Kisah Bocah Dibawa Kabur Teman Dekatnya Selama 4 Bulan, Terpaksa Berjualan Pisang di Terminal
Rata-rata anak yang dibawa Helmi berusia di bawah umur dan paling lama dikembalikan ke keluarga setelah 10 hari.
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG SELATAN - AM (8), seorang bocah berusia 8 tahun akhirnya kembali ke rumah orang tuanya di Desa Sukamaju, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan setelah sempat dikabarkan hilang selama 4 bulan.
Anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Siti Zuraida (44) Ridwan Tahir (45) ini diduga dibawa oleh teman dekatnya bernama Helmi (25) warga Desa Seloretno, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan.
Informasi yang dihimpun dari keluarga korban, Helmi tercatat sudah 3 kali membawa pergi anak di bawah umur.
Rata-rata anak yang dibawanya berusia di bawah umur dan paling lama dikembalikan ke keluarga setelah 10 hari.
Ayah korban bernama Ridwan mengatakan anaknya dijemput di sebuah rumah kontrakan di tengah kota Pekanbaru Riau.
"Kami bersama keluarga Helmi berangkat ke Pekanbaru Riau. Informasi anak kita ada di sana itu dari Zaidin (paman korban). Kebetulan dia pernah tinggal di Jambi dan paham wilayah sana. Jadi pas kebetulan Zaidin ini lagi ke pasar malam di Pekanbaru sana, ngeliat anak kita langsung difotokan dan dikirim ke saya," paparnya.
"Ternyata benar itu anak kita AM. Lalu dia lah yang mencari keberadaan anak kita di sana. Ternyata anak kita ini tinggal di sebuah rumah kontrakan, dua kamar. Di tengah Kota Pekanbaru Riau sana, saya lupa nama daerahnya kalau tidak salah Pal 6. Di rumah pak RT setempat," kata Ridwan, Rabu (18/5/2022).
Baca juga: Nenek 72 Tahun di Purbalingga Ditemukan Tewas di Sungai, Sempat Dilaporkan Menghilang dari Rumah
"Karena sudah pasti informasinya. Kita berangkat Sabtu 14 Mei 2022 kemarin, sekitar jam 3 siang. Jemput anak saya, izin sama pak RT yang kebetulan pemilik kontrakan kalau itu betul anak kita yang hilang. Nggak lama kita langsung pulang. Sampe di rumah kemarin subuh 17 Mei 2022, sekitar jam 4 sudah sampai di sini," ujarnya.
Ridwan membenarkan anaknya dibawa pergi oleh Helmi.
"Iya informasi dari pak RT itu anak kita tinggal bareng Helmi," ujarnya.
Ridwan mengatakan Helmi sudah 1 bulan menghilang, dan anaknya tinggal sendiri di kontrakan tersebut.
"Kata pak RT Helmi sudah sebulanan nggak pulang ke kontrakan itu. Jadi kondisinya anak kita itu sendiri di sana. Yang ngurus pak RT nya," katanya.
Siti menceritakan apa yang disampaikan anaknya, bahwa dia terpaksa berjualan pisang dan air mineral di terminal untuk menyambung hidup.
"Nggak banyak yang diceritakan anak kita. Karena kondisinya mungkin masih trauma. Dikit-dikit dia cerita. Katanya dia naik bus. Cuma karena anak kita ini belum seberapa fasih membaca, dia tidak tahu naik bus jurusan ke mana. Yang jelas kata dia, mereka (anaknya dan Helmi) berangkat dari sini naik bus. Sampai di sana mungkin karena kekurangan biaya, mereka berjualan pisang, minuman-minuman gitu," katanya.
"Tapi sebulan belakang ini Helmi itu nggak pulang. Jadi anak kita yang ngurus pak RT. Kalau dari kondisi fisik kayaknya nggak ada bekas-bekas penganiayaan ya. Mau tanya lebih dalam lagi, takutnya dia masih trauma. Yang jelas kemarin dia sudah divisum luar kemarin, bersama rombongan KPAI, PPA, dan lainnya," ujarnya.
