Rabu, 1 Oktober 2025

Cabuli 12 Murid, Guru dan Kepala Sekolah di Wonogiri Dicopot

Selain sanksi kepada guru agama tersebut, kepala sekolah madrasah tersebut dicopot.

Editor: Erik S
Yonhap News
Ilustrasi pelecehan - Guru agama yang mencabuli murid di madrasah di Wonogiri Provinsi Jawa Tengah dinonaktifkan. 

TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI -  Guru agama yang mencabuli murid di madrasah di Wonogiri Provinsi Jawa Tengah dinonaktifkan.

Selain sanksi kepada guru agama tersebut, kepala sekolah madrasah tersebut dicopot.

Baca juga: Polisi Bakal Periksa AG soal Laporan Pencabulan yang Dilakukan Mario Dandy

Dikutip dari Tribun Solo, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri telah menerima kabar dugaan pencabulan yang terjadi di salah satu madrasah yang berada di Kecamatan Baturetno.

Kepala Kantor Kemenag Wonogiri, Anif Solikhin, mengatakan kabar itu diterimanya dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A).

Setelah mendapatkan kabar itu Kemenag kemudian berkoordinasi dengan Kasi Pendidikan Madrasah terkait hal tersebut.

Setelah ditelusuri hingga ke organisasi yang menaungi sekolah tersebut dan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Baturetno, diketahui kabar itu benar adanya.

"Saat itu (dugaan pencabulan) sudah dilaporkan kepada kades, camat dan dinas, juga ditindaklanjuti," jelasnya, kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Kronologi Kepsek dan Guru Agama di Wonogiri Diduga Cabuli 12 Murid, Dilakukan di Ruang Guru

Pihaknya kemudian berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Sudah ada tim yang terjun ke lapangan untuk bertemu dengan warga, kades hingga pimpinan organisasi yang menaungi sekolah tersebut di tingkat kecamatan.

Dia mengaku terkejut dengan adanya kabar tersebut.

Terlebih, pengawas juga tidak mendapatkan informasi tersebut.

"12 anak kan dugaannya, pasti waktunya tidak sebentar," ujarnya.

Menurutnya sekolah atau madrasah itu adalah sekolah yang dikelola masyarakat namun di bawah binaan Kemenag.

Dari sisi lembaga, Kemenag berkoordinasi dengan organisasi keagamaan yang menaungi.

"Kami koordinasi dengan lembaga agar pendidikan di madrasah itu tetap berjalan normal. Jangan sampai karena dugaan ini kegiatan belajar mengajarnya terganggu," imbuh dia.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved