Senin, 6 Oktober 2025

Fakta Prarekonstruksi Penganiayaan Siswa SMA di Asahan, Ipda Ahmad Letuskan Tembakan

Seorang siswa SMA di Asahan tewas dianiaya oknum polisi. Pra rekonstruksi digelar dengan menghadirkan tiga tersangka termasuk Ipda Ahmad Effendi.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Febri Prasetyo
Tribun Medan/Alif Alqadri Harahap
PRAREKONSTRUKSI PENGANIAYAAN - Antusiasme warga menonton prarekontruksi dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum polisi berpangkat IPDA di Asahan, Senin (17/3/2025). Warga mengaku, Polisi harusnya menjadi pengayom masyarakat, kini membunuh masyarakat. 

Para tersangka membubarkan balap lari menggunakan dua sepeda motor.

Ekshumasi Jenazah

Sehari sebelumnya, Polres Asahan melakukan ekshumasi jenazah korban di Desa Parlaki Tangan, Ujung Padang, Kabupaten Simalungun.

Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, menyatakan hasil ekshumasi akan diungkap secara transparan.

Baca juga: Investigasi Kematian Siswa SMA di Asahan, Polisi: Tim Khusus Dibentuk

"Kita sedang melakukan ekshumasi dan autopsi terhadap jasad korban," bebernya, Minggu (16/3/2025).

Ia berharap penyebab kematian korban dapat terungkap setelah ekshumasi.

"Mohon doanya, semoga hasilnya cepat bisa kita rilis, pastinya dengan ilmu kedokteran forensik yang dilakukan saat ini," sambungnya.

Dokter forensik RS Bhayangkara TK II Medan, Ismurizal, Sp.F, menyatakan kematian korban tak wajar setelah ditemukan sejumlah bercak darah.

"Sudah kita autopsi, sudah kita ambil semua dan kita lihat. Nanti dia dirangkum semua ya," bebernya, Minggu dikutip dari TribunMedan.com.

Hasil autopsi akan keluar dua pekan kedepan untuk mengungkap penyebab kematian korban.

"Kan dia sudah dikubur, kita lihatlah nanti. Ada memang seperti warna kemerahan gitu ya. Tapi, belum bisa kita simpulkan karena harus ada pemeriksaan tambahan," lanjutnya.

Baca juga: Update Siswa Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Polres Asahan Akan Ekshumasi Jasad Pandu Brata Siregar

Sementara itu, kuasa hukum keluarga korban, Chrisye Sitorus, menyatakan ada dokter independen yang dihadirkan untuk mengawal proses ekshumasi.

"Kami menghadirkan dokter ini diharapkan menjadi pembanding dari dokter yang kita hadirkan dan juga dari dokter yang dihadirkan pihak kepolisian," tuturnya.

Menurutnya, kematian Pandu janggal karena tak memiliki riwayat penyakit.

"Karena sebelumnya, dia ini sehat. Tiba-tiba meninggal dunia. Kami merasa ada kejanggalan atas kematian korban," tandasnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Warga Antusias Menonton Prarekonstruksi Dugaan Penganiayaan Siswa SMA yang dilakukan Oknum Polisi 

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Alif Alqodri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved