Kisah Maimuna Trauma Usai Jadi Korban Peredaran Uang Palsu di Pasar Jaddih Bangkalan, Mbah Ti Pasrah
Kepala Pasar Jaddih, Iwan Paku Alam mengungkapkan, keresahan atas peredaran uang palsu dilaporkan para pedagang pasar dalam seminggu terakhir
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN – Dalam sepekan terakhir, keresahan menyelimuti wajah-wajah masyarakat pengunjung dan pedagang pasar polowijo Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan atas peredaran uang palsu.
Beberapa pedagang kecil menjadi korban transaksi uang palsu mulai pecahan Rp 100 ribu,Rp 50 ribu, bahkan Rp 10 ribu.
Guratan halus keriput di wajah dan kedua telapak tangan Mbok Ti seolah mempertegas, tenaganya sudah tidak mampu mengangkat buah-buahan dalam keranjang-keranjang berukuran besar.
Penjual buah salak dan rambutan itu dibantu seorang perempuan untuk mengemasi barang dagangannya.
Terungkap, Mbok Ti menjadi korban pertama atas peredaran uang palsu pecahan Rp 50 ribu di Pasar Jaddih Madura.
Baca juga: Gunakan Uang Palsu untuk Membeli Minuman Keras, 2 Warga di Pangandaran Diamankan Polisi
Namun ia tampak kesulitan untuk sekedar mengingat kapan peristiwa yang menimpanya terjadi.
Mbok Ti tertunduk lesu.
Ia hanya duduk sambil mengiris bawang milik penjual gado-gado di belakang lapaknya.
“Olle semingguen jiyah ngara, e sebbit’ (sekitar semingguan mungkin, uang palsu disobek),” ungkap Mbok Ti dalam Bahasa Madura.
Keresahan dan perasaan trauma juga tergambar wajah Maimuna (55), penjual rujak, gado-gado, dan soto.

Ibu dengan empat orang anak itu tampak berhati-hati ketika menerima uang dari pembelian beberapa lontong.
“Kemarin ada perempuan membeli dua bungkus rujak, nilai belanja total Rp 12 ribu.
Dia membayar dengan uang Rp 50 ribu dan Rp 2.000. Jadi saya memberi kembalian Rp 40 ribu,” ungkap Ibu Muna.
Ibu Muna mengaku baru tersadar bahwa uang yang diterimanya adalah palsu setelah ia hendak membelanjakan bahan baku untuk kebutuhan berjualan.
Ia kemudian mengeluarkan tiga lembar uang pecahan Rp 50 ribu dari dalam buntelan plastik bening.
Baca juga: 6 Pria Asal Bandung Diduga Edarkan Uang Palsu di Pangandaran, Sejumlah Pemilik Warung Dirugikan
Tiga lembar uang palsu itu disebut Muna masing-masing diterima oleh penjual bumbu dan penjual kelapa di dalam pasar.
Sementara satu lembar uang palsu lainnya adalah miliknya yang ia terima dari seorang pembeli perempuan.
“(Perempuan) orangnya pendek, berkulit hitam, dan matanya sipit,” pungkas Ibu Muna memaparkan ciri pengedar uang palsu.
Selain Mbok Ti dan Ibu Muna, seorang pedagang di pasar itu juga menunjukkan selembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu.
Beberapa lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu juga ditunjukkan bahkan hingga disobek oleh petugas toko.
Kepala Pasar Jaddih, Iwan Paku Alam mengungkapkan, keresahan atas peredaran uang palsu dilaporkan para pedagang pasar dalam seminggu terakhir.
Jumlah korban peredaran uang palsu sebanyak 10 pedagang.
“Para pedagang bisa berhati-hati saat melakukan transaksi.
Dalam minggu ini laporan dari pedagang uang palsu beredar mulai dari pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, bahkan Rp 10 ribu,” singkat Iwan. (edo/ahmad faisol)
Artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Nestapa Mbok Ti, Nenek Penjual Salak di Bangkalan Tertunduk Lesu Tertipu Uang Rp 50 Ribu Palsu
Sumber: TribunMadura.com
Edarkan Uang Palsu yang Bisa Lolos Detektor UV, Komplotan Asal Sleman Ngaku Belajar dari YouTube |
![]() |
---|
5 Populer Regional: Siswi SD Tewas saat Jalan Sehat - Fakta Oknum Polisi Lecehkan Kurir Wanita |
![]() |
---|
Ikuti Jalan Sehat, Siswi SD di Bangkalan Tewas Tertimpa Pohon, Dinkes: Panitia Tak Ajukan Ambulans |
![]() |
---|
Ucapan Yasinta Sebelum Tewas Tertimpa Dahan di Bangkalan: 'Ini Jalan Santai Terakhir Saya' |
![]() |
---|
Sosok AKP Purn Sugito Ngangun, Eks Wakapolsek Lindungi Aset Bos Sindikat Uang Palsu UIN Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.