukul 22.00 WIB ketika Pandu dan sembilan rekannya tengah nongkrong di sebuah warung kopi di Jalan Durian, Asahan.

Lalu, saat tengah malam, rombongan Pandu pun membubarkan diri untuk pulang. Namun, saat perjalanan, mereka penasaran lantaran adanya pemuda yang tengah berkumpul di pinggir jalan.

Ternyata, di tempat tersebut tengah berlangsung lomba balap lari.

"Karena rasa penasaran, mereka mendekati kumpulan tersebut dan mendapati bahwa sedang berlangsung lomba balap lari," kata anggota KontraS, Ady saat konferensi pers di kantornya, Senin (17/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

Kemudian, Ady menuturkan, sekira pukul 00.30 WIB, datang beberapa anggota polisi untuk melakukan pembubaran.

Bahkan, pembubaran tersebut disertai dengan tembakan peringatan yang membuat para pemuda berhamburan kabur, termasuk rombongan Pandu.

Akibatnya, Pandu pun terpisah dengan rombongannya saat mengendarai sepeda motor.

"Lalu terjadi aksi kejar-kejaran antara (motor yang ditumpangi) korban dan oknum polisi yang mengendarai motor. Oknum polisi tersebut berusaha menjatuhkan mereka dengan menendang saat berkendara," ujar Ady.

Selanjutnya, Sahat, rekan Pandu, memutuskan untuk melompat dari sepeda motor dan melarikan diri.

Baca juga: Polisi Lakukan Ekshumasi, Keluarga Pandu Bawa Dokter Independen, Pengacara: Untuk Mengawal

Hal tersebut turut diikuti oleh Pandu. Nahas, saat melompat, korban justru tertabrak motor yang dikendarai polisi tersebut.

Lantas, Ady mengatakan polisi tersebut menendang Pandu sebanyak dua kali.

"Setelah itu, oknum polisi menendang korban sebanyak dua kali," ujar Ady.

Ternyata, dugaan penganiayaan terhadap Pandu oleh polisi itu turut disaksikan warga sekitar.

Warga pun turut mendengar adanya suara tembakan sebanyak tiga kali serta suara bising sepeda motor di depan rumahnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan