Selasa, 30 September 2025

5 Populer Regional: Viral Guru SD di Nias 1 Bulan Tak Mengajar - Motif Pembunuhan Satpam di Bogor

Berita populer regional dimulai viral guru SD tidak mengajar selama 1 bulan di Nias hingga motif anak majikan bunuh satpam rumahnya di Bogor.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
Kolase Tribunnews.com
Berita populer regional dimulai viral guru SD tidak mengajar selama 1 bulan di Nias hingga motif anak majikan bunuh satpam rumahnya di Bogor. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari viralnya guru Sekolah Dasar (SD) tidak mengajar selama 1 bulan lamanya.

Kejadian terjadi di  Nias, Sumatera Utara.

Usai viral, Dinas Pendidikan, Inspektorat, dan BPKSDM Kabupaten Nias turun tangan.

Guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) terancam kena sanksi.

Kemudian ada update anak majikan bunuh satpam rumahnya di Kota Bogor, Jawa Barat.

Diketahui kasus ini melibatkan Abraham Michael sebagai pelaku dan korbannya Septian.

Adapun motif pembunuhan bermula saat pelaku tidak terima dilaporkan ke ibunya karena pulang larut malam oleh korban.

Berikut berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:

1. Viral Guru SD di Nias 1 Bulan Tak Mengajar, Disdik: Lokasi Sekolah Terisolir, 3 ASN Terancam Sanksi

Viral keluhan siswa SD di Nias yang mengaku gurunya tak mengajar selama sebulan, disdik sebut lokasi terisolir dan terancam sanksi, Rabu (15/1/2025).
Viral keluhan siswa SD di Nias yang mengaku gurunya tak mengajar selama sebulan, disdik sebut lokasi terisolir dan terancam sanksi, Rabu (15/1/2025). (Tangkapan Layar)

Sebuah video merekam keluhan siswa sekolah dasar (SD) di Nias, Sumatera Utara, yang mengaku tidak mendapatkan pelajaran selama sebulan karena gurunya tidak datang ke sekolah menjadi viral di media sosial.

Dalam narasinya, video itu disebutkan terjadi di SD Negeri 078481 Uluna'ai Hiligo'o Hilimbarozu, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias.

Beberapa siswa lain yang juga datang ke sekolah tampak menunggu kedatangan guru mereka.

Selain mengeluhkan tak ada guru yang datang mengajar, siswa itu juga memperlihatkan kondisi sekolah yang memprihatinkan.

Video itu menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @ceritamedancom pada Kamis (16/1/2025).

9 guru diperiksa

Menyikapi video ini, pihak dinas terkait mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nias telah membentuk tim untuk memeriksa guru di sekolah tersebut sejak Rabu (15/1/2025).

Hal itu diungkapkan oleh Kadis Kominfo Nias, Rahmat Chrisman Zai.

Tim itu terdiri dari Dinas Pendidikan, Inspektorat, dan BPKSDM Kabupaten Nias.

"Pemeriksa telah memanggil guru-guru yang bertugas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 078481 Uluna’ai Hiligo’o Laowo Hilimbaruzo Kecamatan Idanogawo sebanyak 5 orang dan saat ini sedang menjalani proses pemeriksaan di Dinas Pendidikan Kabupaten Nias," ujar Rahmat dalam keterangan persnya, dikutip dari Tribun-Medan.com, Minggu (19/01/2025).

Dia mengatakan, sekolah itu terdapat beberapa orang tenaga guru berstatus aparatur sipil negara (ASN).

Baca selengkapnya.

2. Pria Bunuh Pacar di Hotel Surabaya karena Emosi Batal Nikah, Sudah Disiapkan Undangan

Tersangka MI saat digelandang Anggota Unit Reskrim Polsek Genteng di Surabaya.
Tersangka MI saat digelandang Anggota Unit Reskrim Polsek Genteng di Surabaya. (TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Pria berinisial MI (25) tega membunuh pacarnya MA (25) di kamar hotel kawasan Jalan Tunjungan, Genteng, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/1/2025) dini hari.

Alasan MI melakukan tindakannya itu lantaran ajakannya menikah ditolak sang kekasih.

Dilansir Tribun Jatim, rencana pernikahan yang diajukan pelaku kepada korban pada Desember 2024 lalu sudah dipersiapkan secara matang.

Pertemuan antara kedua belah pihak keluarga sudah pernah dilakukan.

Berbagai keperluan acara perayaan pesta juga telah disiapkan. 

Mulai dari cincin nikah, undangan, hingga berbagai perlengkapan pesta lainnya. 

Namun, MI menganggap korban tak menunjukkan keseriusan untuk menikah.

"Jadi sakit hati. Sudah mau menikah. Sudah disiapkan undangan," tutur sumber internal yang enggan menyebutkan namanya, Sabtu (18/1/2025).

MI justru memergoki sang pacar masih menyimpan deretan foto dengan sang mantan.

Hal ini mempengaruhi pikiran MI untuk membunuh korban yang ia anggap dapat lagi diajak bicara secara baik-baik.

Baca selengkapnya.

3. Sosok Verrel Uziel, Presiden BEM UI Diberhentikan Tidak Hormat karena Plagiat, Pernah Viral

Foto Verrel Uziel, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) yang diberhentikan tidak hormat.
Foto Verrel Uziel, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) yang diberhentikan tidak hormat. (Kolase Tribunnews.com)

Berikut sosok Verrel Uziel, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) yang diberhentikan tidak hormat.

Diberitakan sebelumnya, Mahkamah Mahasiswa UI menindak tegas Verrel Uziel karena tersandung plagiat dalam penyusunan kajian yang diajukan kepada DPR RI.

Pemberhentian ini tertuang dalam surat Salinan Putusan 004/Per.KBEM-IKM.UI/XII/2024/MM.UI tertanggal 4 Januari 2025.

Saat sidang putusan yang digelar Mahkamah Mahasiswa UI, Verrel Uziel mengakui telah melakukan plagiarisme.

Dirinya kemudian meminta maaf dan telah mengaku salah.

"Titik berat plagiasi, saya atas nama pribadi, Verrel Uziel, Ketua BEM UI 2024, memohon maaf dan tidak membantah sedikit pun perihal dugaan plagiasi," katanya, dikutip dalam putusan sidang.

Sosok Verrel Uziel

Dirangkum dari linkedin.com miliknya, Verrel Uziel menempuh pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 41 Jakarta.

Ia kemudian lanjut di SMA Negeri 28 Jakarta.

Semenjak bersekolah, Verrel Uziel sudah aktif berorganisasi.

Ia tercatat pernah menjabat sebagai Presiden Dewan Siswa baik di SMP maupun SMA.

Verrel Uziel lalu berkuliah di Universitas Indonesia (UI).

Baca selengkapnya.

4. Kejahatan Sertu Hendri Buronan Mabes TNI dan Puspom: Merampok, Menipu, hingga Tembak Prajurit TNI

(Kiri) Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto dan (Kanan) Buronan Sertu Hendri yang memiliki sejumlah kejatahan mulai merampok, menipu hingga tembak prajurit TNI.
(Kiri) Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto dan (Kanan) Buronan Sertu Hendri yang memiliki sejumlah kejatahan mulai merampok, menipu hingga tembak prajurit TNI. (Kolase Tribunnews.com)

Sertu Hendri kini resmi menjadi buronan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) dan Pusat Polisi Militer (Puspom).

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Hariyanto menegaskan, pihaknya tidak pandang bulu menegakkan hukum kepada siapapun prajurit TNI yang bersalah, termasuk desersi Sertu Hendri.

"Saya memastikan bahwa TNI akan bertindak tegas terhadap siapapun yang melanggar hukum, termasuk prajurit aktif."

"Mabes TNI dan Puspom TNI siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menangkap dan memproses Sertu Hendri sesuai aturan yang berlaku," katanya kepada Tribunnews.com, pada Rabu (15/1/2025) kemarin.

Mayjen Hariyanto melanjutkan, Mabes TNI dan Puspom sudah melakukan koordinasi terkait pengejaran Sertu Hendri.

Ia memastikan penanganan kasus ini berjalan sesuai prosedur hukum yang berlaku.

"Saat ini, langkah koordinasi dengan tim gabungan terus dilakukan," tandasnya.

Perlu diketahui Sertu Hendri sudah jadi disersi dan masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tahun 2024.

Ia terlibat sejumlah tindak kejahatan mulai perampokan, penipuan, hingga penembakan anggota TNI.

Baca selengkapnya.

5. Kasus Pembunuhan Satpam di Kota Bogor: Motif Abraham Michael Terungkap

Abraham Michael terduga pelaku pembunuhan satpam di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat pada Jumat (17/1/2025) positif narkoba.
Abraham Michael terduga pelaku pembunuhan satpam di Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat pada Jumat (17/1/2025) positif narkoba. (TribunnewsBogor.com/IST)

Kasus pembunuhan yang mengejutkan terjadi di Bogor, Jawa Barat, ketika seorang pria bernama Abraham Michael ditangkap sebagai tersangka setelah menghabisi nyawa satpam rumahnya, Septian.

Abraham Michael adalah anak dari majikan Septian, yang bekerja sebagai satpam di rumah orang tua Abraham di Lawang Gintung, Bogor Selatan.

Dalam menjalankan tugasnya, Septian mencatat jam kepulangan Abraham, yang ternyata sering pulang larut malam.

Ucapan dan catatan yang dibuat oleh Septian menjadi kunci dalam insiden tragis ini.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan