Rekan Kerja Ungkap Sosok Peserta PPPK Meninggal saat Ujian: Sering Drop di Sekolah Tapi Tetap Masuk
Nur Asia mengaku mendengar informasi bahwa Ahmad menunjukkan gelagat aneh sebelum meninggal dunia.
Semasa hidup, ahmad juga kerap meminum obat penghilang nyeri.
"Karena penyakitnya itu, sering dia drop di sekolah, tapi tetap masuk kerja," terangnya.

Namun berdasarkan keterangan pihak keluarga, Ahmad meninggal akibat penyakit jantung.
Nur Asia mengatakan ahmad mulai masuk di MTS 1 Pasangkayu pada tahun 2009, sebagai guru honorer.
"Tahun ini dia mendaftar PPPK bersama istrinya. Sempat saya larang untuk tidak ambil ujian di Mamuju karena khawatir penyakitnya itu kambuh, tapi dia tetap bersikeras," ujar Nur Asia.
Di matanya, Ahmad merupakan seorang pekerja keras dan berdedikasi tinggi.
Dia dikenal sebagai pribadi yang ramah serta setia kawan.
"Bertahun-tahun saya kenal, baik sekali orangnya," ujar Nur Asia, sambil meneteskan air mata.
Baca juga: Cara Cetak Kartu Ujian PPPK 2024, Akses Laman Sscasn.bkn.go.id
Sementara itu Kepala MTS 1 Pasangkayu, Jabaruddin Roar menyebut Ahmad sebagai sosok yang rajin.
"Rajin sekali almarhum itu, biar sakit tetap kerja," ujarnya.
Ahmad tinggal di Desa Pedanda, Kecamatan Pedongga, Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat.
"Saat ini jasadnya masih di Mamuju, dan akan dibawa ke kampung halamannya Polewali Mandar (Polman). Kami dari pihak sekolah rencana mau ke sana untuk melayat," tambah Jabar.
Kesedihan Istri Ahmad
Diketahui Ahmad bersama istrinya, Lisnawati mengikuti tes di ruang Badan Kepegawaian Negara (BKN) di Jl RE Martadinata, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulbar, Rabu pagi.
Keduanya sama-sama berasal dari Madrasah Tsanawiyiah (MTs) 1 Pasangkayu.
Kebetulan pasutri ini berada di ruangan yang sama saat mengikuti tes PPPK tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.