Polisi Tembak Polisi
Keluarga Sebut Brigadir J Sosok yang Lembut dan Mustahil Meleset 7 Kali Menembak
Keluarga menanggapi mengenai dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Kadiv Propam Polri
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI- Keluarga menanggapi mengenai dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J kepada istri Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Rohani, bibi Brigadir J menyebut keponakannya itu adakah sosok yang baik, lembut, dan dapat dipercaya.
Baca juga: Psikolog: Istri Kadiv Propam Polri Trauma, Tangisan Tak Berhenti soal Insiden Pelecehan-Baku Tembak
Selain itu, Rohani mengatakan bahwa Brigadir J sudah memiliki kekasih dan rencananya akan menikah tujuh bulan lagi.
"Mustahil itu. Yosua (Brigadir J) itu baik dan sangat menghormati atasannya," ujar Rohani di rumah duka, Selasa (12/7/2022).
Rohani mengatakan, keponakannya tidak pernah bercerita jika memiliki masalah dengan Kadiv Propam Polri Inspektur Jenderal Ferdy Sambo. Sebaliknya, Brigadir J justru terlihat senang bisa menjadi ajudan jenderal.
Ketika Brigadir J pulang kampung, Rohani pernah bertanya bagaimana pekerjaannya di Mabes Polri.
Saat itu, mendiang mengaku sangat nyaman, enak, dan dirinya mendapat kepercayaan dari keluarga Irjen Pol Ferdy Sambo.
"Semua urusan dipercayakan sama dia (Brigadir J). Dia juga dipercaya urus keuangan di rumah dinas," kata Rohani.
Baca juga: Sopir dan Pembantu Istri Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo Ikut Diperiksa soal Baku Tembak Ajudan
Dari cerita Brigadir J tersebut, Rohani menyimpulkan bahwa keponakannya sangat dipercaya dan sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Irjen Ferdy Sambo.
Keheranan ayah tembakan anak semua meleset
Ayah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Samuel Hutabarat mengatakan, Brigadir J merupakan penembak terlatih (sniper) dan pernah bertugas di Papua.
Dengan keahliannya itu, Samuel heran bagaimana bisa tembakan Brigadir J tidak mengenai Bharada E.
Baca juga: Polisi Kembali Gelar Olah TKP di Rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo soal Kasus Baku Tembak, Hasilnya?
Padahal, Brigadir J menurut penjelasan Mabes Polri yang pertama kali mencoba menembak Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
"Aneh kalau tembakan dia (Brigadir J) meleset. Dia itu ahli menembak (sniper) dan pernah bertugas di Papua," kata Samuel di rumah duka di Muarojambi dikutip dari Kompas.com, Selasa (12/7/2022).
"Kalau ada Lebaran, dia ditempatkan di titik-titik rawan untuk sniper," ujar Samuel menambahkan.
Jadi, sangat aneh menembak dari jarak 5-7 meter, tidak kena atau meleset.
"Apalagi tembakannya itu dinyatakan polisi sebanyak tujuh kali. Mustahil tak satu pun mengenai tubuh Bharada E," kata Samuel.
Samuel mengatakan, anaknya ditarik ke Mabes Polri karena telah menyelesaikan tugas dengan baik saat bertugas menangani konflik di Papua.
Dengan demikian, menurut Samuel, Brigadir J sangat ahli dan cerdas dalam belajar.
Baca juga: Brigadir J Tewas Ditembak Setelah Sempat Mengawal Istri Kadiv Propam Ferdy Sambo ke Luar Kota
Dengan berapi-api dia menjelaskan, jika memang tembak menembak dilakukan secara head to head dalam satu ring, dua orang seperti Bharada E tidak bisa menandingi anaknya.
"Dua orang macam dia (Bharada E) itu. Habis, habis dia sama anakku," kata Samuel.
Untuk itu, Samuel meminta kepada Kapolri untuk membentuk tim pencari fakta (TPF) yang independen guna memberikan keadilan kepada keluarga dan dapat memberikan informasi yang benar kepada publik.
Samuel juga meminta agar polisi membuka rekaman kamera CCTV serta meminta agar tidak ada yang ditutupi.
"Jangan ada yang ditutup-tutupi. Bukalah semua rekaman CCTV, juga handphone (Brigadir J) yang hilang dan kasih tahu publik kebenaran yang sesungguhnya," kata Samuel.
Tanggapan Mahfud MD
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut banyak kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir J akibat baku tembak antara dua personel polisi di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo.
Karena hal itu, Mahfud meminta penanganan kasus ini tak bisa dilakukan secara mengalir begitu saja.
“Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas, hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya,” kata Mahfud dikutip dari akun Instagram-nya, @mohafudmd, Rabu (13/7/2022).
Kompas.com telah mendapat izin mengutip dari pihak Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam).
Lebih jauh, Mahfud menilai bahwa langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus ini sudah tepat.
Menurutnya, pembentukan tim investigasi ini sudah mewakili sikap dan langkah pemerintah.
“Sehingga Kemenko Piohukam akan mengawalnya,” ujar Mahfud.
Di sisi lain, Mahfud menegaskan kredibilitas Polri dan pemerintah menjadi taruhan dalam kasus ini.
Mengingat, Polri selalu mendapat penilaian atau persepsi positif yang tinggi dari publik sesuai hasil berbagai lembagai survei dalam setahun belakangan ini.
“Kinerja positif pemerintah dikontribusi secara signifikan oleh bidang politik dan keamanan serta penegakan hukum. Hasil survei begitu adanya,” kata Mahfud yang juga mengemban posisi Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) itu.
Sebelumnya diberitakan, sebelum peristiwa baku tembak yang menewaskan Brigadir J, korban diduga melakukan pelecehan di dalam kamar dengan menodongkan senjata ke kepala istri Kadiv Propam pada Jumat (8/7/2022).
Kemudian, istri Kadiv Propam berteriak. Brigadir J pun panik dan keluar dari kamar. Angggota polisi, Bharada E yang sedang berada di bagian rumah lantai atas pun mencari tahu soal suara teriakan itu.
“Setelah dengar teriakan, itu Bharada E itu dari atas, masih di atas itu bertanya ‘Ada apa bang?’ Tapi langsung disambut dengan tembakan yang dilakukan oleh Brigadir J,” ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.
Selanjutnya, terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E. Dari kejadian ini, Brigadir J meninggal dunia.
Berita ini telah tayang di Kompas.com