Kamis, 2 Oktober 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Terjebak di Dapur saat Gempa Wanita Hamil 9 Bulan Tewas Tertimbun Bangunan, 151 Orang Masih Hilang

Mama muda itu tertimbun bangunan rumahnya yang berlantai 3 di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/FAU
Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang berpusat di kawasan Kabupaten Cianjur sekitar pukul 13.21 WIB, hingga pukul 21.00 berakibat korban meninggal dunia sebanyak 162 jiwa, 326 luka berat dan ringan, 2.345 rumah rusak dan sekitar 13.400 jiwa mengungsi, Senin (21/11/2022). DS (22) wanita hamil yang sedang hamil sembilan bulan meninggal dunia akibat tertimbun reruntuhan bangunan. (TRIBUN JABAR/Fauzi Noviandi 

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - DS (22) wanita hamil yang sedang hamil sembilan bulan meninggal dunia akibat tertimbun reruntuhan bangunan.

Mama muda itu tertimbun bangunan rumahnya yang berlantai 3 di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Saat itu, DS tengah berada di dalam dapur rumahnya saat gempa bumi Cianjur berlangsung.

Baca juga: Belum Tersentuh Bantuan, Pengungsi Gempa di Cianjur Makan Nasi dengan Kerupuk dan Tempe

DS yang sedang hamil sembilan bulan tersebut tertimbun bangunan tiga lantai di kediamannya, pada saat gempa bermagnitudo 5,6 menggoyang Cianjur, Senin (21/11/2022) sekitar pukul 13.21 WIB.

Sayangnya, akibat luka yang dideritanya DS tidak bisa diselamatkan.

Hampir dua jam petugas berusaha menyelamatkan wanita hamil tua tersebut.

Korban setelah berhasil dievakuasi sekira pukul 17.00 WIB dalam kondisi tak bernyawa.

Komandan Tim Basarnas Jakarta, Chandra wanita mengungkapkan, korban yang diketahui bernisial DS (22) tersebut dalam kondisi mengandung sembilan bulan.

Baca juga: Gempa Susulan di Cianjur Terus Terjadi, Dosen Teknik Geologi: Bukan dari Sesar Cimandiri

"Informasi dari suami korban juga yang bersangkutan sedang hamil sembilan bulan dan kami juga melihatnya dengan kondisi demikian," ujarnya saat ditemui TribunnewsBogor.com, Selasa (22/11/2022).

Korban tertimbun di kediamannya yang berada di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Lebih lanjut, Chandra Winata mengungkapkan, saat gempa terjadi korban sedang berada di dapur rumahnya.

Sedangkan suaminya saat itu berada di teras rumah, sehingga saat terjadi gempa, korban yang tak sempat melarikan diri akhirnya tertimbun reruntuhan bangunan rumah berlantai tiga.

"Menurut keterangan dari suami baik tetangga korban, pada saat sebelum terjadinya gempa, itu suaminya berada di teras dan istrinya disuruh mengambil bawang di dapur, tetapi pada saat mengambil bawang tersebut terjadi gempa," tuturnya.

Baca juga: Gempa di Cianjur, Korps Adhyaksa Kirim Seribu Paket Bantuan

Setelah berhasil dievakuasi, korban langsung dilarikan ke RSUD Cimacan, sayang nyawanya tak tertolong.

151 Orang Masih Hilang

Sekitar 151 warga masih hilang pada gempa bumi Cianjur, Jawa Barat.

Hal itu membuat kinerja dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) harus bekerja lebih ekstra lagi.

Bahkan, pihak BNPB juga menargetkan tanggap darurat bencana tersebut akan selesai dalam waktu 7 hari.

Warga menyaksikan bangunan mini market yang rusak berat di Jalan Raya Cugenang, Desa/Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Kecamatan Cugenang salah satu wilayah yang sangat parah terdampak gempa berkekuatan 5.6 magnitudo yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 sekitar pukul 13.21 WIB. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Warga menyaksikan bangunan mini market yang rusak berat di Jalan Raya Cugenang, Desa/Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Kecamatan Cugenang salah satu wilayah yang sangat parah terdampak gempa berkekuatan 5.6 magnitudo yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 sekitar pukul 13.21 WIB. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI)

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, dalam masa tanggap darurat fokus kegiatan yang dilakukan adalah pencarian dan evakuasi korban itu prioritas.

Tercatat, masih ada sekitar 151 warga yang dilaporkan hilang.

Baca juga: Mendagri Instruksikan Perbaikan Jalan di Lokasi Gempa Cianjur Dikebut

"Tanggap darurat ini bisa cepat selesai mudah-mudahan 7 hari sudah clear sudah tidak ada lagi yang harus dicari, sehingga nanti masyarakat ini bisa tidak tinggal lagi di tenda," kata Suharyanto dalam konferensi pers di Cianjur yang disaksikan melalui youtube BNPB, Selasa (22/11/2022).

Ia berharap masa tanggap darurat ini akan dimaksimalkan semua pihak yang terjun untuk mencari korban dalam kondisi apapun, serta bisa dilakukan identifikasi.

"Mudah-mudahan kita akan berusaha semaksimal mungkin semua korban ini bisa ditemukan baik dalam kondisi selamat maupun kondisi meninggal dunia," ungkap dia.

Lebih jauh ujar Suharyanto, semua bergerak tanpa komando dan dalam melakukan kegiatan penanganan pengungsi bisa terarah.

"Semuanya tidak sendiri-sendiri termasuk dalam bantuan kepada masyarakat baik yang datang dari Pemerintah Pusat, Kementerian lembaga, unsur swasta," harap dia.

Kemudian dalam tanggap darurat juga dipastikan masyarakat terus didampingi agar tidak merasa menderita secara sendirian.

Baca juga: Kerahkan 500 Personel, Marinir TNI AL Fokus Pencarian dan Evakuasi Korban Gempa Cianjur

Update Data Dampak Gempa Cianjur: Korban Meninggal 268 Jiwa

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru dampak gempa Cianjur per Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB.

Data dari BNPB menyebutkan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Cianjur bertambah menjadi 268 jiwa.

Dari jumlah 268 korban meninggal dunia, sebanyak 122 korban sudah berhasil diidentifikasi.

"Korban jiwa meninggal dunia ada 268. Dari 268 yang sudah teridentifikasi siapa-siapanya sebanyak 122 jenazah," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers, Selasa sore.

Baca juga: Gempa Cianjur, Kemenag Ajak Umat Doakan dan Salat Gaib untuk Korban

Baca juga: Warga Terdampak Cianjur Menteskan Air Mata, Minta Bantuan Terpal untuk Bermalam dan Konsumsi

Suharyanto juga menyebut, jumlah korban hilang akibat gempa Cianjur mencapai 151 orang.

Hingga kini, BNPB dan sejumlah pihak terkait masih terus melakukan pencarian korban hilang.

"Apakah 151 orang ini bagian yang belum teridentifikasi, nanti kami dalami lebih lanjut," kata Suharyanto.

Sementara korban luka-luka mencapai 1.083 orang dan 58.362 warga terpaksa harus mengungsi akibat gempa.

Untuk kerugian material, lanjut Suharyanto, sebanyak 22.198 rumah dinyatakan rusak.

Hampir sebagian besar di antaranya dalam kondisi rusak berat. (Tribunnews.com/TribunnewsBogor.com)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved