Minggu, 5 Oktober 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Khawatir Gempa Susulan, Warga Kampung Warungbatu Cianjur Pilih Tidur di Kandang Domba

Bau kotoran domba langsung tercium saat memasuki areal kandang. Sebagian sudah dilapisi karpet dan kasur lipat agar bisa dipakai tiduran.

TRIBUNJABAR.ID/M RIZAL JALALUDIN
Kondisi memprihatinkan dialami korban gempa bumi Cianjur magnitudo 5,6 di Kampung Gedurhayu, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Kamis (24/11/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo masih meninggalkan rasa trauma bagi warga Cianjur, Jawa Barat. Bahkan mereka rela tidur di luar rumah dengan peralatan seadanya.

Seperti halnya warga Kampung Warungbatu Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur, menempati kandang dan berbagi tempat dengan 40-an ekor domba.

Kandang menjadi satu-satunya bangunan yang tak rusak saat gempa mengguncang Cianjur, Senin siang lalu. Kebanyakan rumah tinggal puing dan telah rata dengan tanah.

Baca juga: UPDATE 4 Guru TK Al Azhar Korban Longsor di Cianjur Ditemukan, Posisi Terlempar Sampai Areal Sungai

Bau kotoran domba langsung tercium saat memasuki areal kandang. Sebagian sudah dilapisi karpet dan kasur lipat agar bisa dipakai tiduran. Suara domba bersahutan hampir sepanjang waktu.

"Sudah biasa, biasa aja, " ujar Kaisa (12), yang sudah tiga hari tinggal di sana bersama keluarganya, Kamis (24/11/2022) sore.

Yoyoh (60), pengungsi lainnya, mengatakan ada 55 orang, termasuk dirinya yang yang mengungsi di kandang domba ini. Saat ditemui, kemarin sore, ia sedang sibuk memasak di dapur darurat yang ada di dekat kandang.

"Bantuan logistik ada tapi sudah menipis. Beras juga ada tapi tinggal sedikit," ujar wanita paruh baya ini.

Kandang domba ini merupakan posko kedua di kampung tersebut. Posko utama didirikan di tengah perkampungan. Beberapa tenda juga didirikan di sana.

Baca juga: 1.408 Personel Dikerahkan Cari 39 Korban Gempa Cianjur, Hujan & Gempa Susulan Jadi Tantangan

Ketua RT 01, Adi Permana, mengaku sudah berulangkali membujuk puluhan warganya untuk mengungsi di tempat lain yang lebih aman di lahan terbuka.

Namun, warga lebih memilih kandang domba sebagai tempat pengungsian dengan alasan lebih nyaman dan lebih dekat ke rumah mereka.

"Pemilik kandang juga mengizinkan saja asal mereka betah," ujarnya.

Adi mengatakan sejauh ini keperluan untuk para pengungsi di kampungnya masih relatif cukup.

"Alhamdulilah distribusi logistik masih lancar, mudah-mudahan seterusnya seperti ini," katanya.

Hari keempat pascagempa, kemarin, bantuan logistik dari berbagai daerah juga masih terus berdatangan ke Cianjur. Sebagian disampaikan langsung para pemberi bantuan kepada para korban.

Sebagian dititip di posko utama penanganan bencana di Pendopo Cianjur.

Baca juga: Derita Korban Gempa di Tenda Pengungsian, Empat Hari Berturut-turut Makan Mie Instan

Mimin Pilih Tinggal Tenda Darurat

Seorang pengungsi di Kampung Gedurhayu RT 42, Mimin (62) mengatakan, ia terpaksa tinggal di tenda darurat yang kondisinya tidak memadai bersama warga lain.

Ia enggan ke rumah lantaran ada gempa susulan apalagi kondisi tembok rumahnya sudah retak-retak.

"Ibu milih tinggal di sini tempatnya aman sama luas tempatnya, jauh dari pohon-pohon jadi aman, jauh dari bangunan, kata Mimin kepada Tribunjabar.id, Kamis (24/11/2022) malam.

"Di sini sudah 4 hari. Rumah retak-retak, takut ada gempa susulan, takut ibu kalau malam tidur gak ada yang ngebangunin, takut kebahayaan," ujarnya.

Mimin bersama warga di pengungsian tenda darurat dekat pemukiman kompak bersuara bahwa di tenda darurat yang disediakan Pemkab Sukabumi terlalu jauh dari rumah dan minim MCK.

Terlebih, pengungsi banyak yang memiliki anak kecil.

Baca juga: Warga Luar Datangi Lokasi Gempa Cianjur Hanya Lihat-lihat, Basarnas: Bahaya, Repotkan Tim Evakuasi

"Ada kekurangannya itu tenda, selimut, tempat tidur. Di sini lebih dekat, lebih aman, dekat ke rumah, WC di sini ada lebih dekat dari pada di bawah (tenda disediakan Pemda)," ucap Mimin bersama warga di pengungsian.

Mimin bercerita, untuk memasak siang hari dilakukan di rumahnya.

Namun, setiap kali memasak ia mengalami kepanikan karena gempa susulan.

Ia pun lari hingga terjatuh, terlebih ia membawa saudaranya yang sakit.

"Kalau masak di rumah aja, kalau pas ada gempa susulan ibu lari, masaknya berhenti dulu, kompor dimatiin dulu, kalau habis masak, nyuci, itu ke sini lagi," kata Mimin.

"Bukan kerasa lagi (kalau ada gempa susulan), rumah ibu juga kan pecah-pecah, ibu lari jatuh lagi, lari jatuh lagi, belum saudara ibu sakit gak bisa jalan kaki, baju sampai di kewer-kewer (diangkat-angkat, red) saking paniknya," ujarnya.

"Mana itu rumah di samping tembok pecah, genting pada jatuh," ucap Mimin, mengusap air mata yang tiba-tiba menetes.

Baca juga: Jadi Korban Gempa Cianjur, Adik Dinar Candy Ceritakan Momen Mencekam Berjuang Selamatkan Diri

Mimin mengaku membetahkan diri tinggal di tenda darurat yang kondisinya reot dan hanya ditopang bambu seadanya.

Ia dan pengungsi lain berharap ada bantuan terpal, selimut dan tempat tidur.

"Tinggal di sini di betah-betahin aja Ibu mah kalau ada mah tenda aja sama tempat tidur, terpal," ujarnya.

Data Terakhir Dampak Gempa Cianjur

Korban meninggal dunia akibat bencana gempa di Cianjur, kini bertambah pada Kamis (24/11/2022).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto mengatakan, jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur menjadi 272 korban dari sebelumnya 271 korban.

Baca juga: Salurkan Bantuan bagi Korban Bencana Cianjur, Ini Harapan PSMTI

Penambahan korban meninggal dunia setelah ditemukan jenazah atas nama Nining berusia 64 tahun.

"Karena hari ini, ditemukan jenazah atas nama Ibu Nining, umur 64 tahun," kata Letjen Suharyanto dalam konferensi pers.

Dari 272 korban tersebut, sebanyak 165 jenazah sudah dapat diidentifikasi.

Sementara 107 korban lainnya masih dalam proses identifikasi dan pencarian identitasnya.

Untuk korban hilang, lanjut Suharyanto, kini menjadi 39 orang.

Rinciannya, 32 orang adalah warga Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur serta tujuh warga yang kebetulan melintas dan menjadi korban.

Baca juga: UPDATE 4 Guru TK Al Azhar Korban Longsor di Cianjur Ditemukan, Posisi Terlempar Sampai Areal Sungai

"Untuk korban hilang, sudah terindetikasi nama dan keluarganya sehingga memudahkan pencarian oleh tim SAR gabungan," ujar Suharyanto.

Jenderal bintang tiga itu juga merinci jumlah korban luka-luka yang kini mencapai 2.046 orang.

Sementara jumlah warga yang mengungsi akibat gempa sebanyak 62.545 orang.

Adapun dampak material yang dilaporkan hingga Kamis hari ini, ada 56.311 rumah rusak.

Dari jumlah tersebut, kata Suharyanto, sebanyak 22.267 rumah dalam kondisi rusak berat.

"Sebanyak 11.836 rumah rusak sedang dan 22.208 rumah rusak ringan," lanjut Suharyanto. (Tribunnews.com/TribunJabar)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved