Gempa Berpusat di Cianjur
Pengungsi Gempa Cianjur Sangat Membutuhkan Selimut dan Bahan Pangan
Dengan tenda seadanya, ratusan warga Margaluyu, Cianjur menahan hawa dingin saat malam hari sambil meringkuk beralas tikar tipis di pengungsian.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pengungsi gempa di Cianjur sangat membutuhkan bantuan selimut dan bahan pangan untuk mendukung kehidupan mereka selama menginap di tenda-tenda pengungsian.
Hendi Supyandi (26) warga Kampung Margaluyu, RW 19, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, mengungkapkan, ada puluhan kepala keluarga yang mengungsi dan tidur di pinggir rel kereta api, sejak Senin (21/11/2022) kemarin, dengan memanfaatkan peralatan seadanya.
Sudah dua malam ini mereka tidur beratapkan langit dengan hawa dingin yang menusuk.
Dengan tenda seadanya yang dibuat, ratusan warga menahan hawa dingin saat malam hari sambil meringkuk beralas tikar tipis.
"Warga gotong royong mendirikan tenda dari terpal seadanya, yang diikat pakai tali plastik ke tiang di pinggir rel kerata," ujarnya kepada tribunjabar.id, Selasa (22/11/2022).
Dia mengatakan, warga yang mengungsi dan tidur dipinggir rel kerata api sudah mendapatkan bantuan berupa roti, air mineral. Namun kini stoknya sudah mulai menipis.
"Baru tadi pagi sama maghrib dapat bantuan dari warga sekitar, dan PMI juga relawan, tetapi kini stoknya sudah mulai menipis jadi kita masih membutuhkan bantuan bahan pokok," ucapnya.
Dia mengatakan, saat ini para pengungsi membutuhkan bantuan selimut dan tenda darurat. Karena terpal yang menutupi puluhan pengungsi masih belum layak ditambah kondisi angin berembus kencang.
Baca juga: Warga Dirikan Tenda Darurat Sendiri di Kebun dan Berdesakan
"Ini kan posisinya cuman atasnya saja yang ditutupi terpal, ditambah kondisi sekarang anginnya cukup kencang, banyak juga bayi dan anak di sini," katanya.
Dia menambahkan, hingga saat ini belum ada petugas atau relawan untuk mengarahkan para warga untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Pencarian Korban Wanita Hamil
Sementara itu, upaya pencarian terhadap korban wanita hamil di Kampung Salaeuri, Desa Banjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, yang diduga tertimbun reruntuhan puing masih terus dilakukan.
Kali ini puluhan relawan bersama masyarakat terus berupaya melakukan pencarian korban atas nama Indri (23) yang masih belum diketahui keberadaannya sejak gempa bumi terjadi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, diduga korban terimbun rentuhan saat melintas di gang pemukiman.
Baca juga: Korban Meninggal di Gempa Cianjur Umumnya Karena Tertimpa Konstruksi Bangunan yang Rapuh
"Kami dapat info di sini itu ada korban kebetulan sedang hamil, kami dapat info disini itu ada korban kebetulan sedang hamil," ujar salah satu relawan dari Hilal Merah Indonesia (Hilmi), Alamsyah, Rabu (23/11/2022).
Meskipun keberadaanya belum diketahui hingga saat ini, Alamsyah mengatakan akan terus mengupayakan hingga korban dapat ditemukan, meskipun proses pencarian menggunakan cara yang manual.

Alamsyah mengatakan ada sekitar 50 personel yang diterjunkan dalam proses penanganan kebencanaan ini.
Baca juga: Deden Menangis Tersedu Bertemu Lagi dengan Anaknya Sudah Dibungkus Kantung Mayat
"Kami semua elemen berusaha menggali sampai dasar, kami kerja seperti itu, kami tidak tinggal walau ada isu-isu memang katanya di sini dinyatakan hilang, kami harus cari sampe dasar, kita berusaha berikhtiar," katanya.
Meskipun saat ini masih belum ada tanda-tanda keberadaan korban, pihaknya akan mengerahkan segala upaya untuk bisa menemukan korban.
"Semua diupayakan, semoga ada titik temu baik itu dari tanda-tanda seperti sebelumnya, nanti setelah dapet tanda di titik tersebut baru kami fokuskan, kalau susah sampe dasar itu Waallahualam," tandasnya.
Tertimpa Reruntuhan
Dua ibu hamil di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur bernasib nahas saat gempa bumi mengguncang wilayah Cianjur.
Ibu hamil yang bernama Indri dan A tersebut tertimpa reruntuhan bangunan pada saat terjadinya gempa bumi.
Indri yang merupakan warga Kampung Seulaeurih, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sedang mengandung anak keduanya.
Usia kandungannya yang masih empat bulan itu tertimbun reruntuhan bangunan bersama Indri.
Seperti yang diceritakan oleh pamannya, Didin, Indri saat itu hendak keluar dari sebuah bangunan dari dalam gang hingga bencana gempa bumi itu terjadi.

"Belum tau pasti dia di mana, entah di sini, entah di samping masjid, karena gang ini tembusan," terangnya.
Sebelumnya, Indri juga sempat mengobrol dengannya untuk mencari makanan ringan di sekitar rumahnya.
Indri pun pergi ke warung untuk mencari makanan ringan tersebut, hingga sepulangnya, Indri sempat mampir ke rumah pamannya bahwa makanan ringan yang dicarinya tidak ketemu.
"Terus mampir kerumah saya ngobrol-ngobrol, saya kan lagi ngasih makan burung, engga lama belum disangkutin burungnya dia pergi, itungan detik engga lama gempa," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (22/11/2022).
Menurutnya, makanan ringan yang dicari Indri saat itu adalah kuaci, yang hal tersebut merupakan bawaan dari kandungannya.
"Dia bilang di warung sini katanya engga ada, katanya mau beli kuaci, mungkin bawaan hamil empat bulan," katanya.
Namun, karena bencana datang tiba-tiba, tak sempat keponakannya tersebut keluar dari gang, bangunan yang ada di sekitarnya ambruk.
Diduga, Saat ini Indri masih terjebak di gang tersebut dan tertimpa rumah yang roboh.
Tetapi bencana tersebut datang secara tiba-tiba, hingga akhirnya Indri terjebak di dalam gang saat berusaha melarikan diri dari reruntuhan bangunan saat gempa bumi terjadi.
Masih di desa yang sama, insiden ibu hamil yang tertimbun reruntuhan bangunan karena gempa bumi Cianjur inipun sontak menggegerkan.
Tetapi, nasib naas pada ibu hamil yang berinisial A ini dikarenakan nyawanya tidak tertolong.
Ibu hamil yang usia kandungannya sudah tua ini jasadnya ditemukan oleh tim SAR gabungan direruntuhan puing bangunan.

Hal tersebut dinyatakan oleh Komandan Tim Basarnas Jakarta, Chandra Winata.
"Informasi dari suami korban juga yang bersangkutan sedang hamil sembilan bulan dan kami juga melihatnya dengan kondisi demikian," ujarnya saat ditemui TribunnewsBogor.com, Selasa (22/11/2022).
Menurutnya, saat kejadian A sedang berada di dalam dapur rumahnya. Sementara itu, suami A berada di teras rumahnya.
Sehingga saat gempa bumi terjadi, A tidak sempat melarikan diri hingga rumah berlantai tiga tersebut menimpanya.
"Menurut keterangan dari suami baik tetangga dari korban, pada saat sebelum terjadinya gempa, itu suaminya berada di teras dan istirnya disuruh mengambil bawang di dapur, tetapi pada saat mengambil bawang tersebut terjadi gempa," tandasnya.
Laporan Reporter Muamarrudin Irfani/Reynaldi/Sumber: Tribunnews Bogor dan Tribun Jabar