Kamis, 2 Oktober 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Sebagian dari Kecamatan Cugenang & Pacet Daerah Rawan Gempa, Sebaiknya Tidak Dijadikan Tempat Hunian

BMKG menyebut Kecamatan Cugenang dan Pacet sebaiknya tidak menjadi tempat hunian pasca bencana gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
Tribun Jabar/Adi Ramadhan
Satu jenazah korban gempa Cianjur kembali ditemukan tim Basarnas, Sabtu (3/12/2022) pagi. BMKG menyebut Kecamatan Cugenang dan Pacet sebaiknya tidak menjadi tempat hunian pasca bencana gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur. 

"Gempa kerak dangkal sekitar 5 kilo tapi ini dirasakan padahal dangkal sekali," katanya.

Dia menambahkan kekuatan gempa di Cianjur semakin melemah, kemudian frekuensi gempa sudah jarang terjadi.

"Kekuatan gempa melemah dan frekuensi tidak banyak seperti di awal," imbuh Daryono.

Daryono menyampaikan gempa Cianjur merupakan peringatan penting bahwa di Indonesia ternyata masih banyak sesar aktif yang mampu memicu gempa kuat dan merusak dan belum terpetakan sumbernya.

"Untuk itu kegiatan identifikasi sumber gempa sesar aktif dan pemetaannya harus terus digalakkan," katanya.

331 Korban Meninggal

Dalam catatan teranyar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban meninggal dunia akibat bencana gempa Cianjur sebanyak 331 orang.

Sementara korban hilang masih sebanyak 11 orang, namun hingga kini BNPB beserta sejumlah elemen terkait masih melakukan pencarian.

BNPB juga mencatat korban luka berat sebanyak 593 orang, dan yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 59 orang. 

Kemudian, jumlah pengungsi 114.683 orang, dan kerugian materil rumah rusak yang tervalidasi sebanyak 29.985 unit rumah.

Penyaluran Bantuan Terkendala

Founder Sekolah Relawan Bayu Gautama dalam diskusi yang sama mengungkapkan kendala para relawan menyalurkan bantuan untuk para pengungsi.

Menurut Bayu, antusiasme dari masyarakat yang ingin membantu para korban justru menimbulkan kemacetan di jalur menuju titik terparah gempa.

"Masyarakat-masyarakat yang menyampaikan langsung bantuan sehingga itu menyebabkan kemacetan," katanya.

Dia menilai pentingnya aturan yang kuat agar penyaluran logistik bantuan dikumpulkan dalam satu naungan.

Hal ini agar tidak menimbulkan hambatan-hambatan akses menuju pengungsian korban gempa.

"Ke depan semoga pihak-pihak terkait, stakeholder seperti BNPB atau pemerintah bisa melakukan regulasi yang itu menyetop seluruh yang tidak berkepentingan agar tidak menyulitkan tim di lapangan," tuturnya. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved