Senin, 29 September 2025

Ibu di Malang Ditemukan Gantung Diri dan Anak Bersimbah Darah, Diduga Depresi soal Utang

Ibu di Malang berinisial M (33) ditemukan tewas gantung diri bersama anaknya, AP (3), Jumat pagi. Anaknya ditemukan dalam kondisi bersimbah darah.

Editor: Daryono
Surya Malang/Purwanto
Petugas mengevakuasi jenazah M (33) usai olah tempat kejadian perkara (TKP) warga gantung diri dan bunuh anaknya di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (21/7/2023). M (33) membunuh anaknya AP (3) lalu mengakhiri hidup dengan gantung diri. M mengakhiri hidup diduga terlilit hutang. SURYA/PURWANTO 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu berinisial M (33) dan anaknya AP (3) ditemukan tewas di rumah kontrakannya di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Jumat (21/7/2023) pagi.

Dikutip dari Surya Malang, M ditemukan dalam keadaan gantung diri dengan adanya luka sayatan di pergelangan tangan kiri.

Sedangkan anaknya ditemukan dalam kondisi ada luka sayatan di pergelangan tangan kanan.

Ketua RT setempat, Ahmad Toyib Fadilah mengungkapkan penemuan jasad ibu dan anak ini diketahui dari adanya laporan warga.

Ahmad mengatakan warga curiga lantaran tidak ada ada aktivitas di dalam rumah korban.

Baca juga: Pengakuan Tersangka Pembunuhan Driver Taksi Online di Bandung, Beli Potas untuk Racuni Korban

Alhasil, warga pun melaporkannya ke Ahmad.

"Awalnya itu warga curiga kok rumahnya sepi. Kemudian diintip dari celah jendela memang tidak ada aktivitasi di dalam."

"Kemudian dicek pintunya terkunci dari dalam, kemudian warga memanggil saya sekitar pukul setengah 8 pagi," katanya.

Setelah itu, Ahmad mengatakan dirinya dan warga berinisiatif untuk mencongkel jendela rumah korban lantaran pintu terkunci dari dalam.

Selanjutnya, salah satu warga pun masuk dan berteriak serta menangis usai jasad AP yang berlumuran darah.

"(Warga bernama) Riko bilang melihat A sudah dalam keadaan tergeletak bersimbah darah, dia teriak," katanya.

Ahmad dan para warga pun langsung melapor ke pihak desa dan Polsek Karangploso.

Kemudian, tak berselang lama, aparat desa pun datang bersama polisi.

Hingga berita ini diturunkan, polisi belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab dan motif pasti korban tewas.

Diduga Depresi Utang, Ada Rentenir Datang Sebelum Korban Ditemukan Tewas

Ibu dan Anak Tewas di Malang 2
Petugas mengevakuasi jenazah AP (3) usai olah tempat kejadian perkara (TKP) warga gantung diri dan bunuh anaknya di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (21/7/2023). M (33) membunuh anaknya AP (3) lalu mengakhiri hidup dengan gantung diri. M mengakhiri hidup diduga terlilit hutang. SURYA/PURWANTO

Kendati demikian, Ahmad menduga penyebab M tewas adalah bunuh diri bersama anaknya.

Masih dikutip dari Surya Malang, dirinya menduga M mengakhiri hidupnya bersama AP lantaran depresi karena utang dan kerap ditagih rentenir.

Tak hanya itu, Ahmad juga menilai utang ke rentenir ini juga membuat hubungan M dengan suaminya menjadi renggang.

Dia mengungkapkan bahwa sekitar lebih dari seminggu, suami M tidak pulang ke rumah.

"Korban ini tinggalnya sehari-hari bertiga. Dia, suaminya, dan anaknya. Tapi sudah seminggu lebih suaminya pulang ke Probolinggo."

"Soal hutang itu memang sering ditagih. Saya tahu sendiri memang banyak rentenir sering datang. Bank titil itu mungkin. Jadi mungkin karena depresi atau bagaimana akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri,” katanya.

Bahkan, Ahmad menyebut bahwa sebelum M dan AP ditemukan tewas, ada orang dari salah satu koperasi simpan pinjam (KSP) Kota Batu datang ke rumah kontrakan korban.

Baca juga: Polisi Tangkap Pembunuh Gadis dalam Karung di Kediri, Pelaku Adalah Ayah Korban

Dia menambahkan, dalam kurun waktu 2-3 minggu terakhir, keluarga korban kerap didatangi rentenir untuk menagih hutang.

"Pokoknya mulai sering didatangi orang untuk nagih hutang itu sejak 2-3 minggu ini. Tadi pagipun sebelum kejadian ini terungkap juga ada yang datang sekitar 06.30 Wib pagi, ngakunya dari salah satu koperasi di Batu," cerita Ahmad.

Ahmad mengatakan bahwa rentenir tersebut sempat menjelaskan ke warga bahwa korban berhutang sebesar Rp 1,5 juta.

"Orangnya bilang korban ini hutang Rp 1,5 juta mengangsurnya Rp 180 ribu. Dari hutang Rp 1,5 juta dipotong administrasi dan lain-lain itu korban nerima bersih Rp 1,1 juta,” pungkasnya.

Kontak bantuan

Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak situs web Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Atau bisa juga menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email [email protected].

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Surya Malang/Dya Ayu)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan