Fakta Viral Teh Manis Rp45 Ribu di Puncak Bogor: Dalih Warung Getok Pelanggan, Terungkap Harga Asli
Berikut fakta-fakta viral warung getok harga ke pelanggan di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat. Beli teh manis bayar Rp45 ribu.
TRIBUNNEWS.COM - Kabar warung di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat, getok harga kepada pengunjung viral di media sosial.
Warung tersebut dianggap mematok harga terlalu tinggi dari biasanya.
Sebut saja seperti 3 gelas teh manis dibanderol dengan harga Rp45.0000.
Sementara makanan ringan kacang merek Sukro dipatok Rp30.000.
Viralnya warung Puncak Bogor getok harga tak wajar ke pelanggan berbuntut panjang.
Kini warung tersebut ditutup sementara selama satu bulan.
Berikut fakta-faktanya dirangkum dari TribunnewsBogor, Jumat (17/11/2023):
Baca juga: Populer Regional: Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan - Fakta Viral Menu Cegah Stunting di Depok
1. Berawal dari TikTok
Cerita di atas pertama kali diunggah oleh warganet bernama Sera Fitriyana Furqon di akun TikTok pribadinya.
"KAPOK KE PUNCAK MAMPIR KE SINI LAGI," tulis Sera di awal postingannya.
Belakangan diketahui, alasan Sera tak lagi berkunjung ke salah satu warung di Puncak Bogor karena mematok harga tidak wajar.
Sera membagikan nota pembelian minuman dan makanan dengan total harga Rp311.000.
Terlihat tiga teh manis dihargai Rp45.000 sedangkan Kopi Good Day dipatok Rp60.000 untuk empat cangkir.
Sera mengaku kaget saat membayar tagihan warung tersebut.
"Pas lihat bill-nya pada bengong. Lebih mahal ngopi sachetan daripada makan sate maranggi+nasi+ketan di sari asih 10 orang," tulisnya.
"Harganya diluar nurul, kita juga sering di Puncak, tapi gak segila ini (harganya)," tambah Sera.
2. Dalih getok harga
Penjaga warung Puncak Bogor, H (49) yang melayani Sera membenarkan telah menaikkan harga dari normalnya.
Sedangkan alasannya, menurut H karena rombongan Sera yang terdiri dari lebih 10 orang itu terlalu lama berada di warung.
Sehingga membuat pengunjung lain tidak jadi mampir ke warung karena kehabisan tempat duduk.
"Mereka gak mikir gitu yah, datang lama banget, jadinya pelanggan lain yang mau datang jadi gak jadi," katanya.
Berdasarkan kesaksian H, rombongan Sera datang ke warung sekira pukul 21.00 WIB dan baru beranjak pulang 03.00 WIB.
H dalam kesempatannya juga menyebut, harga sudah dikoordinasikan dengan pihak berwenang.
Baca juga: Viral Seorang Dokter Hilang saat Hamil 6 Bulan, Disebut Cekcok dengan Suami hingga Jadi Korban KDRT
"(Harga) Itu mah sudah sama polisi dan Satpol PP," katanya.
Pernyataan H dibantah oleh Sera, ia menegaskan rombongannya berada di warung hanya kurang lebih 1 jam.
"Karena untuk durasi saya hanya 1 jam, tidak berjam-jam. Itu penjaga berbohong," tegasnya.
Sera mengatakan, tidak mungkin dirinya berlama-lama terlebih membawa anak kecil.
"Dalam waktu segitu aja bayi kedinginan, apalagi saya berjam-jam," tambah dia.
3. Kata Paguyuban Pedagang

Ketua Paguyuban Pedagang Puncak, Mumuh, turut memberikan komentar terkait viralnya warung di Puncak Bogor.
Ia mengamini praktik getok harga di atas normal merupakan hal wajar.
Menurutnya, pedagang melakukan hal tersebut karena pengunjung terlalu lama duduk di warung.
"Udah biasa. Jajan kopi cuma 2 ya wajar saya masukin harga Rp100 ribu, karena itu jadi kena cas," jelas Mumuh.
Adapun harga makanan dan minuman telah diatur dalam Perhimpunan Para Pedagang Puncak per Juni 2021 lalu.
Dalam aturan tersebut, diketahui teh manis seharunya dipatok dengan harga Rp6.000-Rp8.000.
Namun dalam kasus Sera, pedagang mematoknya Rp15.000 per gelas.
Berikut adalah daftar harga yang ditentukan dalam kesepakatan pedagang Puncak :
Kopi Hitam: Rp5.000 - Rp8.000
Bandrek: Rp5.000 - Rp8.000
Teh Manis: Rp6.000 - Rp8.000
Indomie telur: Rp13.000 - Rp15.000
Jagung bakar: tidak tertera
Sekoteng: Rp12.000 - Rp15.000
Sukro: tidak tertera
Aqua: tidak tertera
Baca juga: Sederet Fakta Viral Menu Cegah Stunting di Depok: Anggaran Capai Rp4,9 M hingga Penjelasan Dinkes
4. Cari komisi
Penjaga warung lainnya menyebut, warung yang viral dijaga oleh dua orang dengan sistem shift siang dan malam.
Menurutnya, penjaga malam memang sengaja mematok harga tinggi karena ingin komisi.
Terdapat perbedaan pengupahan oleh pemilik warung, shift siang digaji sedangkan malam harus mengandalkan komisi.
"Harga mah nggak segini, kan kalau malam mah karyawannya ngarah (ngarep) komisi. Kalau saya kan gajiannya perbulan."
"Kaya kopi disitukan Rp30.000 aslinya mah cuman Rp7.000 masuk warungnya mah segitu, ya itu karena karyawannya aja," urai dia.
Kabar terbarunya, penjaga warung yang getok harga sudah tidak bekerja.
Ia keluar setelah Sera membagikan ceritanya ke media sosial.
"Sekarang mah karyawannya udah nggak ada, udah keluar," tandasnya.
5. Bisa ditutup sementara

Kasi Trantib Kecamatan Cisarua, Komarudin mengungkap, aksi getok harga ternyata bukan pertama kali terjadi.
Oleh karenanya dirinya meminta pemilik warung untuk menuliskan harga menu secara jelas hingga mudah dilihat para pengunjung.
Penjaga warung juga diminta agar berkomunikasi dengan baik terutama memberitahu perihal masalah harga.
"Sehingga dibuatkanlah daftar menu yang terkait dengan harga makanan yang dijual, daftar menu itu dibuat oleh perhimpunan pedagang dan muspika (musyawarah pimpinan kecamatan) hanya mengetahui saja," turut Komarudin.
Komarudin melanjutkan, warung harus menaati aturan soal harga.
Jika dilanggar, bisa saja warung kena sanksi dari paguyuban.
"Kalau ada yang melanggar, warungnya akan ditutup dulu selama satu bulan," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunnewsBogor.com/Sanjaya Ardhi/khairunnisa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.