OTT KPK di Bekasi
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Jadi Kepala Daerah Pertama di Tahun 2022 yang Terjerat OTT KPK
Wali Kota Bekasi, Jawa Barat, Rahmat Effendi, menjadi kepala daerah pertama di tahun 2022 yang terjerat OTT KPK.
Dikutip dari TribunBekasi, Rahmat Effendi sempat menghadiri sidang awal tahun DPRD Kota Bekasi, Rabu (5/1/2022), sebelum diamankan KPK.
Ia hadir bersama pejabat Pemerintah Kota Bekasi lainnya.
Baca juga: KPK: OTT Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Terkait Suap Proyek dan Lelang Jabatan
Baca juga: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Kena OTT KPK, Sejumlah Uang Diamankan, Politisi Golkar Tak Menyangka
Anggarkan Belanja Karangan Bunga Rp1,1 Miliar

Sebelum terjaring OTT KPK, Rahmat Effendi sempat membuat publik heboh karena menggelontorkan anggaran Rp1,1 miliar untuk belanja karangan bunga.
Dana tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemkot Bekasi Tahun 2022.
Berdasarkan data situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bekasi, tertulis item belanja dengan nama paket pengadaan karangan bunga dengan nomor tender 19841359.
Dalam rinciannya, item belanja pengadaan karangan bunga berada di Sekretariat Daerah Tahun Anggaran 2022 dengan nilai pagu paket Rp 1.139.790.000.
Tender paket pengadaan karangan bunga diikuti sebanyak 14 perusahaan.
Berdasarkan hasil evaluasi, CV Idea Kreasi Mandiri didapuk sebagai pemenang tender.
Perusahaan tersebut memilik harga penawaran sebesar Rp1.084.800.000 di bawah harga nilai pagu yang ditetapkan dalam APBD 2020 Kota Bekasi.
Terkait anggaran karangan bunga itu, Rahmat Effendi pun angkat suara.
Pria yang biasa disapa Pepen ini mengatakan karangan bunga yang dikirim Pemkot adalah bentuk perhatiannya sebagai kepala daerah.
Baca juga: Anggaran Karangan Bunga Rp 1,1 Miliar, Respons Ketua DPRD hingga OTT Wali Kota Bekasi
Baca juga: HARTA KEKAYAAN Rahmat Effendi, Wali Kota Bekasi yang Terjaring OTT KPK, Total Rp6,38 Miliar
Dia menjelaskan, hampir setiap hari menerima undangan dari warga, baik acara pernikaha, khitan, peresmian hingga berita duka meninggal dunia.
Sebagai kepala daerah, ia mengakui tak ingin mengecewakan warga yang sudah mengundangnya meski tidak mungkin undangan tersebut dihadiri satu per satu.
Karena itu, karangan bunga tersebut ia kirimkan atas namanya dan Pemkot Bekasi karena dinilai sebagai cara terbaik hubungan baiknya dengan warga tetap terjaga.