Kain Lukis Nasrafa, UMKM Solo Tembus Pasar Global hingga Sabet Penghargaan Bergengsi
Kain Lukis Nasrafa, UMKM kerajinan tangan dan busa di Kota Solo terus berkembang menembus pasar global dan menyabet penghargaan
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Kain Lukis Nasrafa, satu dari sekian Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kerajinan tangan dan busana menjadi daya tarik tersendiri di Kota Solo.
Tak sedikit sekolah hingga komunitas berkunjung ke galeri Nasrafa untuk belajar hingga berbelanja.
Bukan tanpa sebab produk kerajinan dan fashion ini menjadi tujuan, karya kain lukis Nasrafa telah menyabet berbagai penghargaan bergengsi, termasuk dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu, produk Nasrafa juga telah melalang buana ke luar negeri alias go international, Negeri Sakura Jepang salah satunya.
Usaha ini lahir di Kampung Petoran, Kecamatan Jebres, Solo pada 12 tahuh lalu, atau tepatnya 20 Januari 2012.
Pemilik Kain Lukis Nasrafa, Yani Mardiyanto, menerangkan, latar belakang berdirinya Kain Lukis Nasrafa atas dasar kurang terwadahinya kreativitas para pemuda di Kota Solo yang memiliki bakat melukis.
Yani lantas berinisiatif mendirikan UMKM Nasrafa yang merupakan akronim dari ketiga anaknya: Nasywa, Rafi, dan Fadhil.
Pria yang aktif menjadi pengurus Karang Taruna ini lantas mengajak pelukis muda Solo untuk menyalurkan kreativitas mereka di atas selembar kain.
UMKM yang pernah mencatatkan omzet sebesar Rp 70 juta per bulan itu ternyata dirintis dengan modal awal sebesar Rp 12 juta.
Dengan modal tersebut, Yani membeli beberapa lembar jilbab, cat air, rak, serta membayar keperluan operasional para pegawainya.
Di awal mendirikan usaha ini, Yani melakukan promosi door to door untuk memasarkan produk jilbab lukisnya.
Baca juga: Semarak Pasar Ramadhan, dari Sate Cumi hingga Pentol Ramaikan Takjil UMKM di Kota Solo
"Karena saat itu, media sosial belum sepesat sekarang, jadi promosinya lewat brosur-brosur yang saya berikan kepada wisatawan di Pasar Klewer, Pasar Gedhe," jelasnya ditemui Tribunnews di galerinya yang terletak di Industri Kecil Menengah (IKM) Center, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (23/3/2024) siang.
Usaha lain yang dilakukan Nasrafa adalah mengikuti sejumlah pameran di Kota Solo.
Menurut Yani, pameran menjadi tempat pemasaran paling efektif untuk produk seni seperti miliknya.
"Produk Nasrafa kan bukan seperti produk umumnya sehingga membutuhkan market yang spesifik, salah satunya ya lewat pameran," beber penikmat seni teater ini.
Saat mengikuti pameran itulah, produk Nasrafa mulai dilirik dan dikenal luas oleh masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, Nasrafa menjadi UMKM yang ikut dikurasi Dinas UMKM dan Perindustrian Kota Surakarta.
Hasilnya, Nasrafa lolos kurasi dan sejak saat itu, Yani kerap ditunjuk untuk mengikuti pameran.
Hal ini secara langsung mempengaruhi penjualan dan omzet Nasrafa, termasuk diversifikasi produk.
Dari semula hanya kain jilbab, kini para pelukis di Nasrafa menggoreskan cat di atas sejumlah produk.
Misalnya tas, pouch, syal, kemeja, kaus, payung, hingga topi.
"Sampai saat ini, Nasrafa sudah memiliki 10-15 jenis produk," kata dia.
Tembus Pasar Global
Produk kain lukis Nasrafa, turut serta dalam Indonesia Fair di Namba Marui Department Store, Osaka, Jepang.
Pameran tersebut berlangsung dari 24-30 Mei 2023.
Yani Mardiyanto mengungkapkan, ini adalah kali ketiga produknya mengikuti pameran internasional.
Pameran internasional pertama diikuti Nasrafa pada 2019 di Filipina.
"Waktu itu 2019 diundang di Manila Fame Filipina," ungkap Yani.
Kemudian pada 2022 Nasrafa terpilih menjadi satu dari sejumlah lima UMKM Indonesia yang mendapat wadah pameran di Osaka Lifestyle Show Jepang.

Pameran tersebut diwadahi oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka.
Untuk diketahui, ITPC Osaka adalah lembaga perwakilan Kementerian Perdagangan RI dan beroperasi di bawah naungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka.
ITPC berperan dalam meningkatkan transaksi ekspor Indonesia ke negara tujuan.
Pada 2023, Yani kembali mendapat undangan dari Osaka untuk pameran.
Adapun produk Nasrafa yang dipamerkan di Indonesia Fair di Jepang ini berupa aneka tas goni lukis, pouch, topi, hingga syal.
"Karena pamerannya di Jepang, kebanyakan produk kami buat bermotif bunga sakura," ujarnya.
Sejak 2012, kain lukis Nasrafa mengusung motif bunga dan daun sebagai motif ciri khasnya.
"Tapi kami tidak idealis, misal ada pesanan ya kami kerjakan sesuai permintaan, misal motif bunga atau wajah," ungkap Yani.
Kain tulis Nasrafa sudah mulai ekspor pada 2014.
Yani mengatakan, Singapura dan Amerika Serikat menjadi negara pertama tujuan ekspor Nasrafa.
Sabet Penghargaan Bergengsi

Sebagai UMKM, Nasrafa telah mendapatkan sejumlah prestasi jempolan.
Pada 2016, Nasrafa mendapat sertifikat Grade A Ready to Export dari Dirjen Pengembangan Export Nasioal (Dirjen PEN), Kementerian Perdagangan RI.
Lalu pada 2020 Nasrafa mendapat penghargaan Siddhakarya dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Tahun berikutnya, Nasrafa mendapat penghargaan nasional Paramakarya dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Masih di tahun 2021, Nasrafa menyabet penghargaan sebagai UKM Terbaik dari Astra.
Keberhasilan memasarkan produk ke luar negeri tidak membuat Yani berpuas diri.
Nasrafa menargetkan masuk ke market Turki pada 2024.
"Harapannya tahun depan bisa masuk market Turki dengan produk unggulan terbaru berupa tas pandan lukis yang cantik, unik, dan artistik," ungkap Yani.
Usaha Mengembangkan Sayap
Sejumlah siklus naik turun pernah dihadapi oleh Yani sebagai seorang pelaku usaha.
Konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina ternyata berdampak pada kegiatan ekspor produk Nasrafa ke Eropa.
Hal ini membuat pengiriman barang untuk sementara terhenti sejak akhir 2022 hingga kini masih dalam tahap negosiasi.
Dalam perjalannya berwirausaha, Yani mengaku menggunakan bantuan pinjaman dari bank untuk memutarkan kegiatan ekonomi usahanya tatkala menemui masalah seperti di atas.
"Saya dulu di awal usaha pinjam Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Pilih BRI karena syarat dan prosesnya mudah, terkenalnya paling murah angsuran dan bunga, semua pengusaha tahu itu," jelasnya.

Awalnya, Yani bercerita, meminjam KUR senilai Rp 20 juta. Lantaran usahanya berkembang, ia kembali menaikkan pinjaman kepada BRI.
"Awalnya (ambil) Rp 20 juta, karena lancar dan ada keperluan dari kita, bisa ambil lagi Rp 100 juta," imbuhnya.
Melihat kesempatan tersebut, Yani menyebut peran luar biasa yang dilakukan oleh BRI sebagai mitra UMKM.
Selain permodalan berupa pinjaman, menurutnya, BRI membantu pengembangan UMKM melalui pameran-pameran hingga memperkuat merk (branding).
"Luar biasa perannya, BRI membantu UMKM dari segi permodalan hingga branding," tuturnya.
Di galerinya, Yani juga melayani pembayaran transaksi menggunakan EDC (Electronic Data Capture) dan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
Tak sedikit pula pembeli yang merupakan komunitas atau kelompok berkunjung ke galerinya lalu membeli bertransaksi lewat QRIS.
"Banyak juga yang beli payung lukis ini misal, beli langsung scan QRIS, lunas. Sekarang semudah itu bertransaksi," ungkap bapak berusia 57 tahun ini.
Selain menggunakan KUR, EDC, hingga QRIS BRI, Yani juga menggunakan tabungan BRI sebagai pegangan di masa tua nanti.
Hal itu bahkan sudah ia lakukan sedari dirinya masih bujang.
BRI Hadir
Ditemui Tribunnews di kantornya pada Senin (18/3/2024), Pimpinan Cabang BRI Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, mengatakan, BRI mewujudkan kewajibannya dalam pemberdayaan UMKM dan demi berlangsungnya visi memberi makna Indonesia.
"Kemudian juga merupakan langkah memberdayakan masyarakat sebagai penopang perekonomian nasional," jelasnya.
Pihaknya menjelaskan, BRI memiliki sekitar 300 UMKM binaan di Kota Solo.
"Kami ingin agar UMKM binaan bisa naik kelas, dari yang mikro ke kecil, kecil ke menengah, kami ingin mereka terus berkembang, apa yang bisa BRI bantu akan kami bantu," papar dia.
BRI, lanjutnya, membuka akses permodalan seluas-luasnya bagi UMKM yang ingin memperluas usaha.
Regional CEO RO BRI Yogyakarta, John Sarjono, menerangkan BRI sebagai mitra Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan KUR.
Menurutnya, BRI RO Yogyakarta selalu berkomitmen untuk mendukung program pemerintah salah satunya adalah penyaluran kredit KUR, tahun 2023 BRI telah menyalurkan Kredit KUR sebanyak Rp 18,45 Triliun dengan total 432.452 Debitur.
Kemudian KUR Mikro sebanyak Rp 16,46 Triliun dengan total 424.919 Debitur dan KUR Kecil sebanyak Rp 1,98 Triliun dengan total 7.533 Debitur.
"Penyaluran kredit KUR terbanyak di RO Yogyakarta tahun 2023 adalah Sektor Perdagangan 42,2 persen dari total penyaluran KUR, selanjutnya ada Sektor Jasa (23,6 persen), Sektor Pertanian (21,0 persen), Sektor Industri Pengolahan (11,7%), dan Sektor Perikanan (1,6%)," urainya dalam keterangan tertulis, Rabu (20/3/2024).
John Sarjono menerangkan, BRI masih membuka peluang lebar bagi pelaku UMKM yang ingin mengajukan kredit untuk permodalan dan pengembangan usaha.
"Proses pengajuan KUR BRI sangat mudah, memastikan calon debitur telah memiliki Usaha yang layak untuk dibiayai pinjaman KUR," kata dia.
"Bukti kepemilikan usaha debitur dapat didaftarkan melalui Sistem Online Single Submission (OSS), pendaftaran bisa dilakukan secara individu melalui web: https://oss.go.id/."
Setelah itu nasabah dapat mendaftarkan diunit kerja terdekat sesuai dengan domisili calon debitur.
Petugas akan melakukan verifikasi ke tempat calon debitur serta melakukan analisa kelayakan usaha calon debitur tersebut.
"Jika dari dari hasil Analisa kelayakan debitur tersebut telah disetujui maka pencairan kredit dapat dilakukan di Kantor BRI terdekat," paparnya.
Adapun flow chat pendaftaran sebagai berikut:

(*)
Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.