Sabtu, 4 Oktober 2025

Ada Dendam di Balik Konten Riezky Kabah Hina Guru, Masa Lalu Jadi Pria Kemayu di Sekolah Memilukan

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalimantan Barat melaporkan TikTokers Riezky Kabah Nizar ke pihak berwajib. Ia dituding hina profesi guru.

Editor: Willem Jonata
Tangkapan layar/ Tribun Lampung
TIKTOKERS HINA GURU - Riezky Kabah Nizar dipolisikan PGRI Kalimantan Barat. Tuduhannya karena menghina profesi guru lewat media sosial. Riezky ternyata punya pengalaman tidak menyenangkan dengan guru semasa duduk di bangku sekolah. 

Riezky pun mengaku mendapat dikriminasi berupa lisan dan kekerasan fisik daro oknum gurunya.

"Karena merasa benci dengan diri saya yang mereka anggap saya adalah manusia laknat yang pantas dibinasakan agar tidak ada lagi laki-laki dengan sifat alamiahnya yang terlahir kemayu," kata dia.

Riezky mengakui dirinya memang kemayu, tapi ia beralasan bahwa dirinya tidak berpakaian seperti wanita.

Menurut Riezky, alasan kemayu dan sering bermain dengan wanita membuatnya tak pantas diperlakukan tak baik.

"Tetapi para oknum itu tetap tidak sudi atas kehadiran saya disekolah itu hingga puncaknya saya dibawa keruangan BK dan dicambuk menggunakan rotan seperti hukuman diAceh yang sesuai dengan syariat islam kata para oknum," tulisnya lagi.

Meski kontennya di TikTok banyak menceritakan hal tak masuk akal, Riezky pun mengaku kalau curhatannya ini bukan karangan.

Ia mengaku menyimpan dendam para guru-gurunya itu dan berniat balas dendam.

Balas dendam yang ia lakukan yakni dengan membuat konten TikTok yang isinya meroasting guru-gurunya.

"Mohon dimaafkan atas tindakan saya ini, saya tau membalas dendam itu salah, namun tetapi memedam dendam itu rasanya luar biasa sakit sehingga merusak mental dan jati diri saya," tulisnya.

Namun netizen banyak yang menyebut kalau klarifikasi itu menunjukkan sifat manipulatif Riezky.

Ia diduga ingin memunculkan simpati publik agar kasusnya tidak berlanjut.

"Klarifikasi bilang "oknum" , video kemarin bilang "semua guru". Well gw simpati sama masa lalu lu, tapi tetep tidak membenarkan perilaku lu skrg, jalur hukum tetep harus jalan," tulis akun @Johanessusanto.

"Saya juga dulu korban bully, sedih juga kalau ingat. aku juga balas dendam, tapi tidak dengan cara seperti kamu. aku justru jadi Guru," tulis BU ANA.

"Kalimat ini sebenarnya bukan permintaan maaf yang tulus, tapi lebih ke self-victimization untuk mengalihkan perhatian dari kesalahannya ke penderitaannya sendiri. Ini bisa membuat orang lain merasa bersalah jika tetap menyalahkannya, meskipun awalnya dia yang bersalah," kata BlazeeGoat.

"Ini sih bukan klarifikasi dan bentuk permintaan maaf ya.. tapi mencoba mencari pembenaran atas tindakan salah yg kamu lakukan dgn berdalih menggunakan kondisi yg kamu alami..," kata jihan makailah.

 

Sumber: TribunLampung.co.id

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved