Jumat, 3 Oktober 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Praka Jumardi Gugur Diserang saat Berusaha Evakuasi Jenazah Perempuan Warga Papua Korban KKB

Praka Jumardi diserang KKB saat sedang melakukan upaya evakuasi terhadap jenazah seorang perempuan warga asli Papua berinisial TM.

Penulis: Dewi Agustina
TRIBUN-TIMUR.COM/NOVAL KURNIAWAN
Hermanto, ayah Praka Jumardi, duduk di samping kuburan putranya seusai pemakaman secara militer di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/3/2023). Praka Jumardi gugur dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuka, Kabupaten Puncak, Papua. Praka Jumardi diserang KKB saat sedang melakukan upaya evakuasi terhadap jenazah seorang perempuan warga asli Papua berinisial TM. 

Sementara itu Hermanto, ayah almarhum Praka Jumardi tak menyangka anaknya meninggal saat bertugas di Papua.

Hermanto bercerita dirinya terakhir kali berkomunikasi dengan Praka Jumardi sekitar satu bulan lalu.

Praka Jumardin kala itu memberitahu kedua orangtuanya jika ia akan dipindahtugaskan ke Papua.

"Bulan lalu terakhir komunikasi. Dia menelepon sama mamanya, dia sampaikan mau pindah tugas. Ternyata ini maksudnya pindah tugas," jelasnya.

Hermanto juga menambahkan, semenjak anaknya menjadi anggota TNI, baru tiga kali ia melihatnya pulang ke rumah.

"Semenjak menjadi TNI tahun 2013 baru tiga kali pulang kampung. Jarang sekali memang pulang itu anakku karena bertugas," kenangnya.

"Ternyata anakku meninggal hari Jumat, hari di mana dia lahir," tambahnya.

Baca juga: Diserang KKB, Dandim Yahukimo Menderita Luka Tembak di Bagian Tangan & Kaki, Kini Dirawat di RSUD

Sebelum mendapat kabar sang anak meninggal, Hermanto mengaku merasa gelisah terus menerus.

Kegelisahan memikirkan anak pertamanya itu membuatnya sampai tak bisa tidur dua hari dua malam.

Hingga akhirnya ia mendapatkan kabar, anaknya yang merupakan anggota TNI Yonif Raider 303/SSM Divisi 1 Kostrad gugur dalam kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuka, Kabupaten Puncak, Papua, Jumat (3/3/2023).

"Waktu hari Kamis saya gelisah berdua mamanya selama dua hari. Sampai-sampai tidak bisa tidur. Saya bilang ada apa ini?" kata Hermanto ditemui Tribun-Timur.com di kediamannya Jl Kemauan, Leppangeng RT/RW 006/002, Desa Patangkai, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/3/2023).

Kaget Banyak Tentara di Rumah

Hermanto mengaku sempat terlambat mendapat kabar kepergian anaknya.

Saat itu dirinya sedang berada di sawah.

Dia baru mengetahui kabar itu setelah ada yang datang memberitahu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved