Jumat, 3 Oktober 2025

Dukun Sadis di Banjarnegara

Pamit Kerja ke Jawa, Pasutri Asal Lampung Jadi Korban Mbah Slamet di Banjarnegara, Pergi sejak 2021

Pasutri asal Lampung pamit bekerja ke Jawa sejak 2021. Namun, ternyata mereka jadi korban pembunuhan Mbah Slamet, dukun pengganda uang.

TRIBUNBANYUMAS.COM/PERMATA PUTRA SEJATI
TH alias Mbah Slamet (45) pelaku pembunuhan sadis di Banjarnegara, Jawa Tengah, dengan berkedok sebagai dukun pengganda uang (kiri). Proses evakuasi jenazah korban Mbah Slamet (kanan). Pasutri asal Lampung pamit bekerja ke Jawa sejak 2021. Namun, ternyata mereka jadi korban pembunuhan Mbah Slamet. 

TRIBUNNEWS.COM - Pasangan suami istri (Pasutri) asal Lampung, Irsyad (44) dan Wahyu Tri Ningsih (41), tewas menjadi korban pembunuhan dukun pengganda Uang, TH alias Mbah Slamet (45), di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Kepada keluarganya, Irsyad dan Wahyu Tri pamit pergi bekerja ke Jawa sejak 2021.

Dua warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung ini mengaku bekerja mengajar membuat bordir dengan upah per jam.

"Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam," ungkap kakak perempuan Wahyu Tri, Helmi, saat ditemui di kediaman korban, Rabu (5/4/2023), dikutip dari TribunBandarLampung.com.

Diketahui, Irsyad dan Wahyu Tri memiliki usaha membuat tapis atau peci di rumahnya di Dusun Simbarejo, Desa Tanjung Rejo.

Usai Irsyad dan Wahyu Tri pamit kerja ke Jawa pada 2021, Helmi mengaku sejak itu ia tak berpamitan dengan adik-adiknya.

Baca juga: 4 dari 12 Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Berhasil Diidentifikasi, Ada Pasutri asal Lampung

Bukan hanya Helmi, anak-anak korban juga sudah putus komunikasi sejak kedua orang tuanya pergi.

“Untuk komunikasi ke saya juga enggak dan anaknya juga enggak,” ungkap Helmi.

Terkait berita kematian orang tuanya, anak Irsyad dan Wahyu Tri justru mengetahuinya dari kerabat di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baru setelah itu ia mencari berita soal Mbah Slamet di laman pencarian Google.

"Pas saya subuh buka berita di Google terkait kabar beritanya," ungkap anak Irsyad dan Wahyu Tri yang enggan disebut identitasnya, Rabu.

Untuk pemakaman keduanya, ayah Wahyu Tri, Ngalimun, berharap anak dan sang menantu dimakamkan di kampung halamannya.

Ngalimun mengatakan pihaknya saat ini masih menunggu kabar soal pemulangan jenazah Irsyad dan Wahyu Tri.

"Saya minta keduanya dimakamkan di sini (Desa Tanjung Rejo)," kata Ngalimun, Rabu.

Kondisi di rumah duka alm Irsyad dan Wahyu Tri di Dusun Simbaretno, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung pada Rabu (5/4/2023) malam. Irsyad dan Wahyu Tri adalah korban pembunuhan Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kondisi di rumah duka alm Irsyad dan Wahyu Tri di Dusun Simbaretno, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung pada Rabu (5/4/2023) malam. Irsyad dan Wahyu Tri adalah korban pembunuhan Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah. (Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Lebih lanjut, Ngalimun mengaku sangat terpukul mengetahui anak dan menantunya menjadi korban pembunuhan.

Pasalnya, selama ini Irsyad dan Wahyu Tri dikenal tidak pernah membuat masalah dengan keluarga ataupun tetangga.

Ia pun berharap pelaku pembunuhan anak dan menantunya dihukum maksimal.

"Bahkan anak saya pun dan suaminya tidak pernah membuat masalah apapun baik di keluarga maupun di lingkungan rumah,” ucapnya.

“Pelaku harus dihukum seberat-beratnya,” tandasnya.

Baca juga: Chat WA Terakhir Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang ke Anak, Takut Mati, Share Loc Rumah Pelaku

Mbah Slamet Tak Ingat Nama-nama Korbannya

Hingga saat ini, polisi telah menemukan 12 jenazah korban pembunuhan Mbah Slamet.

Ke-12 korban itu dikubur di sebuah lahan di dekat rumah Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Meski demikian, saat dibawa ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan ditunjukkan lubang-lubang tempat ia mengubur para korban, Mbah Slamet mengaku lupa nama-nama mereka.

"Ditanya lubang ini atas nama siapa, lupa," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, di TKP, Selasa (4/4/2023), dikutip dari TribunJateng.com.

Hal ini lantaran Mbah Slamet mengaku sudah beraksi menjadi dukun pengganda uang sejak 2020.

Meski demikian, pihak kepolisian masih mendalami pengakuan Mbah Slamet karena masih sering berubah-ubah.

Dihubungi terpisah, Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Sumy Hastry Purwanti, mengatakan berdasarkan hasil autopsi, sembilan dari 12 korban Mbah Slamet telah tewas sejak enam hingga 24 bulan lalu.

Saat ditemukan, 12 jenazah korban Mbah Slamet dalam keadaan pembusukan berlanjut.

"Kami perkirakan waktu kematian antara enam bulan sampai 24 bulan," ujar Sumy Hastry, Rabu (5/4/2023).

Terkait penyebab kematian para korban, Sumy Hastry memastikan mereka tewas karena lemas usai diracun.

Tetapi, Sumy Hastry masih belum bisa memastikan jenis racun apa yang dipakai oleh Mbah Slamet.

"Racunnya jenis apa nanti menunggu hasil laboratorium forensik," tandasnya.

Daerah Asal Para Korban

Dukun pengganda uang Banjarnegara Tohari alias Mbah Slamet, dihadirkan polisi di lokasi penemuan 12 mayat di kebun singkong milik orangtua Tohari di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).
Dukun pengganda uang Banjarnegara Tohari alias Mbah Slamet, dihadirkan polisi di lokasi penemuan 12 mayat di kebun singkong milik orangtua Tohari di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Banjarnegara, Selasa (4/4/2023). (TRIBUNBANYUMAS.COM/PERMATA PUTRA SEJATI)

Baca juga: Ada Tiga Korban Mbah Slamet Dipendam dalam Satu Lubang, Sepasang Kekasih Dikubur Bareng

Empat dari 12 korban pembunuhan Mbah Slamet telah berhasil diidentifikasi hingga Rabu (5/4/2023).

Mereka adalah pasutri asal Lampung, Irsyad dan Wahyu Tri; Paryanto (54), warga Sukabumi, Jawa Barat; dan Mulyadi, warga Palembang, Sumatra Selatan.

Masih dikutip dari TribunJateng.com, korban pembunuhan Mbah Slamet ternyata berasal dari berbagai daerah.

Paryanto yang merupakan warga Sukabumi, dikubur di liang nomor satu.

Lalu, seorang korban laki-laki asal Gunungkidul, DI Yogyakarta, dikubur di liang nomor dua.

Di liang nomor tiga, ada dua korban asal Tasikmalaya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Selanjutnya, ada dua korban laki-laki asal Jakarta yang dikubur di liang nomor empat.

Sementara, Mulyadi dan kekasihnya dikubur di liang nomor lima.

Kemudian, ada dua warga Yogyakarta di liang nomor enam.

Menurut Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, ada 10 jenazah yang dikubur di lima liang, sementara dua jenazah di liang berbeda.

"Tiap dua jenazah dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," ujarnya, Rabu.

Kasus pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet ini terungkap setelah anak Paryanto melaporkan ayahnya hilang.

Setelah dilakukan pencarian, jenazah Paryanto ditemukan pada Sabtu (1/4/2023) malam.

Mbah Slamet kemudian diamankan tim Sat Reskrim Polres Banjarnegara pada Minggu (2/4/2023).

Proses evakuasi 10 jasad korban pembunuhan yang dilakukan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4/2023). (Dok Polda Jawa Tengah)
Proses evakuasi 10 jasad korban pembunuhan yang dilakukan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4/2023). (Dok Polda Jawa Tengah) (Dok Polda Jawa Tengah)

Baca juga: Pasutri Asal Lampung Tertipu Mulut Manis Mbah Slamet, Anak Korban Ungkap Kejanggalan Ucapan Pelaku

Kemudian, pada Senin (3/4/2023), sembilan jenazah ditemukan.

Sementara, dua jenazah lainnya ditemukan pada Selasa (4/4/2023) sore.

Terkait korban yang belum diidentifikasi, Polda Jateng dan Polres Banjarnegara membuka posko pengaduan.

Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga, bisa melapor ke Polres Banjarnegara atau ke Polda Jateng.

Posko pengaduan masyarakat dibuka untuk menjaring data antemmortem bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga.

"Dirkrimum juga membuka posko, di Banjarnegara juga ada posko karena tim DVI di sana," pungkas Luthfi.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunLampung.com/Oky Indra Jaya, TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved