Jumat, 3 Oktober 2025

Sosok Aipda AES, Polisi Tewas Bunuh Diri Lompat dari Jembatan, Tugas di Bidang Propam Polda Bali

Sosok Aipda AES seorang aparat kepolisian tewas bunuh diri. Polisi bertugas di Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Bali.

Editor: Glery Lazuardi
TribunStyle.com - Tribunnews.com
JASAD MANUSIA - Sosok Aipda AES seorang aparat kepolisian tewas bunuh diri. Aipda AES, seorang aparat kepolisian yang bertugas di Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Bali. 

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Sosok Aipda AES seorang aparat kepolisian tewas bunuh diri.

Aipda AES, seorang aparat kepolisian yang bertugas di Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Bali.

Aipda AES melompat dari Jembatan Tucked Bangkung, Kecamatan Petang, Badung, Bali.

Jasad Aipda AES ditemukan pada Minggu (16/3/2025) pukul 10.00 WITA.

Jasad AES ditemukan di dasar jurang.

Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Aria Sandy, mengenang sosok Aida AES.

“Ya, yang bersangkutan berdinas di Propam Polda Bali,” kata dia pada Senin (17/3/2025).

Menurut dia, kepergian sosok Aipda AES itu menjadi duka mendalam.

Terutama bagi jajaran Humas Polda Bali.

Hal karena almarhum juga pernah bertugas di Bidang Humas Polda Bali.

Selain itu, Aipda AES juga pernah bertugas sebagai Humas di Polres Badung. 

Baca juga: Anggota Polisi di Bali Ditemukan Tewas Akhiri Hidup, Sempat Unggah Foto Istri dan Anaknya di Medsos

Penyebab Bunuh Diri di Indonesia

Yayasan kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri berbasis riset terdepan, Emotional Health for All Foundation (EHFA) merilis temuan bahwa angka kejadian bunuh diri di Indonesia yang tidak dilaporkan diperkirakan lebih dari 300 persen, atau angka sesungguhnya bisa minimal 4 kali lipat dari yang dilaporkan.

“Namun, ditemukan bahwa  dan hal ini merupakan prosentase tertinggi dari jumlah kejadian yang dilaporkan secara nasional di dunia,” ungkap Ketua EHFA Dr. Sandersan Onie, Jumat (9/9/2022).

Adapun faktor risiko bunuh diri termasuk masalah keluarga, masalah keuangan, dan kesepian. 

 “Meski demikian, terdapat sejumlah faktor protektif yang dapat mencegah terjadinya bunuh diri, meliputi komunitas, akses ke perawatan psikologis, serta agama,” ujar Onie.

Selain di Indonesia, masih banyak angka bunuh diri yang tidak dilaporkan di setiap negara, dan yang tercatat merupakan angka resmi vs angka perkiraan. 

Lebih lanjut Dr. Sandersan menjelaskan, tingkat laporan yang tidak tercatat karena beragam alasan termasuk perbedaan standar dan sistem pencatatan bunuh diri di rumah sakit.

Juga banyak keluarga masih menyembunyikan kejadian bunuh diri akibat rasa malu dan stigma masyarakat.

Adapun provinsi yang menunjukkan kejadian bunuh diri tertinggi ditemukan di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Maluku Utara dan Kepulauan Riau. 

Sedangkan provinsi dengan tingkat upaya bunuh diri tertinggi ditemukan di Sulawesi Barat, Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi Utara dan Kepulauan Riau.

“Untuk setiap kematian akibat bunuh diri, kemungkinan terdapat 8 hingga 24 kali upaya percobaan bunuh diri, dengan penyebab tertinggi diakibatkan oleh tekanan psikologis, penyakit kronis dan masalah keuangan,” jelas Dr. Sandersan.

Baca juga: Bendungan Sidan Bali Jadi Pemasok Air Bersih dan Listrik Terbarukan di Pulau Dewata

Rekomendasi

Ia menyampaikan, sebagai upaya pengembangan program “Strategi Pencegahan Bunuh Diri Nasional”, tim peneliti merekomendasikan sejumlah langkah, meliputi: perlunya kebijakan nasional melalui kerjasama dengan institusi terkait; pengentasan moralisasi bunuh diri dari sisi agama;  peningkatan penelitian akademis secara terlatih dan sistemik; pembentukan asosiasi lintas disiplin sebagai pengawasan upaya pencegahan bunuh diri; melakukan intervensi dengan pembatasan sarana bunuh diri; meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akademis tentang bunuh diri sebagai upaya pencegahan bunuh diri berdasarkan situasi, kondisi dan kearifan lokal setempat. 

“Rekomendasi ini dibuat berdasarkan temuan data yang baru,” jelas Dr. Sandersan. 

Dibentuk Asosiasi Indonesia untuk Pencegahan Bunuh Diri (Indonesian Association for Suicide Prevention - INASP)

Ia menjelaskan bahwa Asosiasi Indonesia untuk Pencegahan Bunuh Diri akan menjadi sarana membangun jaringan para pemangku kepentingan di seluruh Indonesia, sebagai badan perwakilan nasional untuk Pencegahan Bunuh Diri Indonesia di Panggung Internasional, dan sebagai pusat data tentang bunuh diri yang andal, kini dapat dilihat pada situs Inasp.id, termasuk tingkat bunuh diri dan pencobaan bunuh diri setiap provinsi, dan data krusial lainnya yang belum pernah dibuka untuk umum. 

 “Asosiasi ini akan menjadi kumpulan peneliti, dokter, orang-orang dengan pengalaman langsung, pemimpin teknologi, jurnalis, dan banyak lagi, dimana para anggota akan berkumpul dalam konferensi nasional tahunan guna menyajikan penelitian, data baru, dan pendekatan untuk pencegahan bunuh diri,” jelas Dr. Sandersan.

Pemicu Keinginan Bunuh Diri

Semua orang tentu punya masalah. Ada yang bisa diselesaikan secara mandiri, tapi ada juga yang membutuhkan bantuan orang lain.

Terkadang masalah yang tidak selesai dapat membuahkan perasaan stres. 

Stres kerap dianggap sepele dan dibiarkan menumpuk. Padahal jika dibiarkan terus menumpuk, stress akan berkembang menjadi depresi. 

Depresi yang berat, lama-kelamaan membuat orang menjadi tidak dapat berpikir jernih, sehingga memunculkan pikiran untuk menghabisi nyawa sendiri atau bunuh diri

Pada dasarnya, stres merupakan sesuatu yang lumrah.

Seorang Psikolog RSPI Sulianti Saroso Barita Ulina Sianturi, P.Si. mengatakan stres merupakan reaksi alami saat tubuh mendapatkan sinyal suatu ancaman dari lingkungan. 

Barita memberikan satu contoh sederhana. Misalnya saat anak sekolah yang mengalami stres saat akan menghadapi ujian akhir sekolah.

Atau, ketika seorang pekerja mendapatkan teguran dari atasan perihal pekerjaan yang dianggap kurang baik.

Rasa stres dapat menimbulkan reaksi baik itu fisik mau pun psikis. Secara fisik bisa dilihat saat tubuh berkeringat cukup banyak. Lalu jantung berdebar kemudian diikuti rasa sakit kepala.

Sedangkan dari segi psikologi, seseorang yang mengalami stres kerap merasa gelisah, tidak tenang. Kerap merasa panik dan mengalami gangguan saat tidur. 

Tanda-tanda di atas masih berupa gejala stres ringan dan dapat hilang ketika masalah yang dihadapi sudah selesai.

Namun, ketika orang tersebut tidak dapat mengurai stres, rasa depresi mungkin akan muncul.

"Saat depresi yang cukup berat, orang mulai kehilangan minat hingga semangat hidup. Ibarat buah simalakama, apa yang dilakukan terasa salah sehingga rentan melakukan percobaan bunuh diri," ungkapnya dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (22/2/2021).

Maka hal yang perlu dilakukan pertama kali ada mengidentifikasi, apa yang menjadi penyebab stres muncul.

Jika sudah ditahap tidak mengantisipasinya sendiri, mintalah bantuan profesional.

 

 


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com https://www.presnapress.com/seleb/2021/02/22/ketahui-pemicu-keinginan-bunuh-diri.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Riset: Tiga Penyebab Bunuh Diri Terbanyak di Indonesia, Diantaranya Kesepian, 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Oknum Anggota Polisi Nekat Ulah Pati di Tukad Bangkung Bali, Sandy: Diduga Masalah Keluarga, 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved