Perbaiki Ekosistem Laut, Pertamina EP Rehabilitasi Terumbu Karang di Sorong
Program rehabilitasi terumbu karang telah dilakukan sejak 2021 di Pulau Misol, sementara untuk Pulau Soop sendiri dilakukan sejak 2022.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, SORONG -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Pertamina EP Papua Field (PEP Papua) telah melakukan rehabilitasi terumbu karang sebagai upaya untuk memperbaiki ekosistem laut di Pulau Soop dan Misol, Sorong, Papua.
Manager Field PEP Papua, Muslim Nugraha menyatakan program rehabilitasi terumbu karang ini telah dilakukan sejak 2021 di Pulau Misol, sementara untuk Pulau Soop sendiri dilakukan sejak 2022.
"Total area Rehabilitasi Terumbu Karang baik di Pulau Misol maupun di pulau Soop adalah 1.000 meter persegi, dengan jumlah fragmen terumbu karang sebesar 9902 di pulau Misol dan 1248 fragment di pulau Soop," ujarnya saat Kunjungan Lapangan Indonesia Timur, Rabu (20/12/2023) di Sorong, Papua.
Baca juga: PIS Dukung Transplantasi Terumbu Karang di Perairan Fuel Terminal Baubal
Muslim berharap, dengan rehabilitasi terumbu karang ini, ekosistem terumbu karang yang sempat hancur karena pemakaian bom ikan oleh nelayan setempat bisa kembali normal. Dengan begitu, ekosistem bawah laut di Pulau Soop dan Misol dapat kembali hidup.
“Awalnya karena terumbu karang yang rusak, ikan-ikan menjauh sehingga hampir tidak ada ekosistem bawah laut di wilayah ini, tetapi sejak dilakukan transplantasi terumbu karang, ikan-ikan mulai kembali dan ekosistem terumbu karang di perairan ini mulai tumbuh,” kata Muslim.
Muslim berharap, dengan rehabilitasi terumbu karang ini, pulau Soop dan Pulau Misol dapat menjadi alternatif wisata bahari selain Raja Ampat. Apalagi, jarak dari kota Sorong ke kedua pulau tersebut relatif dekat dan jarang terkendala cuaca.
"Raja Ampat memang sudah menjadi destinasi wisata sejak dulu, harapannya, Pulau Misol dan Pulau Soop bisa menjadi alternatif bagi para wisatawan untuk menikmati dunia bawah laut di Papua Barat Daya," ujar Muslim.
Menurutnya, dengan mengembangkan pulau Soop dan Pulau Misol sebagai destinasi wisata baru, diharapkan ekonomi masyarakat sekitar menjadi terbangun.
"Jadi kita tidak hanya memperbaiki ekosistemnya tetapi juga membangun ekonomi sekitarnya,” terang Muslim.
Muslim menyebutkan pihaknya menggandeng lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah setempat dalam menjalankan program ini.
Bahkan untuk memastikan keberlanjutan program ini, dibentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmawas) Terumbu Karang Lestari yang bertugas menjaga kelestraian terumbu karang.
"Terumbu karang menjadi spesies penting yang memberikan perlindungan pantai bagi masyarakat, habitat ikan, dan potensi pariwisata, sehingga menjadi penting untuk merestorasi kembali terumbuh karang itu," katanya.
Dia mengakui bahwa konservasi turut berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon, di samping aktivitas penanaman pohon, sehingga terumbu karang perlu dilestarikan.
Sementara itu, Galih W. Agusetiawan, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi Perwakilan SKK MIGAS Wilayah Papua dan Maluku (Pamalu) mengatakan, program rehabilitasi terumbu karang ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain yang mengalami kondisi serupa agar dapat mengembalikan habitat bawah laut yang rusak menjadi lebih baik.
Patut Dicontoh, Warga Dumai Buat Sabun dari Rumput Teki untuk Usaha Green Laundry |
![]() |
---|
Pertamina NRE Dukung Ketahanan Energi dengan EBT dan Pengelolaan Transisi Energi yang Efisien |
![]() |
---|
Pertamina Patra Niaga Jamin Distribusi Energi Hingga Pelosok Nusantara |
![]() |
---|
Riva Siahaan Cs, Tersangka Korupsi Minyak Mentah Segera Jalani Sidang |
![]() |
---|
Enduro Entrepreneurship Program Bangun Kompetensi 80 Ribu Peserta dan 165 Bengkel Roda Dua |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.