Dunia Pendidikan Heboh Ada Tarikan Sumbangan Rp 1,6 Juta ke Siswa SMP di Ponorogo untuk Beli Mobil
Heboh tarik sumbangan ke siswa Rp 1,6 Juta untuk beli mobil operasiobal, Kepsek, Komite SMPN 1 Ponorogo, wali murid hingga Dinas Pendidikan bersuara.
Dia berharap kebijakan tersebut ditinjau ulang. Karena saat kesepakatan, ratusan wali murid memang diundang. Namun menurutnya tidak membuat kesepakatan dari nol.
“Jadi disana sudah ditawarkan 3 pilihan. Hanya pada beda tahun Inova. Kesepakatan itu harus dipikir ulang khususnya mobil,” terangnya.
Kepala SMPN 1 Ponorogo, Imam Mujahid mengatakan bahwa sudah sesuai prosedur.
Dimana penarikan sumbangan dengan membeli berbagai barang itu merupakan program komite.
“Program komite, mitra dari sekolah. Jadi sekolah manut komite, dari sekolah mendata apa yang perlu dibeli , komite yang memutuskan, komite yang memberi kebijakan bersama wali murid,” pungkasnya.
Penjelasan dan Pembelaan Kepsek SMPN 1 Ponorogo Ihwal Penarikan Sumbangan untuk Beli Mobil
Tanggapan Kepala Sekolah SMPN 1 Ponorogo yang viral terkait penarikan sumbangan dengan tarif ratusan juta.
Salah satu poin dari sumbangan dari SMPN 1 Ponorogo itu untuk membeli mobil baru Toyota Innova.
Sedangkan dua poin lain adalah membeli 34 unit komputer baru dan membeli alat musik. Jumlah yang harus dibayar untuk membeli 3 point itu ratusan juta dan ditanggung oleh 288 siswa kelas VII SMPN 1 Ponorogo.
Tribunjatim.com mencoba melakukan konfirmasi dengan pihak sekolah. Di tempat parkir SMPN 1 Ponorogo sebenarnya sudah ada 2 mobil, pertama merupakan mobil Mitsubishi Maven yang akan diremajakan. Lalu kedua mobil Isuzu Elf Long,
Kepala SMPN 1 Ponorogo, Imam Mujahid tidak membantah terkait sumbangan.
Dia beralasan sudah melalui komite dan yang memutuskan adalah komite bersama wali murid.
“Memang ada yang mobil lama (Mitsubishi Maven). Cuma sering mogok berulang kali. Pas di Sarangan itu mogok berulang kali. Makanya membeli mobil baru,” ujarnya, Jumat (29/9/2023).
Dia menjelaskan bahwa telah melalui panjang dan melalui pertimbangan yang banyak.
Pun dia bertameng telah mendatangkan APH (Aparat Penegak Hukum) saat musyawarah dengan orang tua wali murid:
“Beliau-beliau (APH) memberi sambutan karena sukarela jadi sukarelawan, tidak mematok, tapi kalau ada yang miskin, minta keringanan, ada yang bebas,” kata Imam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.