Minggu, 5 Oktober 2025

Sosok Suwardi, Sopir Ambulans yang Viral Turunkan Jenazah Bayi: Kalau Seandainya Dipecat Saya Pasrah

Suwardi mengaku bersalah kepada keluarga pasien karena sempat meminta biaya tambahan di luar Perbup bayar BBM mobil.

|
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO
Suwardi, Sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang bertahan di sekitar Tugu BI sampai jenazah bayi berangkat ke rumah duka menggunakan kendaraan lain. Suwardi mengaku bersalah kepada keluarga pasien karena sempat meminta biaya tambahan di luar Perbup bayar BBM mobil. 

"Memang benar itu ambulans kami. Dan kami memastikan bahwa pelayanan kemarin sudah sesuai dengan SOP. Pembayaran sudah lewat kasir sesuai Perbup. Namun kemudian oleh oknum sopir kami ada rencananya menarik (biaya tambahan) karena pada akhirnya tidak terjadi, karena baru direncanakan. Sebesar 400 ribu," ungkap Ridwan, Selasa (16/7/2024).

Alasan Suwardi meminta biaya kepada keluarga pasien karena ada selisih harga BBM yang digunakan mobil ambulans dengan Perbup.

"Ketika kami klarifikasi, kenapa dijawab karena memang selisih harga BBM dexlite sementara di Perbup masih menggunakan pertalite, sehingga ada selisih bayar. Hal ini tidak kami perkenankan," jelas Ridwan.

Ridwan menyebut, ambulans dengan bahan bakar Dexlite tersebut tidak direkomendasikan digunakan ke luar kota. Dengan alasan selisih harga BBM dengan Perbup.

"Kalau digunakan itupun atas persetujuan direktur dan biaya dibebankan ke rumah sakit. Itu alternatif terakhir. Kalaupun ada selisih bayar, kita yang tanggung bukan keluarga pasien," ujar Ridwan.

Ridwan mengklaim jika semua jenis operasional ambulans sudah diatur dalam Perbup, baik BBM, biaya sopir dan perawat.

Bahkan, BBM ambulans juga sudah terisi dan siap digunakan.

"Sudah ada uang operasional di Perbup. Ada uang sopir perawat bensin semua dibayarkan kalau dia sudah kerja. Uang baru dikasih setelah kerja. BBM selalu tersedia. Kan diisi umpamanya sopir berangkat setelah digunakan diisi lagi," jelasnya.

"Dexlite sebenarnya tidak kita rekomendasikan ya karena ada selisih harga. Kalaupun darurat selisih itu tidak boleh dibebankan ke pasien. Harus rumah sakit yang tanggung. Karena mobil itu memang digunakan di kota saja," beber Ridwan.

Rencana Ganti Mobil

Soal narasi yang berkembang oknum sopir menurunkan jenazah bayi di jalan, Ridwan menyebut sebenarnya sopir berencana ganti mobil yang standar Perbup menggunakan pertalite.

"Mungkin ada komunikasi tidak pas antara sopir dengan keluarga pasien. Sampai akhirnya tidak jadi menggunakan ambulans kita," katanya.

Ridwan memastikan, pelayanan terhadap pemulangan jenazah bayi ke Nanga Mau sudah sesuai dengan SOP.

Keluarga juga sudah membayar Rp 690.000 ke kasir RSUD untuk ambulans.

"Cuman memang beliau berusaha meminta lebih. Itu diluar pengetahuan kami dan dia sudah minta maaf. Ada konsekuensi nanti dari managemen ada aturan kepegawaian akan kami tindaklanjuti. Kami minta maaf memang tidak semua sopir. Ada oknum," ujar Ridwan. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Sopir Ambulance di Sintang Minta Tambahan Tarif Rp600 Ribu, Jenazah Bayi Terpaksa Diturunkan di SPBU

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved