Selasa, 7 Oktober 2025

Anak Bunuh Ayah di Jember

Anak Bunuh Ayah di Jember, Pelaku Kerap Kumandangkan Azan dan Mata Melotot Saat Ditanya Polisi

Akbar (19) tidak menjawab saat ditanya alasan dirinya membunuh ayahnya, Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Jember Jawa Timur.

|
Penulis: Erik S
Editor: Adi Suhendi
Tribun Jatim Network/Imam Nawawi
ANAK BUNUH AYAH - Jasad Zainal Arifin alias Haji Jaenuri (60 ) korban pembunuhan anak sendiri saat berada di RSD dr Soebandi Jember, Jawa Timur, Senin (27/1/2025). Polisi hingga kini belum bisa menginterogasi pelaku Akbar karena kerap azan dan melotot saat ditanya. 

Polisi perlu menggali motif pelaku yang tega menghabisi nyawa ayah kandungnya.

"Polisi berusaha mengungkap motif AK membunuh ayahnya, terutama setelah melihat sikapnya yang berubah-ubah," katanya.

Fatchur mengaku akan meminta keterangan keluarga pelaku lebih lanjut, guna memastikan riwayat gangguan mental remaja tersebut.

"Polisi ingin memastikan apakah ada riwayat gangguan mental atau kejadian lain yang melatarbelakangi tragedi ini," ujarnya.

Korban Sempat Teriak

AKP Fatchur Rahman mengatakan pelaku saat itu tiba-tiba mendatangi korban yang sedang tidur.

"Tiba-tiba anak ini mendatangi bapaknya, yang sedang tertidur di depan televisi rumahnya. Tahu-tahu pelaku langsung melakukan pemukulan terhadap orang tuanya," ujarnya, Selasa (28/1/2025).

Berdasarkan keterangan istri korban, mata pelaku melotot saat memukuli ayahnya.

"Dan tatapannya kosong berdasarkan keterangan dari pihak keluarganya, terus korban bilang 'saya ini bapakmu.' Setelah itu (pelaku) diam duduk," kata AKP Fatchur Rahman.

Melihat anak dan ayah itu sudah tidak bertengkar, istri korban keluar rumah memanggil pemuka agama, supaya memberikan pengobatan alternatif terhadap putranya.

"Meminta bantuan kiai, agar putranya didoakan agar (depresinya) tidak sering kambuh," ucapnya.

Namun, AKP Fatchur Rahman mengaku belum tahu persis peristiwa antara anak dan ayah itu di dalam rumah mereka, ketika istri korban pergi mencari bantuan tokoh agama.

"Ketika ibunya keluar itulah, kami belum menemukan saksi yang pas, apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah itu, dan itu kami kejar," paparnya.

Dia mengaku belum bisa mengambil kesimpulan, apakah tersangka mengalami depresi.

"Kami akan minta keterangan psikiater dari RSD dr Soebandi Jember, untuk memeriksa secara psikis anak ini bagaimana kondisinya," imbuhnya.

Sementara itu, polisi belum bisa melakukan pemeriksaan terhadap tersangka Akbar.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved