Kamis, 2 Oktober 2025

Kasus Perundungan di SMP Plus Baiturrahman Berakhir Damai, Orang Tua Korban akan Cabut Laporan

Kasus perundugan di SMP Plus Baiturrahman berakhir damai. Orang tua korban telah memaafkan pelaku dan akan mencabut laporan.

Twitter @salmandoang
Tangkapan layar perundungan di SMP Plus Baiturahman, Kota Bandung. Kasus perundungan di SMP Plus Baiturahman berakhir damai. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus perundungan yang terjadi di SMP Plus Baiturrahman, Bandung, Jawa Barat berakhir damai.

Kasus ini viral di media sosial dan memperlihatkan perundungan yang dialami seorang siswa SMP.

Dalam video terlihat korban dipakaikan helm di dalam kelas dan ditendang kepalanya dari belakang.

Yudarmi selaku ayah korban mengaku telah memaafkan para pelaku dan tidak akan menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan masalah ini.

Kesepakatan ini terjadi setelah orang tua korban dan orang tua pelaku bertemu untuk melakukan mediasi.

Baca juga: Kronologi Perundungan di SMP Plus Baiturrahman, Berawal Main Tebak-tebakan, Korban Alami Trauma

"Kemarin kami sudah bertemu (dengan keluarga pelaku), akhirnya saya memaafkan dan akan mencabut laporan ke polisi hari ini," ungkapnya pada Senin (21/11/2022) dikutip dari TribunJabar.com.

Setelah melakukan mediasi para orang tua korban, orang tua pelaku dan pihak sekolah akan dipanggil oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Bandung

"Iya, jadi sekarang mau ke Polrestabes Bandung," terangnya.

Penjelasan kepala sekolah

Kepala Sekolah SMP Plus Baiturrahman, Saefullah Abdul Muthalib menjelaskan kronologi perundungan yang terjadi pada Kamis (17/11/2022).

Perundungan tersebut terjadi saat jam ketiga pelajaran dan dilakukan ketika tidak ada guru di kelas.

"Kebetulan guru jam ke tiga itu sedang ke luar kelas sebentar, ketika itu anak-anak membuat game," ujarnya pada Sabtu (19/11/2022) dikutip dari TribunJabar.com.

Kepala Sekolah SMP Plus Baiturahman, Kota Bandung, Saefullah Abdul Muthalib
Kepala Sekolah SMP Plus Baiturahman, Kota Bandung, Saefullah Abdul Muthalib (TribunJabar.id/Nazmi Abdurahman)

Saefullah mengungkapkan permaian yang dilakukan oleh siswanya saat itu adalah tebak-tebakan.

Baca juga: Kasus Bully Siswa SMP di Bandung, KPAI Minta Guru Hingga Manajemen Sekolah Diperiksa

Cara permainan ini adalah siswa yang memakai helm akan dipukul dari belakang dan menebak siapa orang yang memukulnya.

"Kemudian menebak siapa (yang memukul) itu permainannya, tapi lama kelamaan bukan dengan tangan, tapi dengan kaki salah seorang (siswa) sampai tiga kali pukulan dengan kaki," jelasnya.

Karena mengalami pukulan berkali-kali dibagian kepala, korban terjatuh ke lantai.

Ia membantah jika korban mengalami pingsan saat itu.

"Tidak (pingsan) memang ada yang menginformasikan pingsan, tapi tadi saya tanya katanya tidak pingsan anak itu, setelah ditendang kemudian dia jatuh itu bukan pingsan, pusing mungkin," tambahnya.

Atas kejadian ini, pihak sekolah memberikan sanksi kepada para siswa yang melakukan perundungan berupa teguran dan belajar daring.

"Kita ada pemberian efek jera kepada pelaku itu melalui teguran, nasihat, dan mungkin tidak akan melakukan pembelajaran bersama siswa lainnya," terangnya.

Sekolah masih memberi kesempatan kepada para siswa yang melakukan perundungan dan sanksi yang diberikan bukan sanksi terberat sekolah.

"Jadi setelah adanya ini kita akan lakukan pembelajaran secara daring karena ini kan baru, jadi untuk sementara mereka yang menjadi pelaku itu masih dikasih kesempatan belajar tetapi dari rumah," ujarnya.

Baca juga: KPAI Tak Setuju Pelaku Bully SMP di Bandung Diproses Pidana: Pemenjaraan Anak Pilihan Terakhir

Korban sudah sering alami perundungan

Ayah korban, Yudarmi menjelaskan jika anaknya kerap mengalami perundungan di sekolah.

Ia mengungkapkan, dari sekian banyak aksi perundungan, aksi yang terakhir ini lah yang terparah.

"Kalau yang sudah membahayakan, baru ini saja. Kalau biasa-biasa diludahi, dicoret bajunya penuh tinta, sudah sering, teman-temannya ngomong juga," ujar Yudarmi pada Sabtu (19/11/2022) dikutip dari TribunJabar.com.

Orangtua korban juga mengatakan jika anaknya memang pendiam dan tidak berbicara jika mendapatkan perundungan dari temannya.

"Anak saya memang pendiam tidak ngomong, seperti divideo dia diam saja tidak melawan sama sekali," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.com/Nazmi Abdurrahman)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved