Selasa, 7 Oktober 2025

Mutilasi di Sleman

Keluarga RTA Korban Mutilasi di Sleman Buka Suara: Sebut Pelaku Bukan Manusia, Minta Dihukum Mati

Pihak keluarga RTA (20) buka suara terkait aksi pembunuhan dan mutilasi yang menimpa RTA. Keluarga sebut pelaku bukanlah manusia.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kolase Tribunnews.com: KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA dan KOMPAS.com/HERU DAHNUR
(Kiri) Dua pelaku mutilasi di Sleman saat diamankan dan (Kanan) Abdullah (62), ayah RTA, di kediamannya di Pangkalbalam, Pangkalpinang, Bangka BelitungDua pelaku mutilasi di Sleman saat diamankan dan (Kanan) Abdullah (62), ayah RTA, di kediamannya di Pangkalbalam, Pangkalpinang, Bangka Belitung. 

Ketua TPU Kelurahan Ampui, Zulkifli membenarkan keluarga korban sudah memesan liang lahat untuk RTA.

Korban rencananya akan dikebumikan di dekat kuburan sang nenek.

"Iya jadi minta dekat dengan lokasi neneknya, kalau posisinya itu ada di tengah samping sedikit.

Jadi pas dilihat lokasinya memang masih ada tanah kosong, jadi insya Allah tentunya bisa di lokasi itu," ungkapnya.

Pihak keluarga hingga kini belum menerima kepastian terkait pemulang jenazah RTA.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrimum) Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi menjelaskan, jenazah RTA belum bisa dipulangkan ke keluarganya.

Polisi masih menunggu selesainya proses tes DNA di RS Bhayangkara.

"Untuk informasi penyerahan jenazah akan dikerjakan setelah ada hasil dari tes DNA," katanya, dikutip dari TribunJogja.com.

Kronologi tewasnya RTA

Endriadi menyebut, kronologi tewanya korban bermula dari mengenal satu sama lain.

"Dari pendalaman terhadap para pelaku, terdapat fakta-fakta antara korban dengan terduga pelaku dua orang ini saling kenal," katanya, dikutip dari Kanal YouTube Polda D.I. Yogyakarta, Rabu (19/7/2023).

Endriadi lebih jauh menjelaskan hubungan korban dengan kedua pelaku.

Diketahui, pertemuan ketiganya mulanya dari media sosial.

Baca juga: Kronologis Mutilasi di Sleman: Pelaku Diundang dari Jakarta Kemudian Lakukan Kekerasan Berlebihan

Kemudian korban dan dua pelaku tergabung dalam sebuah group Facebook.

Berawal dari media sosial, ketiganya lalu memutuskan untuk bertemu.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved