Wujudkan Kebutuhan Dasar, Warga Desa Takarai NTT Bangun Akses Air Bersih Berkelanjutan
Pemerintah telah mendorong ketahanan air bersih di seluruh Indonesia, sebagaimana cita-cita Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum meratanya pembangunan akses air bersih yang layak di Indonesia dinilai masih menjadi tantangan hingga saat ini.
Banyak daerah terpencil masih kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Baca juga: Tarif Air Bersih Naik 71 Persen Lebih, Francine Widjojo Surati Pj Gubernur Jakarta
Adapun pemerintah telah mendorong ketahanan air bersih di seluruh Indonesia, sebagaimana cita-cita Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita.
Sementara itu, salah satu contoh wilayah dengan kondisi krisis air bersih ada di Desa Takarai, Kecamatan Botin Leobele, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur. Kondisi ini telah berlangsung selama puluhan tahun tanpa solusi yang memadai.
Baca juga: Pemimpin Industri Pipa Dunia Siap Salurkan Air Bersih ke Rumah-rumah Warga Indonesia
Warga Takarai harus menempuh perjalanan sejauh satu kilometer menuju sumber air. Perjalanan ini dilakukan dengan berjalan kaki sambil membawa jerigen.
Jalan yang curam dan berbatu membuat perjalanan semakin sulit. Mereka harus melakukannya dua hingga empat kali sehari. Ini menjadi beban berat, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Sebagai alternatif, warga dapat membeli air bersih dari tangki. Harga per tangki berkisar antara Rp160 ribu hingga Rp200 ribu. Namun, air tersebut hanya cukup untuk kebutuhan satu minggu. Pilihan ini tidak selalu bisa diambil karena mahal.
Ditambah lagi, pendapatan rata-rata masyarakat di Desa Takarai sekitar Rp200 ribu per bulan.
Dengan penghasilan tersebut, membeli air bersih menjadi hal yang sulit. Sebagian besar warga lebih memilih mengambil air langsung dari sumbernya. Meskipun melelahkan, ini dianggap sebagai satu-satunya pilihan yang memungkinkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Solar Chapter Indonesia bekerja sama dengan warga Desa Takarai dan Trisula Corporation membangun sistem pompa air tenaga surya untuk menyediakan air bersih. Proyek ini sukses diimplementasikan pada 7-12 Januari 2025 berkat gotong royong semua pihak.
Sejak 2017, mereka telah membangun 24 fasilitas air di Nusa Tenggara Timur. Pada 10 Januari, air pertama berhasil dipompa dan mengalir ke bak reservoir Desa Takarai, menjadi momen bersejarah bagi warga.
Baca juga: Pangdam IX/Udayana Apresiasi Kemandirian Yon Arhanud 9/AWJ dalam Upaya Pengeboran Air Bersih
"Untuk kegiatan beberapa hari ini, saya melihat kolaborasi yang luar biasa antara warga desa dan Solar Chapter, serta Trisula Corporation. Sangat menyejukkan melihat semangat masyarakat karena ada orang baru, dan semangat dari sisi Solar Chapter juga," ujar Yeremias Nana selaku Kepala Desa Takarai mengenai proses implementasi, dalam keterangannya, Rabu (5/2/2025).
Nana mengatakan sistem pompa air ini bisa mendistribusikan 40.000 liter air per hari. Tenaganya berasal dari 7 panel surya berkapasitas 550 watt-pik.
Selain itu, Nana menyebut total output yang dihasilkan mencapai 3.850 watt-pik. Sistem ini didukung oleh Sans Power. Air dipompa melalui pipa Vinilon PN 10 sepanjang 900 meter ke desa, melayani 120 KK di Desa Takarai.
"Bahagia sekali bisa menyaksikan secara langsung kerja keras antara tim Solar Chapter bersama warga Takarai untuk menyukseskan proyek pembangunan fasilitas air di Desa Takarai. Puji Tuhan, alhasil proyek ini selesai dan Takarai akhirnya merdeka air dan air tersebut bisa mengalir sampai anak cucu," tambah Jane Vieren selaku perwakilan dari tim Solar Chapter.
Mengusung slogan “Mengalir Sampai Anak Cucu,” Fathoni Nugrah Irkha selaku perwakilan dari Trisula berharap proyek ini bisa memberi akses air bersih dan meningkatkan kesejahteraan warga Takarai, kini dan di masa depan.
“Saya senang, semoga apa yang telah kita bangun bersama dapat memberikan dampak untuk Desa Takarai lebih baik sampai seterusnya,” pungkas Fathoni
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Update Sepekan Banjir Bandang di Bali & Nagekeo NTT: 23 Korban Tewas, 8 Lainnya Belum Ditemukan |
![]() |
---|
Polri Kirim Genset dan Obat ke Mauponggo, Bantu Warga yang Kehilangan Rumah |
![]() |
---|
Sosok Ermelinda Co'o, Korban Banjir di Nagekeo NTT yang Meninggal Setelah 5 Hari Dirawat |
![]() |
---|
Sebelum Ditemukan Tewas di Indekos Ciracas, Mahasiswi Asal NTT Sempat Bertengkar dengan Kekasih |
![]() |
---|
Mahasiswi Asal NTT Ditemukan Tewas di Indekos Ciracas Jaktim, Polisi Tangkap Seorang Remaja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.