Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilik Sumur Bor Hentikan Operasional, Warga Cisuru Kota Cilegon Kesulitan Air Bersih

Buki menyebut sebelum pelaksanaan pemilu dimulai, si pemilik air bersih meminta warga untuk memberikan dukungan kepadanya pada Pemilu 2024

Editor: Eko Sutriyanto
ahmad tajudin
Warga Link. Cisuru RT 003/006 Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon mengalami kesulitan mencari air bersih. 

Namun uang tersebut, kata dia, hanya diterima dirinya pribadi sebesar Rp 5 ribu dikelola untuk warga setempat baik itu untuk perawatan mesin, beban listrik dan lain sebagainya.

Ternyata, biaya tersebut masih belum cukup untuk menutupi biaya listrik sehingga harus menggunakan uang pribadi untuk menutupinya.

"Itu sudah berjalan 4 tahun lebih yang selisihnya antara Rp 2 sampai 2,5 juta setiap bulannya dan saya harus mensubsidi pembayaran listrik untuk pengaliran air bersih ke masyarakat," ungkapnya.

Sebagai gantinya, pada saat Pemilu 2024 kemarin, Madasik berharap agar warga setempat bisa memilihnya.

Menurut dia, wajar baginya berharap besar kepada masyarakat setempat untuk memberikan suara pada Pemilu 2024.

Dari jumlah sebanyak 140 warga yang masuk DPT, dirinya mengakui telah meminta sebanyak 100 suara.

"Saya cuma berharap itu cuma 100 suara, wajarlah kurang lebih sekitar 70 persen, tapi yang saya dapat cuma 45 persen," ungkapnya.

Awalnya, warga setempat telah bersepakat untuk memilihnya saat Pemilu 2024.

Namun pada pelaksanaannya, sejumlah warga diduga menerima uang untuk memilih salah satu calon.

"Itu akibat daripada serangan fajar, pelakunya itu rt nya sendiri yang pada malam hari dia memang sengaja bawa uang dari salah satu calon untuk dibagikan ke masyarakat sebagai beli suara masyarakat," ungkapnya.

Namun demikian, dirinya melakukan penyetopan sementara itu bukan semata-mata karena gagal dalam Pileg 2024.

Namun dirinya mengaku bahwa usai melakukan pencalegan, dirinya sudah tidak sanggup membayar beban listrik sumur bor yang selama ini dia tanggung selama 4 tahun.

Bahkan pada 18 Februari 2024 lalu, diakui Madasik, dirinya juga telah mengundang tokoh masyarakat setempat.

Hal itu dilakukan untuk bersama-sama mencari solusi, agar biaya listrik dan perawatan mesin ditanggung warga.

Sehingga Madasik menawarkan agar biaya pengambilan air dari salurannya dinaikan dari sebelumnya Rp 10 ribu perkubik.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banten

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved