Sekeluarga Meninggal di Magelang
Cara Kerja Racun Arsenik, Tewaskan Sekeluarga di Magelang, hingga Pernah Dipakai untuk Bunuh Munir
Begini cara kerja racun arsenik hingga dapat membunuh sesorang, diketahui jadi sebab sekeluarga di Magelang tewas.
Sesampainya di rumah sakit, Agus mendapat kabar jika adik, adik ipar, dan keponakannya ditemukan tergeletak pingsan di rumah.
Padahal, kata dia, beberapa saat sebelumnya sempat bertemu keluarga adiknya dalam kondisi sehat.
Ketika menemukan korban dalam kondisi tak sadarkan diri, Agus tak tahu pasti apakah mereka masih hidup atau sudah meninggal.
"Saya enggak berani langsung bawa ke rumah sakit, karena saya harus komunikasi dengan pihak kakak adik semua."
"Terus saya menghubungi dan diputuskan membawa ke rumah sakit dengan persetujuan anaknya yang paling kecil juga (anak kedua korban yang juga terduga pelaku)," terang Agus, Senin, dikutip dari TribunJogja.com.
Kasus Munir

Rupanya racun arsenik juga pernah membuat Munir Said Thalib meninggal dunia, 18 tahun lalu.
Munir meninggal pada 7 September 2004, dirinya diracun ketika sedang dalam penerbangan menuju Belanda.
Hingga kini kasus kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) tersebut masih belum terpecahkan.
Pada 20 Desember 2005, seorang pilot pesawat Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto, dijatuhi vonis 14 tahun penjara sebagai aktor pembunuhan Munir, melansir Kompas.com.
Baca juga: Bahaya Racun Arsenik, Penyebab Tewasnya Satu Keluarga di Magelang
(Simak kronologi lengkap kematian Munir >>>> link)
Munir yang berangkat dari Jakarta dalam keadaan sehat, meninggal dunia sebelum pesawat mendarat di Amsterdam.
Temuan racun dalam tubuh Munir Jenazah Munir sempat diautopsi oleh pemerintah Belanda, sebelum kembali dibawa ke Indonesia untuk dimakamkan.
Pada 12 September 2004, jenazah Munir pun dimakamkan di Kota Batu, Jawa Timur.
Berselang dua bulan setelah kematian Munir, Institut Forensik Belanda (NFI) mengabarkan bahwa racun arsenik dalam jumlah dosis yang fatal ditemukan di tubuh sang aktivis HAM.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting) (Kompas.com/Tri Indriawati)