Selasa, 30 September 2025

Berita Viral

Dikabarkan 10 Tahun Hilang, Atlet Taekwondo Fidya Kamalindah Muncul, Akui Jadi Korban Kekerasan Ayah

Atlet Taekwondo Fidya Kamalindah tiba-tiba muncul setelah orang tua sebut anaknya hilang 10 tahun, akui kabur dari rumah, alami kekerasan oleh ayah.

Tangkap layar/ TribunJakarta.com
FIDYA KAMALINDAH HILANG - Momen Hindarto dan Khodijah mengabarkan anaknya, seorang atlet taekwondo, Fidyah Kamalindah hilang sejak 2015. Terbaru, Fidya muncul ngaku kabur dari rumah karena jadi korban kekerasan sang ayah pada Kamis (13/3/2025) 

TRIBUNNEWS.COM - Atlet Taekwondo asal Bandung, Jawa Barat, Fidya Kamalindah, tiba-tiba muncul setelah kedua orang tuanya membuat pernyataan heboh di media sosial.

Kedua orang tuanya, Hindarto (59) dan Khodijah Dede Indriany (50), menyebut sang putri hilang misterius. Bahkan, mengaku anaknya diculik seseorang selama 10 tahun.

Tak berselang lama setelah pernyataan orang tuanya viral, Fidya Kamalindah muncul.

Ia membuat klarifikasi, dirinya tak pernah hilang atau bahkan diculik.

Fidya mengaku keluar dari rumah dalam keadaan sadar dan atas kemauannya sendiri.

"Saya mau menanggapi yang viral di media sosial tentang saya. Pertama, terkait kasus penculikan, saya mau bilang bahwa itu adalah fitnah."

"Saya keluar dari rumah atas dasar keinginan saya sendiri yang sudah saya tahan lama sekali," ucap Fidya, dikutip dari Instagram @ryukijanessa, Kamis (13/3/2025).

Fidya blak-blakan kabur dari rumah lantaran kekerasan yang dia dapat sejak usia 5 tahun dari sang ayah.

"Kenapa saya ingin keluar dari rumah? Karena saya sudah mendapatkan kekerasan oleh bapak saya sejak saya kecil. Kekerasan pertama yang bapak saya lakukan saat saya 5 tahun."

"Saya pernah dijambak. Dan itu berlanjut sampai tahun-tahun berikutnya," terangnya.

Baca juga: Viral Kantor Kelurahan Jatiraden Sebar Proposal Minta Jatah AC ke Bos Kasur, Lurah Mengaku Bersalah

Kekerasan tersebut didapat lantaran ayahnya diduga menjadikan Fidya sebagai 'mesin pencetak uang'.

"Beliau punya ambisi agar saya mencari uang. Mungkin karena usaha beliau enggak maju saat itu sampai mungkin sampai sekarang. Dan karena oleh sebab itu sejak kecil hanya mengandalkan saya," tutur Fidya.

Bahkan, selama Fidya masih tinggal bersama orang tuanya, keluarganya dihidupi pengurus taekwondo.

"Ada orang pengurus salah satu pengurus taekwondo yang tinggal di rumah kami orang asing yang bahkan bukan muhrim buat saya tinggal di rumah kami itulah yang membiayai hidup kami selama ini. Mungkin kalian juga tahu ya teman-teman saya," katanya.

Selain kekerasan sejak kecil, Fidya mengaku selalu dibawa ke dukun sebelum bertanding.

"Dijampe-jampe, diminta air doa, mandi bunga dan itu dilakukan setiap saya mau bertanding," ujar Fidya.

"Sampai kadang saya bingung gitu kenapa harus kayak gini. Tapi kenapa saya yang dituduh ditepuk?" sambungnya.

Setelah berusia 21 tahun, Fidya memberanikan diri untuk keluar dari rumah.

Ia merasa sudah mampu membiayai dirinya sendiri dan Fidya merasa lelah dengan perlakuan ayahnya.

"Gak ada yang bawa saya ke mobil. Saya pergi bawa barang-barang itu atas ke dasar keinginan saya karena saat itu usia saya sudah 21 tahun, saya merasa saya bisa memilih hidup saya sendiri," tuturnya.

"Kenapa saya berani? Karena saya sudah merasa lelah selama bertahun-tahun. Saya merasa saya punya hak atas hidup saya sendiri."

"Walaupun mereka bilang harusnya bersyukur sudah dipelihara, tapi siapa sih yang mau dilahirin ke dunia?" tambah dia.

"Pokoknya setiap saya kalah, itu saya pasti dapat tekanan fisik, verbal dari bapak saya dan bingung saat itu saya mau speak up, mau cerita ke siapa mungkin karena enggak akan mungkin ada yang percaya ya sama anak. Semua orang nganggep orang tua selalu benar 'kan?" bebernya.

Selama ini, Fidya hidup dengan hasil jualan online.

Ia tak pernah menikmati hasil dari pertandingan taekwondo karena semua diambil oleh Hindarto.

"Puncaknya waktu PORDA 2014, saya kalah, saya dihina habis-habisan. Sampai saya berpikir dunia ini tidak adil," kata dia.

Selama 10 tahun pergi dari rumah, Fidya dan pihak orang tua sempat bertemu dan melakukan mediasi.

Mediasi tersebut juga didampingi oleh Polda Jabar.

Meski sudah duduk bersama, keputusan Fidya tetap bulat keluar dari rumah.

Polisi juga mulai memahami alasan Fidya tak mau kembali ke orang tuanya.

"Akhirnya mereka sendiri yang berbesar hati yang oh, ternyata Fidya ini enggak diculik kok. Fidya ini enggak ada diapa-apain sama suaminya," katanya menirukan ucapan polisi.

Fidya juga pernah dibawa pulang oleh orang tuanya dan dipisahkan dari anaknya. Tetapi, akhirnya ia kabur dan kembali ke anaknya.

"Kami ketemu lagi di Disdukcapil Kota Bandung dan apa apa yang kalian lakukan? Kalian teriak-teriak di sana. Mau memisahkan saya dan anak saya yang akhirnya saya dipisahkan dengan anak saya. Saya dibawa pergi," jelasnya.

"Terus sampai rumah. Karena namanya saya ibu, ya saya balik lagi pergi keluar karena kemauan saya sendiri, saya yang pengen keluar dari rumah itu," kata dia.

Sebelumnya, Hindarto dan Khodijah membuat video pendek mengaku anaknya hilang dan diculik sejak 2015.

Hindarto mengaku tidak dapat berkomunikasi dengan anaknya.

Sementara Khodijah meminta anaknya pulang. Ia mengaku sangat merindukan sosok Fidya. (*)

(Tribunnews.com/ Siti N)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved