Senin, 6 Oktober 2025

Siswa SMK Ditembak Polisi

Aipda Robig Jalani Sidang Etik Penembakan Siswa SMK, Kompolnas Minta Sidang Berjalan Transparan

Bidpropam Polda Jawa Tengah melakukan sidang etik terhadap Aipda Robig Zaenudin (38), pelaku penembakan siswa SMKN 4 Semarang.

Penulis: Faisal Mohay
TRIBUNJATENG / Iwan Arifianto.
Tampang Aipda Robig Zaenudin (38) yang menembak mati pelajar SMKN 4 Semarang GRO karena dituding gangster di Kota Semarang, Rabu (27/11/2024). 

Aksi Aipda Robig termasuk pembunuhan di luar proses hukum (extra judicial killing).

Motif penembakan juga karena urusan pribadi dan Aipda Robig tidak sedang bertugas.

"Tidak dalam menjalankan perintah undang-undang, RZ tidak sedang menjalankan perintah undang-undang untuk menembak tiga korban tersebut," lanjutnya.

Baca juga: LBH Semarang Bongkar Fakta Baru, Korban Penembakan Aipda Robig Sempat Kirim Chat WhatsApp

Pelanggaran selanjutnya yakni mengeluarkan senjata api di hadapan anak di bawah umur.

"Kemudian RZ menghilangkan hak hidup dari korban GRO," imbuhnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan tersebut, Komnas HAM merekomendasikan Kapolda Jateng untuk menindak Aipda Robig secara adil, transparan, dan imparsial, baik etika, disiplin, dan pidana.

Proyektil Masih di Jasad Korban

Sejumlah fakta baru terungkap dalam RDP, salah satunya peluru masih berada pada tubuh korban saat dimakamkan.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto menjelaskan proyektil masih bersarang pada jasad karena pihak keluarga meminta jasad tidak diautopsi.

"Ada permintaan dari keluarga untuk tidak dilakukan autopsi, sehingga penyidik menghormati keputusan tersebut," tandasnya.

Baca juga: Reza Indragiri Beberkan 4 Unsur Aipda RZ Tembak Gamma Diduga Kuat Pembunuhan Berencana

Untuk kepentingan penyelidikan, Polda Jateng mengajukan permohonan ekshumasi atau pembongkaran makam.

Pihak keluarga menyetujuinya sehingga makam korban dibongkar pada Jumat (29/11/2024) sekira pukul 13.10 WIB.

Menurutnya, proyektil tersebut akan dijadikan barang bukti kasus penembakan.

"Kami yakin peluru masih berada di tubuh korban. Oleh karena itu, kami memohon persetujuan keluarga untuk ekshumasi, dan keluarga sudah mengizinkan," lanjutnya.

Ia menambahkan kematian GRO baru diketahui keluarga pada siang hari karena petugas kepolisian kesulitan mengidentifikasi korban.

"Identitas korban baru diketahui siang harinya. Sebelumnya, kami sempat kesulitan karena rekam sidik jari tidak langsung keluar," sambungnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved