Sabtu, 4 Oktober 2025

Sosok Dosen Inspiratif di Maluku Barat Daya, Sefanya Berkuda ke Kampus Karena BBM Langka

Sefanya, dosen yang rela naik kuda sejauh 12 KM ke kampus gegara bahan bakar minyak (BBM) langka di daerahnya kini jadi terkenal.

KOMPAS.com/Priska Birahy
Kolase foto Sefanya, dosen yang rela naik kuda ke kampus gegara BBM langka di daerahnya. Tak tanggung-tanggung, Sefanya Sairiltiata berkuda dengan jarak 12 KM antara rumahnya dengan kampus tempat mengajar. Diketahui bahwa Sefanya berasal dari Desa Werwaru, Kecamatan Moa Lakur. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sefanya, dosen di Maluku Barat Daya jadi perbincangan karena rela naik kuda ke kampus gegara bahan bakar minyak (BBM) langka di daerahnya.

Jarak antara rumahnya dengan kampus tempat mengajar12 KM, selama menempuh perjalanan itu, Sefanya berkuda. 

Diketahui bahwa Sefanya berasal dari Desa Werwaru, Kecamatan Moa Lakur.

Pria bernama lengkap Sefanya Sairiltiata SPd MSi itu adalah dosen Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Pattimura Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD)

Bapak dua anak ini mengaku dirinya tak punya pilihan.

Sejak sepekan BBM langka di MBD, aktivitas masyarakat terganggu.

Termasuk dirinya yang tinggal jauh dari lokasi tempat mengajar.

“Kebetulan hanya beta dosen yang tinggal jauh. Dosen lain semua tinggal di dalam kota. Jadi kemarin dan hari ini beta ke kampus dengan kuda,” kata dosen Ilmu Sosial Budaya (ISBD) dan Pendidikan Kepulauan itu kepada wartawan saat ditemui di ruang dosen PSDKU Universitas Pattimura Kabupaten MBD, Rabu (28/2/2024), dikutip dari Kompas.com.

Pada hari sebelumnya, pria 34 tahun itu membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih untuk tiba di kampus.

Pasalnya dia menggunakan kuda betina yang baru berusia 2 tahun dan belum pernah ditunggangi untuk perjalanan jauh.

Baca juga: Bocah SD Dihukum Makan Kuaci Sekaligus Kulitnya Sambil Jongkok, 2 Oknum Guru Dilaporkan ke DP3AKB

Kuda itu dipelihara oleh keluarga Sefa dan diperbantukan mengangkut hasil kebun dalam jarak dekat.

Untuk itu pada hari kedua, Sefa mengganti tunggangannya dengan kuda jantan berusia 5 tahun.

Kuda ini, kata Sefa, sudah terlatih berjalan jauh dengan muatan beban.

Perjalanannya ke kampus pun lebih singkat, hanya 1 jam 10 menit.

Kehadiran Sefa dengan kudanya di kampus pun mencuri banyak perhatian.

Seperti ada sejumlah pengendara motor, pejalan kaki yang takjub sekaligus heran melihat orang berkuda di jalan kota.

Awalnya dia merasa bangga dan senang, meski bensin tak ada, tekadnya untuk mengajar begitu bulat dan kokoh.

Dia pun bangga dengan kuda peliharaan keluarganya yang dijaga dengan baik dan kini membantu aktivitasnya.

“Tapi sampai di dalam kota dekat Kampung Babar sini beta ada rasa malu. Ada lima motor nonton beta dan dong (mereka) tanya kenapa harus gunakan kuda. Ya, mau bagaimana, bensin seng (tidak) ada. Ini solusi terakhir,” ucapnya dikutip dari pemberitaan TribunJatim.com.

Banyak warga yang berpapasan di jalan memandang Sefa dengan heran lantaran hampir tak ada lagi warga Kota Tiakur yang menunggangi kuda.

Kalaupun ada, itu hanya dijadikan alat angkut hasil kebun.

Padahal dulu, kata Sefa, warga MBD khususnya di Pulau Moa menggunakan kuda sebagai moda transportasi.

Keluarganya sendiri memiliki lima ekor kuda.

Kuda-kuda itu dibiarkan bebas di alam.

Oleh ayahnya, mereka dijadikan alat angkut jagung atau hasil kebun lain pengganti motor.

Namun setelah tiba di kampus ada rasa lega yang dirasa Sefa.

Kelangkaan bensin di kotanya malah membuat Sefa makin dikenal dan jadi dosen inspiratif.

“Beta sampai di kampus itu ada rasa senang juga. Beta bilang buat mahasiswa seng (tidak) ada alasan buat bolos. Jangan jadikan kelangkaan ini alasan buat seng kuliah. Beta yang jauh saja berjuang datang, semua buat masa depan mahasiswa dan kampus,” jelasnya bangga.

Baca juga: Harga BBM Pertamina di Pulau Jawa Hari Ini, 28 Februari 2024: Pertamax Cs Tak Alami Perubahan

Jika kondisi kelangkaan masih berlanjut, Sefa mengaku akan tetap menggunakan kuda ke kampus.

Namun dia bakal meminta izin untuk rehat lantaran kelelahan.

Kuda-kuda yang dia tunggangi harus diberi jeda istirahat yang cukup. Begitupun dengannya.

Apalagi kebanyakan kudanya hidup liar.

Untuk menggunakan kuda betani pada hari Selasa lalu, Sefa melatihnya selama tiga hari.

“Beta tangkap kuda dulu lalu latih dia. Cuma karena badannya kecil makanya capek di hari pertama,” tuturnya.

Saat ini kuda miliknya sedang diistirahatkan di bagian belakang gedung kampus yang rindang.

Di situ ada banyak rumput hijau dan air untuk pelepas dahaga.

Beberapa dosen juga ada yang berswafoto dengan kuda miliknya yang jadi pusat perhatian itu.

Selepas mengajar, Sefa dan rekan dosen lain berencana mengantre bensin di salah satu SPBU di Kota Tiakur.

(TribunJatim.com/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Sosok Sefanya, Dosen Naik Kuda ke Kampus Gegara BBM Langka di Daerahnya, Jadi Solusi Terakhir

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved