Kelompok Bersenjata di Papua
Update Evakuasi Jenazah Pratu Miftahul Arifin di Nduga Papua: Terkendala Cuaca Buruk, Lokasi Curam
Berikut update evakuasi Pratu Miftahul Arifin yang gugur akibat baku tembak antara TNI dengan KKB.
Disinggung soal upaya penyelamatan terhadap Pilot Susi Air, Laksamana Yudo Margono mengatakan, pihaknya tetap melakukan pencarian.
"Dengan kondisi saat ini, apalagi untuk daerah tertentu, kami ubah menjadi operasi siaga tempur."
"Jadi operasi ini statusnya sudah ditingkatkan," tegas Yudo.
Baca juga: Pratu Arifin Gugur di Papua, Wapres Maruf Minta TNI-Polri Tak Gentar Hadapi KKB
Tak Ada Humanis untuk KKB
Di sisi lain, Panglima TNI mengatakan, pasukan TNI tak akan bersikap humanis dalam menghadapi KKB di Papua.
Ia menegaskan, operasi humanis di Papua bukan ditujukan untuk KKB, melainkan dalam membantu masyarakat.
"Operasi humanis itu bukan untuk KKB, tapi untuk semua masyarakat."
"Melihat KKB tadi kontak masa kita humanis, ya habis," ujar Yudo, Selasa.

Yudo menjelaskan, maksud dari bersikap humanis tersebut adalah jajaran TNI yang siap sedia untuk membantu aktivitas masyarakat.
"Humanis itu kalau ada masyarakat yang bersama kita menjaga daerahnya, melangsungkan kegiatan rumah tangga, menyekolahkan anak-anaknya, kita pandu dengan humanis."
"Tapi ketika kontak tembak harus timbul naluri tempur prajurit, harus muncul. Makanya harus siap tempur tadi," papar Yudo.
Baca juga: Cerita Pratu Miftahul Arifin yang Gugur Ditembak KKB, Rela Utang demi Bisa Jadi Prajurit TNI
Sebagai informasi, kontak tembak terjadi saat 36 prajurit TNI yang melaksanakan tugas di wilayah Mugi-mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, mencari keberadaan pilot Susi Air.
Sebelumnya, Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI), Letjen Bambang Ismawan, mengungkap jenazah Pratu Miftahul Arifin masih belum bisa dievakuasi.
Menurut Bambang, jenazah Pratu Miftahul Arifin belum bisa dievakuasi karena terkendala cuaca ekstrem.
"Sampai tadi siang belum bisa diambil karena memang pertama di sana cuacanya tidak menentu kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah abis itu tertutup kabut," kata Bambang saat ditemui di Kawasan Monas, Jakarta, Senin (17/4/2023).
Baca juga: Peneliti UGM: Motif Separatisme KKB Semakin Sporadis Sejak Pemerintah Gencar Membangun Papua
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.