Siswa SMP Terseret Ombak di Pantai Drini
Wali Murid SMPN 7 Mojokerto Tolak Upaya Damai Pihak Sekolah, Unsur Kelalaian Diselidiki Polisi
Wali murid SMPN 7 Mojokerto viral setelah menolak surat damai terkait insiden tenggelamnya siswa. Polres Gunungkidul periksa kepala sekolah.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang viral menunjukkan wali murid SMPN 7 Mojokerto, Yosep dan Istiqomah, merobek surat permintaan damai yang disodorkan oleh para guru di rumah duka.
Surat tersebut diduga meminta agar insiden tenggelamnya anak mereka, Malvein Yusuf Adh Dhuqa, tidak dilanjutkan ke ranah hukum.
Malvein tewas tenggelam di Pantai Drini, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa, 28 Januari 2025.
Dalam video tersebut, Yosep meluapkan kemarahannya karena merasa para guru tidak menunjukkan empati dengan mendatangi rumah duka.
Keduanya masih berduka atas kehilangan anak mereka, yang merupakan salah satu dari empat siswa yang tewas dalam insiden tersebut.
Polres Gunungkidul kini sedang mendalami unsur kelalaian yang mengakibatkan tragedi tersebut.
Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza, menyatakan bahwa Kepala Sekolah SMPN 7 Mojokerto, Evi Poespito Hany, telah memenuhi panggilan untuk diperiksa.
"Kami masih dalam proses penyelidikan dan belum ada penetapan tersangka," jelasnya.
Evi Poespito Hany keluar dari ruang pemeriksaan sekitar pukul 17.05 WIB dan langsung masuk ke mobil.
Kronologi Kejadian
Insiden tenggelam tersebut terjadi saat kegiatan outing class di Pantai Drini yang diikuti oleh 257 siswa dan 16 pendamping.
Baca juga: Kondisi Siswa SMPN 7 Mojokerto yang Selamat dari Maut, 1 Orang Dirawat Intensif di RSUP Sardjito
Pada pagi hari, para siswa seharusnya sarapan di sebuah warung, namun sejumlah siswa malah bermain di bibir pantai dan terseret ombak.
Dari 13 siswa yang terlibat, hanya 9 yang dapat diselamatkan, sementara 4 siswa lainnya meninggal dunia.
Identitas keempat korban tewas adalah Alfian Aditya Pratama (13), Malvein Yusuf Adh Dhuqa (13), Bayhaki F (13), dan Rifky Yudha Pratama (13).
Mereka berangkat dari Mojokerto, Jawa Timur, pada malam sebelumnya menggunakan lima bus pariwisata.
Pesan Terakhir Korban
Ayah dari Alfian Aditya Pratama, Mad Arif (41), tak menyangka anak sulungnya meninggal saat mengikuti kegiatan sekolah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.