Jumat, 3 Oktober 2025

Dukun Sadis di Banjarnegara

Pamit Kerja ke Jawa, Pasutri Asal Lampung Jadi Korban Mbah Slamet di Banjarnegara, Pergi sejak 2021

Pasutri asal Lampung pamit bekerja ke Jawa sejak 2021. Namun, ternyata mereka jadi korban pembunuhan Mbah Slamet, dukun pengganda uang.

TRIBUNBANYUMAS.COM/PERMATA PUTRA SEJATI
TH alias Mbah Slamet (45) pelaku pembunuhan sadis di Banjarnegara, Jawa Tengah, dengan berkedok sebagai dukun pengganda uang (kiri). Proses evakuasi jenazah korban Mbah Slamet (kanan). Pasutri asal Lampung pamit bekerja ke Jawa sejak 2021. Namun, ternyata mereka jadi korban pembunuhan Mbah Slamet. 

Pasalnya, selama ini Irsyad dan Wahyu Tri dikenal tidak pernah membuat masalah dengan keluarga ataupun tetangga.

Ia pun berharap pelaku pembunuhan anak dan menantunya dihukum maksimal.

"Bahkan anak saya pun dan suaminya tidak pernah membuat masalah apapun baik di keluarga maupun di lingkungan rumah,” ucapnya.

“Pelaku harus dihukum seberat-beratnya,” tandasnya.

Baca juga: Chat WA Terakhir Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang ke Anak, Takut Mati, Share Loc Rumah Pelaku

Mbah Slamet Tak Ingat Nama-nama Korbannya

Hingga saat ini, polisi telah menemukan 12 jenazah korban pembunuhan Mbah Slamet.

Ke-12 korban itu dikubur di sebuah lahan di dekat rumah Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.

Meski demikian, saat dibawa ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan ditunjukkan lubang-lubang tempat ia mengubur para korban, Mbah Slamet mengaku lupa nama-nama mereka.

"Ditanya lubang ini atas nama siapa, lupa," kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, di TKP, Selasa (4/4/2023), dikutip dari TribunJateng.com.

Hal ini lantaran Mbah Slamet mengaku sudah beraksi menjadi dukun pengganda uang sejak 2020.

Meski demikian, pihak kepolisian masih mendalami pengakuan Mbah Slamet karena masih sering berubah-ubah.

Dihubungi terpisah, Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Sumy Hastry Purwanti, mengatakan berdasarkan hasil autopsi, sembilan dari 12 korban Mbah Slamet telah tewas sejak enam hingga 24 bulan lalu.

Saat ditemukan, 12 jenazah korban Mbah Slamet dalam keadaan pembusukan berlanjut.

"Kami perkirakan waktu kematian antara enam bulan sampai 24 bulan," ujar Sumy Hastry, Rabu (5/4/2023).

Terkait penyebab kematian para korban, Sumy Hastry memastikan mereka tewas karena lemas usai diracun.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved