Senin, 6 Oktober 2025

Anak Bunuh Ayah di Jember

Anak Bunuh Ayah di Jember, Pelaku Kerap Kumandangkan Azan dan Mata Melotot Saat Ditanya Polisi

Akbar (19) tidak menjawab saat ditanya alasan dirinya membunuh ayahnya, Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Jember Jawa Timur.

|
Penulis: Erik S
Editor: Adi Suhendi
Tribun Jatim Network/Imam Nawawi
ANAK BUNUH AYAH - Jasad Zainal Arifin alias Haji Jaenuri (60 ) korban pembunuhan anak sendiri saat berada di RSD dr Soebandi Jember, Jawa Timur, Senin (27/1/2025). Polisi hingga kini belum bisa menginterogasi pelaku Akbar karena kerap azan dan melotot saat ditanya. 

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Akbar (19) tidak menjawab saat ditanya alasan dirinya membunuh ayahnya, Zaenal Arifin alias Haji Jaenuri (60) di Dusun Jadukan Desa Mojosari Kecamatan Puger, Jember Jawa Timur.

Akbar diketahui saat ini dirawat di RSD dr Soebandi Jember.

Ketika ditanya polisi terkait alasan dirinya memengal ayah sendiri, pelaku Akbar justru mengumandangkan azan.

"Sering tiba-tiba mengumandangkan azan dan iqomah bahkan menjawab pertanyaan polisi dengan adzan," kata Kapolsek Puger AKP Fatchur Rahman, Rabu (29/1/2025).

Polisi menduga tingkah laku tersebut mengindikasikan pelaku mengalami gangguan kejiwaan.

Baca juga: Detik-detik Anak Mutilasi Ayah di Jember, Tetangga Tidak Berani Keluar Rumah

"Saat ini kami fokus terlebih dahulu pada penyembuhan lukanya. Setelah itu kami akan memeriksa kondisi mentalnya,” ucap Fatchur.

Selain itu, Fatchur mengatakan, setiap kali penyidik mengajak ngobrol soal pembunuhan ayahnya, wajah remaja ini langsung berubah drastis bahkan matanya melotot.

"Tiba-tiba melotot, lalu diam tanpa menjawab pertanyaan apapun. Karena kesulitan mendapatkan keterangan dari AK, polisi melibatkan ibu dan kakaknya," katanya.

Dia menjelaskan, keterangan tersangka sangat diperlukan dalam penyelidikan kasus ini. 

Baca juga: Kesaksian Tetangga soal Anak Bunuh Ayah di Jember, Sebut Pelaku Bacok Korban selama 5 Menit

Sehingga, polisi harus melibatkan ibu pelaku untuk membantu komunikasi. 

"Kami membutuhkan keterangannya untuk penyelidikan, jadi ibunya kami mintai tolong untuk berkomunikasi dengannya,” jelas Fatchur.

Mengingat, polisi belum bisa mengakses smartphone milik pelaku, sebab yang bersangkutan tidak mau memberikan sandinya. 

Hal ini juga menghambat penyidikan perkara.

"Setiap kali ditanya kata sandinya, ia selalu memberikan jawaban yang tidak jelas. Kami berharap ibunya bisa membantu membuka ponsel tersebut,” ucapnya.

Dia menegaskan, penyidikan kasus ini akan terus berlanjut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved