Pinjaman Online
Update Ratusan Mahasiswa IPB Korban Pinjol: Diajak Makan di Cafe dan Iming-iming Untung 10 Persen
SAN mengajak calon korbannya bertemu di cafe atau tempat nongkrong dan membayar tagihan
Editor:
Erik S
Tetapi syarat yang diberlakukan terlapor ini, para korban harus mengajukan pinjaman online.
"Ada beberapa pinjaman online yang terdata, di data kami ada lima pinjol," kata AKBP Ferdy Irawan.
Baca juga: Polresta Bogor Kota Segera Panggil SAN: Terlapor Kasus Pinjaman Online Ratusan Mahasiswa IPB
Hasil pinjaman online tersebut ditransfer atau diserahkan kepada terlapor SAN dengan iming-iming keuntungan 10 persen tadi.
Namun faktanya setelah para korban mengirim sejumlah dana kepada terlapor dari hasil pinjaman online tersebut, terlapor tidak membayarkan sesuai janji soal keuntungan 10 tersebut.
Imbasnya, para korban pun menjadi terjerat utang dari pinjaman online yang sudah dilakukan sebelumnya.
"Saat ini para korban ini punya kewajiban atau ditagih oleh aplikasi pinjol untuk membayarkan kewajiban mereka yang sudah mereka ajukan sebelumnya," terangnya.
Korban tertekan
Sejumlah orangtua korban yang rata-rata di dominasi mahasiswa ikut resah.
Seorang ibu berinisial L menceritakan, semenjak kasus ini mencuat, anaknya yang menjadi korban dari SAN kerap kali tertekan.
"Anak saya merasa tertekan. Dia jadi ga fokus belajar. Selama ini juga dia meras takut," kata L saat melengkapi berkas aduan di Mako Polresta Bogor Kota.
L melanjutkan, anaknya yang tertekan itu, lantaran teror dari debt colector pinjol itu sendiri yang angsurannnya harus segera dibayar.
"Nah, dia lagi belajar terus ada tuh masuk WA atau telpon dari debt colector yang nagih pinjolnya. Itu sering banget. Mankannya merasa tertekan dan keganggu belajarnya," ungkapnya.
L pun menceritakan, bahwa dirinya sebagai orang tua mengetahui kasus ini lantaran anaknya sudah tidak kuat menanggung teror tersebut.
Baca juga: IPB Beri Pendampingan Hukum bagi Mahasiswa Korban Pinjol, Bantu Negosiasi Pengembalian Uang
Setelah anaknya ini bercerita, L pun kaget mengetahui anaknya menjadi salah satu korban dari SAN.
"Awalnya ya seperti itu. Masuk tagihan dari aplikasi. Nah, baru disitu anak saya cerita. Taunya dia juga korban dari SAN," tambahnya.