11 Santriwati di Ponpes Depok Diduga Dilecehkan 3 Guru dan 1 Senior, 5 Korban Melapor
Sebanyak 11 santriwati di ponpes Depok diduga menjadi korban pelecehan tiga guru dan satu senior. Pelecehan itu diduga sudah terjadi selama setahun.
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 11 santriwati di sebuah pondok pesantren di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat diduga menjadi korban pelecehan.
Diduga pelakunya adalah tiga pengajar atau ustaz di pondok pesantren tersebut dan satu senior.
Pelecehan tersebut diduga telah terjadi selama satu tahun terakhir, namun baru terungkap pada Juni 2022.
Kasus ini terbongkar saat para korban libur sekolah.
Kasus pelecehan tersebut telah dilaporkan pada 21 Juni 2022.
Baca Selanjutnya: Oknum guru cabuli belasan santri pemilik pesantren di depok menangis ingat perjuangan tahun
Pelaku 3 Guru dan Satu Senior
Mengutip Tribun Jakarta, pimpinan pondok pesantren, Ahmad Riyadh mengatakan, ada tiga oknum guru dan satu santri aktif yang dilaporkan oleh kuasa hukum korban.

"Dari tiga guru ini, satu masih berstatus aktif dan dia baru saja tabrakan, jadi masih cuti sekitar dua bulan."
"Dua terlapor (guru) lainnya ini sudah tidak di kita," kata Ahmad, Kamis (30/6/2022).
Dikatakan Ahmad, dua guru yang sudah tidak aktif itu merupakan relawan yang sudah selesai pengabdiannya.
Sementara itu, satu pelaku berstatus sebagai siswa, masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
"(Kakak kelas yang terlapor) kelas 1 SMP, karena ada keterlambatan dalam bidang akademis," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Baca Selanjutnya: Guru dan kakak kelas cabuli santri pimpinan pesantren di depok tak ada yang saya tutupi
11 Santriwati Jadi Korban, 5 Melapor
Kuasa hukum korban, Megawati mengatakan, ada 11 santriwati yang diduga menjadi korban pelecehan.
Namun, baru lima orang yang berani melaporkan kejadian tersebut.
"Dari 11 orang yang dilecehkan, yang berani untuk speak up hanya lima orang."
"Tapi yang sekarang diperiksa oleh penyidik baru tiga orang," katanya, Rabu (29/6/2022).
Dari laporan yang didapat, para korban masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Aktivitas Pesantren Tertutup
Dilansir Tribun Jakarta, Ketua RT setempat, Samsuri mengatakan, aktivitas di pesantren tersebut memang cukup tertutup.
Kebanyakan, mereka melakukan aktivitas di dalam dan hanya keluar saat kegiatan olahraga.
"Gak mencurigakan sih, karena kan tertutup juga. Sehari-hari di dalam pondok, keluar kalau misalnya olahraga di lapangan," bebernya, Kamis.
Baca Selanjutnya: Belasan santri di depok dicabuli guru dan kakak kelas ini kata ketua rt
Samsuri menyebut, ia belum mengetahui persis terkait kejadian tersebut.
"Cuma istilahnya karena ramainya sudah di medsos jadi pak ustaz bilang tinggal menunggu kabar dari yang bersangkutan ranah hukum," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma, Kompas.com/M Chaerul Halim)