Kamis, 2 Oktober 2025

Respons BPS Soal Jateng Disebut Sebagai Provinsi Termiskin se-Jawa: Ini Narasi Menyesatkan

Kepala Badan Pusat Statistik Jateng Adhi Wiriana angkat bicara terkait ramainya berita tentang Jawa Tengah sebagai provinsi termiskin se-jawa.

Editor: Adi Suhendi
Istimewa/ Tribunjateng
Kepala Badan Pusat Statistik Jateng Adhi Wiriana 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Kepala Badan Pusat Statistik Jateng Adhi Wiriana angkat bicara terkait ramainya berita tentang Jawa Tengah sebagai provinsi termiskin se-jawa.

Adhi Wiriana mengatakan pemberitaan yang menyatakan Jawa Tengah sebagai Provinsi termiskin adalah narasi menyesatkan.

Menurutnya, penghitungan kemiskinan tidak didasarkan atas tingkat PDRB Perkapita.

"Terkait pemberitaan hari ini, yang menyatakan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Perkapita (sebagai acuan) Jateng menjadi daerah termiskin merupakan berita hoaks, kalau menurut saya," ujar Adhi ditemui di Kantor BPS Jateng, Rabu (30/3/2022).

Adhi mengatakan, bahwa benar PDRB perkapita atau pendapatan rata-rata penduduk jateng tahun 2021 adalah 38,67 juta per tahun.

Namun demikian, jika dirata-rata, jumlah tersebut melebihi dari upah minimum yang telah ditentukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Baca juga: Presiden Belanja di Pasar Baledono Purworejo Jateng, Pedagang Lansung Ucapkan Ini

Ia menyebut, tingkat pendapatan suatu daerah tidak linear dengan tingkat kemiskinan.

Hal itu karena, PDRB disebut juga sebagai pendekatan kesejahteraan semu.

Selama ini, untuk menentukan tingkat kemiskinan suatu daerah, BPS Jawa Tengah menggunakan basic needs aproach atau pengeluaran masyarakat untuk membeli kebutuhan pokok.

Metode ini melihat komponen dari makanan dan non makanan, seperti nasi, telur, pakaian, listrik, transportasi dan sewa rumah.

"Angka sekitar 38 juta/tahun dari pendapatan perkapita itu betul, dibagi 12 bulan hasilnya masih di atas UMP atau UMR. Kalau kita lihat perusahaan besar menumpuk di DKI Jakarta, Banten, Tangerang dan Jabar yang mengakibatkan PDRB Perkapita tinggi. Tapi bukan berarti lebih kaya, karena yang menikmati kue pembangunan itu bisa jadi hanya 1000 orang yang penghasilannya miliaran rupiah, sisanya kehidupannya rata-rata saja," kata dia.

Baca juga: Oknum Kades di Demak Jual Jabatan Sekdes Rp 470 Juta, Kini Ditahan Polda Jateng

Secara data, Adhi memaparkan, Jawa Tengah bukanlah provinsi termiskin di Pulau Jawa.

Meskipun angka kemiskinan mencapai 11,25 persen, lebih tinggi dari angka nasional yang mencatat 9,71 persen.

"Masih ada yang dikatakan lebih miskin dari Jawa Tengah yakni Yogyakarta dengan 11,9 persen. Kemudian dilihat dari jumlah penduduk miskin, sebenarnya Jawa Barat dan Jawa Timur lebih tinggi dengan 4 jutaan penduduk miskin. Sementara Jateng 3,9 juta," kataanya.

Ia menyebut, indeks gini rasio (tingkat ketimpangan pendapatan atau pengeluaran) di Jawa Tengah cukup rendah, yakni 0,368.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved