Senin, 29 September 2025

Permintaan Terakhir Driver Taksi Online yang Dibunuh di Semarang: Minta Potong Kuku, Facial Wajah

Permintaan terakhir Fauzy, driver taksi online yang dibunuh di Semarang, minta kuku dipotong hingga facial wajah.

Editor: Nuryanti
TRIBUNJATENG.COM/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS/IWAN ARIFIANTO
(Kiri) Tersangka kasus pembunuhan sopir taksi online Semarang, Baghastian Wahyu Kisara (27) saat menjelaskan motif pembunuhan yang dia lakukan terhadap driver taksi online di Kantor Polrestabes Semarang, Selasa (25/7/2023). (Kanan) Ketua RW 1, Dwiyono tunjukan lokasi korban diturunkan dari mobil Kijang Innova di jalan Mugas Dalam Rt 4 Rw 1 Kelurahan Mugassari Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang, Senin (24/7/2023). - Berikut permintaan terakhir driver taksi online yang dibunuh di Semarang. 

TRIBUNNEWS.COM - Fauzy Aribammar (27), seorang driver taksi online di Semarang, Jawa Tengah, menjadi korban pembunuhan.

Ia ditemukan tewas tergeletak di Jalan Mugas Dalam Raya, Mugassari, Semarang Selatan, Senin (24/7/2023).

Diketahui, pelaku pembunuhan yakni Baghastian Wahyu Kisara (27), warga Kabupaten Karanganyar.

Adapun motif pembunuhan yakni pelaku ingin merampas mobil korban karena himpitan ekonomi.

Sebelum tewas dibunuh, Fauzy sempat meminta sesuatu yang oleh pihak keluarga dinilai tak biasa.

Di antaranya, pelaku meminta beras putih, memotong kuku hingga facial wajah.

Baca juga: Himpitan Ekonomi jadi Motif Pembunuhan Driver Taksi Online, Korban Bekerja Malam karena Istri Hamil

Permintaan terakhir Fauzy itu diungkap mertuanya, Lusi Sulistiowati (47), dilansir TribunJateng.com.

"Iya, menurut kami tiga permintaan itu janggal, korban meminta beras putih kepada saya."

"Terus kepada anak saya (istri korban) meminta wajahnya di-facial dan kukunya dipotong, alasannya supaya bersih," kata Lusi.

Menurut Lusi, sebelumnya, korban tak pernah meminta hal tersebut.

Soal beras, kata Lusi, menantunya itu tak pernah meminta beras kepadanya sejak menikah dua tahun lalu.

Sebelum menikah, korban dan istrinya sudah lama menjalin asmara.

"Kalau pacaran dengan anak saya sudah lama, sejak kuliah di Udinus Semarang," terangnya.

Di mata Lusi, korban sudah dianggap seperti anak kandungnya sendiri.

Pasalnya, sejak kuliah, korban selalu menceritakan keluh kesahnya kepada Lusi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan