Santri Berusia 13 Tahun Bunuh Ustazah di Palangkaraya: Polisi Bongkar Motif hingga Tanggapan MUI
Aksi kekerasan hingga nyawa melayang tersebut terjadi pada Selasa (14/5/2024) sekira pukul 23.00 WIB.
Nahas, meski telah mendapat penanganan medis, nyawa korban tak tertolong.
"Korban kemudian dibawa ke RSUD Dorys Silvanus untuk dilakukan visum et repertum dan hasilnya korban tewas karena pendarahan hebat," kata Budi.
Motif Pembunuhan
Pihak kepolisian pun kini telah menangkap pelaku.
Ditemui di kesempatan berbeda, Kasatreskrim Polres Palangkaraya Kompol Ronny M Nababan menuturkan, saat diperiksa, pelaku mengaku seperti kerasuka.
Ia juga menuturkan, motif pelaku melakukan aksi kejam tersebut lantaran dendam yang lama terpendam.
"Pelaku merasa seperti kerasukan dan tidak sadar lagi karena dendam lama," ungkap Ronny, dikutip dari TribunKalteng.com.
Meski begitu, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait keterangan pelaku.
Sejumlah saksi, lanjut Ronny juga sudah diperiksa pihak kepolisian.
"Semua saksi masih kami periksa, keterangannya masih belum lengkap," kata Ronny.
Baca juga: Merasa Kerasukan, Tengah Malam Santri Bunuh Ustazah di Pesantren Palangkaraya
Kata MUI
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng, Khairil Anwar turut menanggapi kejadian ini.
Ia menyayangkan dan kaget saat mengetahui ada santri yang bunuh seorang ustazah.
"Sangat disayangkan terjadinya kasus seorang santri membunuh ustadzah tersebut," ujar H. Khairil Anwar, Kamis (16/5/2024).
TribunKalteng.com mewartakan, ia pun berharap pihak kepolisian bisa segera mengungkap motif dari pelaku.
"Tapi apapun motif kejadiannya, kejadian ini terjadi dan menjadi takdir Tuhan yang menyakitkan bagi pesantren tersebut dan harus diterima sebagai sebuah musibah. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun," kata H. Khairil Anwar.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada para pengurus pondok pesantren untuk mengawasi dan mengontrol penggunaan HP pada anak-anak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.