Bentara Budaya Yogyakarta Gelar Pameran Bertajuk 'Ratu Adil, 25 Januari-4 Februari 2024
Bentara Budaya Yogyakarta menggelar pameran seni rupa dan ilustrasi buku bertajuk 'Ratu Adil', 25 Januari-4 Februari 2024.
Setelah 32 tahun, disertasi tersebut diterjemahkan dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dengan judul “Ratu Adil: Ramalan Jayabaya dan Sejarah Perlawanan Wong Cilik”.
Dalam buku ini Romo Sindhu menjabarkan konsep Ratu Adil yang dilacak dari perjalanan panjang perlawanan di Nusantara.
Inilah tradisi mesianisme Jawa yang lahir dari sejarah perlawanan rakyat terhadap penindasan kolonialisme dan imperialisme penjajah.
Menurut Romo Sindhu, perlawanan dan pemberontakan rakyat sering berakhir dengan kegagalan.
Namun, setiap krisis inilah yang diyakini sebagai “kesempatan sekaligus peringatan”.
“Ratu Adil atau biasa disebut Satrio Piningit, adalah tokoh mitologi Jawa yang dipercaya akan membawa keadilan dan kesejahteraan."
Maka tak heran jika hal ini sering dihubungkan dengan ramalan atau keyakinan bahwa tokoh ini akan membawa masyarakat ke dalam zaman keemasan dan mengakhiri ketidakadilan,” ujar Sindhunata.
Buku Ratu Adil ini tak hanya berisi teks, melainkan dilengkapi dengan lukisan, drawing, dan ilustrasi oleh Budi Ubrux.
Ubrux adalah seorang pelukis lulusan Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) dan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang populer dengan lukisan realis berupa figur-figur manusia terbungkus kertas koran.
Budi Ubrux merintis karir sebagai seniman dengan bekerja di Sanggar Seniman Merdeka. Sekitar tahun 1998 ia merintis lukisan koran.

Pada tahun 2000, gaya lukisan korannya diikutkan pada kompetisi seni lukis Philip Morris Art Award dan berhasil menjadi penghargaan.
Semenjak itu Ubrux mulai dikenal sebagai pelukis koran, yang hingga kini telah mengikuti berbagai perhelatan besar di Asia, Eropa, dan Australia.
Kurator pameran ini, Agus Noor, menegaskan bahwa yang menarik dari karya-karya Ubrux kali ini adalah bagaimana imaji jago kerap muncul dalam lukisan. “Ini seperti cara Ubrux untuk kembali ke akar. Imaji jago juga sebagai simbolisasi Ratu Adil, terasa kuat dan menggugah.”
General Manager Bentara Budaya dan Communication Management Kompas Gramedia, Ilham Khoiri menambahkan bahwa kehadiran buku dan pameran ini amat relevan dengan situasi kebangsaan kita hari ini.
Di tengah segala problematik, asa dari wong cilik senantiasa menyala dan menjadi penyemangat dalam merawat kehidupan itu. “Apa yang membuat Indonesia mampu bertahan sejauh ini? Tidak lain harapan, imajinasi, dan mimpi.”
Sumber: TribunSolo.com
Pelaku Usaha Nasional Didorong Tak Hanya Perluas Akses Pasar Tapi Harus Bisa Genjot Nilai Ekspor |
![]() |
---|
Gelar Pameran di Tengah Kota, Anjasmara Berharap Semakin Banyak Penghobi Tanaman Hias Indonesia |
![]() |
---|
Hadir di Pameran Foto Timnas Indonesia, Sumardji Kenang Saat Dirinya Kena Tinju di Kamboja |
![]() |
---|
Ragam Foto dan Artikel Timnas Indonesia Karya Jurnalis Dipamerkan di Mal Sarinah |
![]() |
---|
Pameran ILF dan IGT Expo 2025 Digelar, Hadirkan Inovasi Kulit dan Alas Kaki Kelas Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.